Bali United
Gugah Semangat Penonton Bali United, Maria Margareta Hills Cairkan Suasana Stadion Dipta
Gugah Semangat Penonton Bali United, Maria Margareta Hills Cairkan Suasana Stadion Dipta
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
GIANYAR, TRIBUN-BALI.COM - Suara lantangnya menjadi penanda akan dimulainya pertandingan laga kandang klub Liga 1 Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Diiringi dengan pantun yang menjadi ciri khasnya, perempuan bernama lengkap Maria Margareta Hills ini mampu menggugah semangat suporter mendukung tim kebanggaan dan mencairkan suasana di stadion.
Sudah 3 musim sejak Liga 1 2021/2022 dengan sistem bubble di Bali, Maria Hills menjalani profesi sebagai announcer atau MC (Master of Ceremony) jalannya laga home Serdadu Tridatu, kala Back to Back juara Liga 1 untuk kedua kalinya.
Perempuan asal Surabaya ini pun menceritakan kisah perjalanan hidupnya hingga menjadi MC Bali United.
Dia mengatakan, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah gemar mendengarkan radio dan ingin menjadi seorang penyiar.
"Sebenarnya tidak kepikiran awalnya mau jadi MC. Dari SMP pengennya jadi penyiar, karena dulu suka mendengarkan radio, sampai akhirnya SMA jadi penyiar radio sekolah, dari situ mulai menekuni dan jadi sampai sekarang," kata wanita berparas cantik kelahiran 6 April 1993 itu, Sabtu 6 Januari 2024.
Berkat afirmasi positifnya, saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) mulai menekuni dunia penyiaran non profesional dengan menjadi penyiar radio sekolah.
Bakat public speaking, intonasi dan kematangan suaranya semakin terasah hingga akhirnya bekerja di dalam manajemen Bali United.
"Pernah di Bali United FC sebagai penyiar Bali United FM, script writer BUFM/BUFC, social media admin BUFM, host program Kick Off News Bali United TV, saya juga pernah kerja di Starbucks, sebagai barista dan supervisor," tutur Maria.
Baca juga: Soal Bali United Uji Coba saat Jeda Liga 1, Teco: Turnamen di Vietnam untuk Coba-coba Pemain
Perempuan yang menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi ini, selain menjadi MC Bali United, juga aktif sebagai voice over talent.
Menjadi MC sepak bola, menurut Maria banyak pengalaman positif yang dia dapatkan, namun tak terlepas dari tantangan-tantangan sebagai pemandu acara.
"Lebih banyak sukanya. Ada satu momen pernah salah menyebut gelar menteri karena miskomunikasi. Di akhir acara saya mendatangi beliau dan minta maaf secara langsung. Saat itu beliau justru senyum ramah dan bilang tidak apa-apa. Tantangannya memang harus memastikan pronunciation, khususnya nama-nama pemain asing aja. Biasanya kroscek ke official-nya," kata dia.
Berkecimpung di dunia sepak bola, Maria yang awalnya tidak banyak mendalami tentang sepak bola, kini menjadi banyak wawasan mengenai olah raga yang paling banyak digemari masyarakat dunia itu.
"Setelah berkecimpung di pekerjaan yang berhubungan dengan sepak bola jadi suka dan baca-baca info tentang bola. Jadi banyak tahu," ujarnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.