Pria Tewas di Sempidi Badung

Keterbatasan Ekonomi Keluarga Korban Pengeroyokan di Sempidi, Jenazah Adhi Dipulangkan Naik Pikap

Polres Badung belum mendapat titik terang terkait kasus pengeroyokan dan pembacokan yang menyebabkan tewasnya Adhi Putra

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Keterbatasan Ekonomi Keluarga Korban Pengeroyokan di Sempidi, Jenazah Adhi Dipulangkan Naik Pikap 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Jenazah Adhi Putra Krismawan (23) korban pengeroyokan di wilayah Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung telah disemayamkan di rumah duka, di Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Rabu 17 Januari 2024.

Jenazahnya tiba, Selasa 16 Januari 2024, sekitar pukul 23.00 Wita.

Mirisnya pihak keluarga memulangkan jenazah korban dari RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah (Sanglah) Denpasar ke Buleleng dengan menggunakan mobil pikap.

Hal ini terpaksa dilakukan keluarga lantaran keterbatasan ekonomi.

Baca juga: MOHON BANTUAN Semeton Bali, Keluarga Korban Pembacokan di Sempidi Butuh Biaya Penguburan

Made Suki Arsawan (55), ayah korban, mengatakan, jenazah almarhum Adhi dipulangkan dengan menggunakan mobil pikap milik salah satu anaknya.

Beruntung selama di perjalanan pulang, kata Suki, cuaca sangat mendukung sehingga mereka tidak diguyur hujan.

"Mobil pikap itu milik anak saya. Kami sih tidak sempat bertanya kepada pihak rumah sakit berapa biaya sewa ambulansnya, karena sudah pasti besar biayanya. Karena keterbatasan ekonomi jadi jenazah kami bawa pulang pakai pikap saja. Selama perjalanan tidak ada hujan. Mungkin ini pertolongan Tuhan," kata pria yang kesehariannya bekerja sebagai buruh lepas ini saat ditemui Tribun Bali di rumah duka, Rabu 17 Januari 2024.

Suki menyebutkan, dari hasil autopsi, anak ke empat dari enam bersaudara ini mengalami sejumlah luka.

Seperti luka tusuk pada bagian dada kanan hingga tembus ke jantung, serta luka lebam pada bagian leher.

Melihat sang anak tewas dengan kondisi mengenaskan, Suki berharap polisi bisa segera menangkap para pelaku.

Ia juga meminta agar pelaku dapat dijerat dengan hukuman seberat-beratnya.

"Kami harap kasusnya diusut setuntas-tuntasnya dan seadil-adilnya. Hukuman yang diberikan kepada para pelaku harus setimpal, biar kasus seperti ini tidak lagi terjadi di Bali," harapnya.

Rencananya jenazah Adhi akan dimakamkan di Taman Makam Umat Kristiani wilayah Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng, Sabtu 20 Januari 2024 siang.

"Untuk biaya pemakaman, kami hanya bisa berharap ada bantuan dari teman-teman. Untuk peti sudah ada yang bantu," ungkapnya lirih.

Tewasnya Adhi secara mengenaskan akibat dikeroyok sejumlah pemuda menyisakan luka mendalam bagi keluarga besarnya.

Pasalnya akibat kejadian ini, anak almarhum yang saat ini masih berusia 3,5 tahun kini menjadi anak yatim.

Made Suki mengatakan, Adhi bersama istrinya telah lama bercerai, atau sejak anak semata wayangnya itu masih bayi.

Sejak bercerai, sang anak tinggal di Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Kampung Baru.

"Dari kecil anaknya itu kami yang merawat. Ibunya sudah pergi sejak cerai. Kasihan anaknya sekarang sudah tidak punya orangtua," ungkap Suki.

Terlebih yang membuat keluarga semakin terpukul, Adhi memutuskan pergi ke Bali selatan sejak 27 Desember 2023 untuk mencari pekerjaan, agar dapat membiayai sekolah sang anak. Namun kini Adhi telah tiada.

Suki berharap ada uluran tangan para dermawan untuk dapat membantu biaya sekolah anak almarhum Adhi.

Mengingat perekonomian Suki juga terbatas. Ia hanya lah seorang buruh harian lepas.

Bahkan menurut Lurah Kampung Baru Made Pasek Mudhana, Suki tergolong kurang mampu sehingga masuk dalam data penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

"Kami berharap anak almarhum ada yang bantu agar bisa sekolah. Untuk biaya pemakaman juga kami hanya bisa menunggu bantuan dari kerabat-kerabat," kata Suki lirih.

Pegiat sosial, Ary Ulangun menyebutkan, pihaknya akan membantu keluarga almarhum Adhi dengan membuka donasi melalui Komunitas 10 Ribu Untuk Mimpi.

Donasi yang dibuka akan diserahkan kepada keluarga almarhum, baik untuk membantu biaya pemakaman, kebutuhan pangan, hingga biaya sekolah anak almarhum.

"Kebetulan salah satu keluarga almarhum menghubungi saya, agar anak almarhum bisa dibantu. Kami datang ke rumah duka untuk jenguk agar tahu kebutuhannya apa saja. Nanti akan kami komunikasikan dengan teman-teman di komunitas," jelasnya saat ditemui di rumah duka almarhum Adhi.

Polisi Cek CCTV

Aparat Polres Badung belum mendapat titik terang terkait kasus pengeroyokan dan pembacokan yang menyebabkan tewasnya Adhi Putra. Bahkan dari hasil pengamatan Tribun Bali di lokasi, Rabu 17 Januari 2024, ternyata korban ditemukan jauh dari TKP pengeroyokan yang dilakukan.

Terlihat pada video yang beredar Adhi Putra Krismawan dihajar dekat dengan tikungan, dengan posisi motornya dekat dengan tiang listrik.

Namun seusai kejadian mayat korban ditemukan di depan Koperasi Konsumen Sedana Giri Ayung, Jalan Raya Sempidi-Dalung, Banjar Uma Gunung, Kelurahan Sempidi, Mengwi, Badung.

Namun mengenai kasus tersebut polisi tampaknya sudah mengecek CCTV di lokasi, termasuk juga CCTV di traffic light Simpang Kwanji Dalung, mengingat sekelompok pelaku yang mengendarai kendaraan roda dua pergi ke arah barat.

Salah satu staf di Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Badung mengaku ada beberapa polisi yang mengecek CCTV.

Hanya saja pihaknya tidak mengetahui CCTV yang mana dicek.

"Ada aparat kepolisian mengecek CCTV kita. Apa terkait kasus di Sempidi atau di Cemagi kami kurang tahu," ucap salah satu staf yang tidak mau disebutkan namanya.

Pihaknya mengaku saat ini CCTV di simpang jalan atau traffic light yang ada di Badung tidak ada masalah.

Namun pihaknya tidak mengetahui apakah nomor polisi motor masih bisa tertangkap kamera jika motornya ngebut.

"Yang jelas kondisi CCTV kami di kominfo tidak ada masalah," imbuhnya.

Kasi Humas Polres Badung, Iptu Ketut Sudana mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Menurutnya, jenazah korban akan diautopsi.

"Masih menunggu hasil autopsi. Kemarin Bapak Kasat mengirimkan permohonan permintaan autopsi ke RS Prof Ngoerah, termasuk persetujuan orangtuanya," ucap Sudana.

Pihaknya berharap ada titik terang dalam mengungkap kasus tersebut. Sehingga nanti cepat bisa diamankan.

"Jadi kami masih menunggu perkembangan kasusnya juga. Tolong bersabar," katanya.

Kasat Reskrim Polres Badung AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura mengakui korban dikeroyok.

Bahkan disinggung mengenai video yang beredar juga dibenarkan saat korban dikeroyok oleh sejumlah pemuda.

"Iya betul videonya itu saat kejadian," ujarnya singkat.

Jenazah Adhi telah diautopsi di RSUP Prof Ngoerah. Dokter Ida Bagus Putu Alit DMF SpF selaku dokter forensik yang menangani jenazah korban membeberkan kronologi jenazah hingga tiba di RSUP Prof Ngoerah.

“Yang dapat kita informasikan bahwa korban dengan inisial AP kita terima di kamar jenazah RSUP Prof Ngoerah pada 16 Januari 2024 pukul 02.20 dini hari. Kemudian pada saat itu kami lakukan pemeriksaan luar,” ucap dr Alit, Rabu 17 Januari 2024.

Dia mengatakan, dari hasil pemeriksaan luar tersebut dr Alit memperkirakan, waktu kematian korban kurang dari 8 jam sebelum diperiksa.

Selain itu ia juga menemukan memang ada beberapa luka pada tubuh korban akibat kekerasan-kekerasan tumpul dan juga ada 1 luka terbuka pada dada kanan.

“Kemudian di tanggal yang sama 16 Januari 2024 jam 17.00 sore ada permintaan dari kepolisian untuk autopsi. Dan kita melakukan autopsi dan menemukan bahwa sebab kematian korban ini adalah luka tusuk pada dada kanan yang mengenai jantung dengan senjata tajam,” imbuhnya.

Jenazah korban sudah dibawa oleh keluarga ke kampung halaman, Selasa 16 Januari 2024. (rtu/gus/sar)

Aparat kepolisian Polres Badung saat melakukan evakuasi mayat yang merupakan korban pengeroyokan di Sempidi Badung pada Selasa 16 Januari 2024 pagi. Inset: Ibu korban pengeroyokan menangis menunjukkan foto anaknya semasa hidup di rumah duka di Buleleng, Senin 16 Januari 2024.
Aparat kepolisian Polres Badung saat melakukan evakuasi mayat yang merupakan korban pengeroyokan di Sempidi Badung pada Selasa 16 Januari 2024 pagi. Inset: Ibu korban pengeroyokan menangis menunjukkan foto anaknya semasa hidup di rumah duka di Buleleng, Senin 16 Januari 2024. (Istimewa/Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani)

Pj Gubernur Bali: Sudah Ditangani Polisi

DALAM rentang waktu beberapa hari belakangan aksi kejahatan berupa pengeroyokan terjadi Bali.

Berawal dari kasus seorang pemuda yang dikeroyok 12 orang sehingga berujung kematian di Sempidi, Dalung, Selasa 16 Januari 2024 tengah malam.

Keesokan harinya pengeroyokan terjadi di Jalan Gunung Soputan, dan terjadi keributan di Desa Cemagi, Badung, Rabu 17 Januari 2024.

Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menyatakan peristiwa yang terjadi telah ditangani aparat.

"Peristiwa tersebut sudah ditangani oleh aparat penegak hukum," kata Pj Gubernur Bali, Rabu 17 Januari 2024.

Disinggung mengenai imbauan untuk kepolisian, Sang Mahendra yang juga purnawirawan polisi ini mengatakan, pengamanan sejauh ini sudah baik.

Seperti di tiap desa dan kelurahan ada Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang bekerjasama dengan aparat desa.

“Serta warga masyarakat setempat menjaga keamanan wilayahnya," imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan, pelaku pengeroyokan, baik kasus di Jalan Raya Sempidi, Badung maupun di Jalan Gunung Soputan Denpasar, Bali, sama-sama masih buron.

Kasus-kasus ini menjadi atensi langsung Kapolda Bali Irjen Pol Ida Bagus Kd Putra Narendra agar benar-benar dituntaskan karena sudah meresahkan hingga menimbulkan korban jiwa.

Polda Bali pun mengerahkan jajaran Ditreskrimum yang memback-up Polres Badung dalam proses penyelidikan pelaku yang saat ini tengah dilakukan mulai dari mengecek CCTV (Closed Circuit Television) hingga menggali keterangan saksi-saksi di lokasi.

"Kasus ini atensi langsung dari Kapolda, selain meresahkan juga telah menimbulkan korban jiwa. Kami sudah melakukan pengejaran. Polres Badung di-backup oleh Reskrimum melakukan penyelidikan, antara lain kita cek CCTV dari seputaran lokasi untuk bisa dapatkan identitas maupun lainnya. Saat ini lagi didalami, termasuk rekaman video viral dan keterangan saksi," ujar Kombes Pol Jansen di Polda Bali, Rabu 17 Januari 2024.

Saat ini informasi yang didapati dari penyelidikan polisi dalam kasus pengeroyokan yang mengakibatkan tewasnya Adhi Putra Krismawan (23) asal Buleleng adalah pelaku merupakan gerombolan anak muda menggunakan 7 unit sepeda motor berjumlah sekitar 12 orang menggunakan pakaian serba hitam.

"Kasus ini sudah dilaporkan. Saksi tidak melihat ciri pelaku secara jelas, dan motifnya juga masih didalami," jelasnya.

Sedangkan dalam kasus pengeroyokan di Jalan Gunung Soputan Denpasar, terjadi karena pelaku menggunakan 5 unit motor berjumlah sekitar 10 orang dengan sengaja menggeber motor dan mengacungkan jari tengah, lalu memukul korban dengan kayu, terdapat 3 korban dalam kasus pengeroyokan yang juga belum jelas motifnya ini.

"Polresta Denpasar sudah meminta keterangan 3 korban. Ciri ciri pelaku sudah dikantongi dan diatensi bersama Polda Bali untuk dilanjutkan proses hukum lebih lanjut. Kami memeriksa TKP, CCTV, saksi dan bukti lain. Ciri-ciri pelaku yang sudah didapat dari saksi pelaku menggunakan 3 motor Vixion warna hijau, kuning dan hitam. Semua berboncengan dan semua datang arah timur," tuturnya.

Dari dua kasus tersebut yang baru dapat disimpulkan adalah waktu kedua persitiwa terjadi yakni pukul 00.30 Wita dan 02.30 Wita, yang artinya jam tersebut menjadi jam-jam rawan.

Untuk itu Polda Bali meningkatkan patroli pengawasan untuk menjaga kondusivitas.

Sementara itu, mengenai adanya dua kasus pengeroyokan ini menjadi bibit munculnya semacam aksi Klitih di Yogyakarta, yang mana pelaku yang mayoritas berusia remaja dengan asal melukai korban tanpa ada sebab, yang hanya ingin berbuat rusuh untuk eksistensi, Kabid Humas belum mendapati indikasi adanya hal itu.

"Sejauh ini masih dilakukan pendalaman penyelidikan dari Polresta Denpasar dan Polres Badung. Klitih kita belum melihat ada hubungannya dengan kedua peristiwa tersebut. Dugaan peristiwa aksi ini direncanakan atau pengaruh medsos sedang didalami motifnya," ujar dia.

Kombes Jansen menyatakan sangat prihatin dan menyesalkan peristiwa tersebut terjadi.

Dia juga ingin mengajak peran serta partisipasi masyarakat bersama-sama melakukan pencegahan.

"Kami turut prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Kami akan melakukan kegiatan patroli, khususnya pada jam-jam malam hari waktu anak anak muda kumpul kita laksanakan kegiatan patroli blue light patrol. Yang pasti pelaku ditindak tegas. Perlu peran masyarakat, serta jangan terprovokasi. Percayakan proses ini diungkap segera Polda Bali," kata Kombes Jansen.

Mengenai ancaman hukuman terhadap pelaku kasus di Sempidi, Kabid Humas menjelaskan, pengeroyokan merupakan tindakan yang melanggar pasal 170 KUHP yang menyebutkan semua orang yang dengan nyata serta melakukan kejahatan bersama dengan kekerasan kepada orang/barang, maka akan dihukum maksimal 5 tahun 6 bulan dan hukuman penjara maksimal 12 tahun, apabila kekerasan mengakibatkan meninggal dunia.

Sedangkan untuk penganiayaan berat seperti kasus di Jalan Gunung Soputan diatur dalam Pasal 354 KUHP yaitu barang siapa sengaja melukai berat orang lain, diancam karena melakukan penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama 8 tahun.

Jika perbuatan tersebut mengakibatkan kematian, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama 10 tahun. (sar/ian)

Sosiolog Unud: Sosialisasi Tidak Sempurna

SOSIOLOG Universitas Udayana (Unud) Bali, Wahyu Budi Nugroho menilai perilaku kekerasan yang dilakukan anak muda disebabkan oleh sosialisasi yang tidak sempurna.

Hal ini menjadi cerminan adanya kasus-kasus pengeroyokan yang diduga dilakukan sekelompok anak muda terjadi di Badung dan Denpasar, Bali secara berturut-turut bahkan hingga menyebabkan nyawa korbannya melayang.

Hingga saat ini pelaku masih diburu polisi dan belum diketahui motif sesungguhnya para pelaku yang memiliki karakter cenderung bergerombol tersebut, baik dalam kasus di Jalan Raya Sempidi, Badung maupun di Jalan Gunung Soputan Denpasar.

Kasus pengeroyokan ini mendapat atensi langsung dari pucuk pimpinan Polda Bali yang menginstruksikan jajaran memberangus aksi-aksi kekerasan tersebut.

Namun, yang perlu diperhatikan bukan hanya tindakan represif, penangkapan atau pengungkapan dari aparat, melainkan bagaimana bersama-sama masyarakat mencegah munculnya tindakan-tindakan serupa diawali dengan pendidikan sosialisasi sempurna sejak dini.

"Melihat kasus ini, bisa disebabkan oleh sosialisasi yang tidak sempurna. Sosialisasi itu kan proses individu belajar seumur hidup untuk menyesuaikan diri dengan nilai norma dan budaya masyarakat sekitar," ujar Wahyu melalui sambungan telepon, Rabu 17 Januari 2024.

Wahyu menjelaskan, sosialisasi yang tidak sempurna terjadi karena agen-agen sosialisasi yang tidak klop, tidak sesuai atau tidak nyambung, misalnya di keluarga atau di sekolah.

"Anak-anak dididik untuk tidak berkelahi menggunakan kekerasan. Ketika melihat media sosial di situ ada kekerasan. Pergaulan sehari-hari di situ ada kekerasan, sehingga sosialisasi jadi tidak sempurna," ujarnya.

Selain itu, Wahyu menyebutkan, anak muda lebih menjadikan teman grup atau teman pergaulan sebagai acuan.

"Anak muda juga punya karakter agresif kemudian butuh pengakuan, punya motivasi untuk berkumpul atau tingkat kolektivitas cenderung tinggi untuk penerimaan sosial," tuturnya.

Penulis buku Sosiologi Kehidupan Sehari-hari (2021) ini mengatakan, peran keluarga dan sekolah sangat berperan penting dalam pembentukan karakter anak dengan menggencarkan kegiatan atau aktivitas-aktivitas positif.

"Yang paling bisa berperan adalah keluarga dan sekolah. Keluarga agen sosialisasi pertama anak. Sekolah juga harusnya bisa berperan lebih. Kalau keluarga bisa seperti pengawasan, sekolah bisa dengan menggencarkan sosialisasi aktivitas positif untuk anak muda," katanya. (ian)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved