Berita Bali
Kenaikan Harga Beras Sebabkan Dagang Nasi Jinggo di Bali Ini Turun Omset
dampak harga beras naik, Ketut Sariani mengaku penjualan nasi jinggo akhir-akhir ini menurun
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kenaikan harga beras memberikan dampak kepada pedagang makanan, salah satunya nasi jinggo.
Saat ditemui Tribun Bali pada Senin 29 Januari 2024, Ketut Sariani mengatakan harga per bungkus naji jinggo dibanderol Rp 10 ribu.
“Ya apa-apa naik sekarang, gak hanya beras. Tapi lauk pauk juga, jadi dulu dijual Rp 5 ribu per bungkus sekarang jadi Rp 10 ribu,” ujarnya.
Naiknya harga dagangan nasi jinggonya ini dikatakan sudah hampir satu bulan yang lalu.
Baca juga: Harga Beras Naik, Pedagang Nasi Goreng Kaki Lima di Denpasar Ini Naikan Harga Jual
Ia menambahkan bahwasannya harga beras eceran mengalami kenaikan seribu per harinya.
“Jadi selama 1 minggu pertama itu naik 1-2 ribu, sampai-sampai sekarang naik 5 ribu per kilonya,” tambah Sariani.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Biro Pers Sekretariat Presiden menuturkan bahwa harga beras di seluruh negara mengalami kenaikan akibat adanya perubahan iklim dan fenomena El Nino.
Namun, dia mengungkapkan kenaikan harga beras di Indonesia tidak sedrastis negara lainnya.
Ketut Sariani mengaku penjualan nasi jinggo akhir-akhir ini menurun, karena dirasanya nasi jinggo ini adalah nasi campur Bali yang harganya terjangkau bagi masyarakat.
“Kita juga menerima pesanan dan jualan langsung, ya menurun sekitar 20 persen an ya, jadi biasanya jual 100 bungkus, ini yang terjual cuma 70-80 bungkus saja,” tuturnya.
Adapun varian nasi jinggo yang dijual terdiri dari nasi campur, nasi babi kecap, dan nasi ayam yang dijual dari harga Rp 10-15 ribu per bungkus.(*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.