Suami Mutilasi Istri di Malang

Usai Habisi dan Mutilasi Ni Made Sutarini, James Akui Dihantui Sang Istri, Tak Bisa Tidur Tiap Malam

Tersangka pembunuhan dan mutilasi terhadap Ni Made Suratini, Hames Lodewyk Tomatala mengaku sering dihantui oleh sang istri.

|
Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Kolase @joshuanade
Ni Made Sutarini (55), ibu di Malang dibunuh dan dimutilasi oleh suaminya sendiri di dalam rumah 

TRIBUN-BALI.COM, MALANG - Tersangka pembunuhan dan mutilasi terhadap Ni Made Suratini, Hames Lodewyk Tomatala mengaku sering dihantui oleh sang istri.

Hal tersebut diutarakan oleh kuasa hukumnya Guntur Putra Abdi Wijaya.

Ia menyebut jika usai membunuh dan memutilasi sang istri, James tidak bisa tidur.

"Jadi, tersangka ini membunuh dan memutilasi pada Sabtu 30 Desember 2023 siang. Dan pada malam harinya, tersangka merasa dihantui sama korban," ujarnya dikutip Tribun-Bali.com dari TribunJatim.com pada Kamis 4 Januari 2024.

Kemuadian, Guntur menuturukan jika malam harinya, sang klien merasa istrinya mendatanginya.

Baca juga: Pengakuan Suami: Arwah Ni Made Sutarini Datangi Dirinya, Minta Tetangga Angkat Potongan Tubuh

"Bahkan di malam hari itu, tersangka tidak tidur sama sekali karena terus dibayang-bayangi," ujarnya kepada TribunJatim.com, Kamis (4/1/2024).

Karena dihantui korban itulah, yang membuat tersangka tidak tahan dan menyerahkan diri ke polisi.

"Semalam itu tersangka berpikir. Dan pada pagi esok harinya, minta tolong ke tetangga untuk mengangkat ember berisi potongan tubuh korban,"

"Tetangganya ini ketakutan dan lari. Setelah itu, tersangka menyerahkan diri ke polisi," pungkasnya.

Pengakuan Suami: Arwah Ni Made Sutarini Datangi Dirinya, Minta Tetangga Angkat Potongan Tubuh
Pengakuan Suami: Arwah Ni Made Sutarini Datangi Dirinya, Minta Tetangga Angkat Potongan Tubuh (Surya Malang)

Diketahui, aksi keji tersebut dilakukan James di kediamannya di Jalan Serayu, Nomor 6 RT 2 RW 4 Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang pada Sabtu 30 Desember 2023 siang.

Dengan memakai pisau besar (parang) dan pisau kecil, tersangka memutilasi jenazah korban menjadi 10 bagian. Lalu, potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam ember yang ada di halaman rumah.

Aksi keji itu terungkap setelah tersangka menyerahkan diri ke Polsek Blimbing pada Minggu (31/12/2023) sekitar pukul 08.45 WIB.

Polisi segera datang ke lokasi rumah tersangka dan melakukan olah TKP. Sedangkan jenazah korban, dievakuasi dan dibawa ke Kamar Jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Atas perbuatannya tersebut, tersangka James Loodewyk Tomatala dijerat dengan pasal berlapis.

Yaitu, Pasal 351 ayat (3) KUHP subsider Pasal 338 KUHP subsider Pasal 340 KUHP subsider Pasal 44 ayat (3) UU RI No 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.

Sempat Diperingati Keluarga

Keluarga Ni Made Sutarini (55) di Bali sempat larang korban pergi ke Malang untuk bertemu sang suami James Loodewyk Tomatala (61).

Kematian Ni Made Sutarini secara tragis membuat keluarga besarnya di Klungkung sang syok.

Diketahui perempuan yang berasal dari Banjar/Dusun Banda, Desa Takmung, Klungkung rencananyaakan pulang ke kampung halamannya, Rabu 3 Januari 2023 hari ini, untuk menghadiri upacara pengabenan sepupunya.

Baca juga: TRAGIS! Asmara Ni Made Sutarini dan James Tomatala, Benih Cinta di RS Berakhir Mutilasi

Namun belum sempat pulang ke Klungkung, Sutarini telah meninggal dunia dengan cara tragis.

Bendesa Banda, Made Wista, membenarkan Sutarini merupakan warganya.

"Dulu sebelum menikah memang warga Banda," ungkap Wista kepada Tribun-Bali.com pada Selasa 2 Januari 2023.

Wista juga mengatakan, Sutarini masih sering pulang ke kampung halamnya di Banjar Banda.

Bahkan rencananya hari ini Sutarini akan pulang kampung karena pada Jumat 5 Januari 2023 lusa akan digelar upacara pengabenan sepupunya yang meninggal dunia.

“Kebetulan sepupunya ada yang meninggal dan tanggal 5 mau diaben, katanya dia (Sutarini) mau pulang. Tapi tiba-tiba ada kabar dari Malang kalau dia (Sutarini) meninggal dunia dengan sadis (dimutilasi),” ungkapnya.

Hal itu pun dibenarkan sepupu Sutarini, Wayan Surata, saat ditemui di kediamannya di Banjar Banda, kemarin.

Suasana rumah Ni Made Sutarini di Banjar Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali pada Selasa 2 Januari 2024.
Suasana rumah Ni Made Sutarini di Banjar Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali pada Selasa 2 Januari 2024. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

"Rencana besok pulang ke Bali, karena ada upacara pengabenan adik saya. Tapi Tuhan bekehendak lain, belum sempat pulang ke Bali, dia (Sutarini) meninggal dunia," ungkap Surata dengan nada terbata-bata.

Sutarini dibunuh dan dimutilasi oleh suaminya di kediamannya Jalan Serayu, Nomor 6 RT 2 RW 4 Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, pada Sabtu 30 Desember 2023.

Dengan memakai pisau besar (parang) dan pisau kecil, tersangka memutilasi jenazah korban menjadi 10 bagian. Lalu potongan tubuh korban dimasukkan ke dalam ember.

Aksi itu terungkap setelah pelaku menyerahkan diri ke Polsek Blimbing pada Minggu (31/12) sekitar pukul 08.45 WIB.

Polisi segera datang ke lokasi rumah tersangka dan melakukan olah TKP. Sedangkan jenazah korban dievakuasi dan dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Sebelum pembunuhan tragis tersebut terjadi, kerabat di Surabaya sebenarnya sudah melarang Sutarini ke Malang. Kebetulan Sutarini merupakan ketua arisan di sebuah yayasan. Ia tidak pulang ke rumahnya di Malang, namun pergi ke yayasan.

Baca juga: James Pelaku Mutilasi Istri Dikenal Pemarah, Made Sutarini Kerap Dipukuli Hingga Disundut Rokok

"Saat ke Malang itulah, kebetulan Sutarini hendak beli nasi. Saat itu dilihat suaminya. Tangan Sutarini ditarik, lalu diajak pulang ke rumahnya. Terjadi percekcokan, dan terjadilah kejadian pembunuhan," jelas Surata.

Keluarga pertama kali mengetahui pembunuhan terhadap Sutarini dari anak laki-lakinya. Kebetulan saat itu anak laki-laki ditelepon oleh tetangga di Malang, dan memberi kabar jika Sutarini dibunuh suaminya.

"Keluarga di sini tentu syok, apalagi dikatakan dimutilasi dengan keji. Keluarga di Bali semua syok," ungkap Surata.

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved