Seputar Bali
Viral Fenomena Lalat di Kintamani, Menparekraf Sandiaga: Segera Ditindak Lanjuti
Menanggapi serbuan lalat di Kintamani Bangli, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno meminta Dinas Pariwisata Provinsi Bali segera menindaklanjutinya
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ngurah Adi Kusuma
Kata dia, banyaknya lalat di Kintamani bukan hal baru.
Namun sejak penggunaan pupuk mentah berupa limbah kotoran, populasinya semakin meningkat.
Baca juga: Pantai Tenang di Tengah Kota Denpasar, Menyusuri Pantai Bangsal Sanur - Segara Ayu dengan Jogging
"Jadi pupuk juga sedikit menyumbang. Disamping juga kondisi alam dan lingkungan," kata dia Minggu (7/1/2024).
Politisi asal Desa Songan Kintamani ini jika tak menampik, banyaknya populasi lalat di Kintamani sangat-sangat mengganggu bagi pariwisata di Kintamani.
Walaupun diakui hingga kini belum ada penelitian lalat di Kintamani yang hinggap di makanan ataupun minuman akan menyebabkan penyakit.
"Lalat yang ada di Kintamani ini bukan lalat bangkai, melainkan hanya lalat biasa. Cuma memang menyebabkan tamu komplain,”
“Berbagai daya dan upaya sudah dilakukan pihak restoran, seperti menyalakan lilin. Tapi akan tetapi hasilnya nihil," katanya.
Lanjut Jero Tindih, meningkatnya populasi lalat merupakan fenomena alam.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.