Pilpres 2024
Soroti Kematangan Emosi Gibran saat Debat, TPN Ungkit Putusan MK soal Usia Capres Cawapres
Debat Pilpres 2024 yang berlangsung Minggu, 21 Januari 2024 malam mendapat sejumlah sorotan. Terutama soal penampilan debat Calon Wakil Presiden (Caw
TRIBUN-BALI.COM – Soroti Kematangan Emosi Gibran saat Debat, TPN Ungkit Putusan MK soal Usia Capres Cawapres
Debat Pilpres 2024 yang berlangsung Minggu, 21 Januari 2024 malam mendapat sejumlah sorotan.
Terutama soal penampilan debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka yang dinilai kurang matang secara emosi.
Hal itu diutarakan oleh Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud yang juga Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Penampilan ketiga kontestan debat semalam, tak luput dari komentarnya.
Dia mengatakan Cawapres nomor urut 3 Prof Mahfud dan dan Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjaga marwah debat dengan menunjukkan keseriusan dalam bertanya, menjawab dan menjaga sikap.
"Dulu usia 40 tahun untuk Capres dan Cawapres diputuskan dengan mempertimbangkan kematangan emosi calon pemimpin nasional. Namun, keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengubah hal itu," ujar Hasto, Senin (22/1/2024).
Dia mengatakan yang terlihat dalam debat Cawapres tadi malam adalah Cawapres Gibran kurang etika, gesture yang kurang pas dan berupaya memancing emosi.
Baca juga: Sorotan Klaim Gibran Soal Food Estate Gunung Mas Dinilai Berhasil dan Respon Satir Mahfud MD
"Kita sayangkan kekhimatan dan keseriusan debat yang harusnya untuk menjelaskan visi misi dan gagasan besar malah dijadikan ajang gimmick sekedar menjatuhkan atau merendahkan calon lain," ujar dia.
Menurut dia debat tidak hanya soal singkatan atau gimmick tapi juga substansi, apalagi mengabaikan aturan main.
“Mas Gibran seperti ada persoalan pribadi dengan Tom Lembong. Itu kurang etis," ujar Hasto sekaligus menyayangkan bagaimana Gibran sepertinya lebih membela korporasi Nikel daripada membela kepentingan rakyat.
“21 korban rakyat yang meninggal akibat ledakan furnace di industri Nikel sama sekali tidak mendapat perhatian dari Mas Gibran," kata Hasto.
Kata dia publik akhirnya bereaksi negatif dan munculnya peristiwa ketika di Amerika, Presiden Jokowi malah meminta Tom Lembong untuk membantu Pak Jokowi di dalam menjawab pertanyaan.
Hal yang menarik, lanjut dia, Prof. Mahfud dengan pengalaman yang luas tidak terpancing atas berbagai upaya Gibran.
"Prof. Mahfud menunjukkan ketegasannya bahkan tidak mau menjawab pertanyaan," katanya.
Baca juga: Gibran Soal Penampilannya yang Dianggap Menyerang di Debat Cawapres: Saya Kembalikan ke Pemirsa
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.