Berita Bangli

Dispora Bangli Bentuk Tim Anti Bullying di Sekolah

Selain sosialisasi melalui pihak sekolah, Disdikpora juga bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Gabungan Organisasi Wanita (GOW)

istimewa
Potret siswa di Kabupaten Bangli, Bali. Dispora Bangli bentuk tim anti bullying di sekolah 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Bangli gencar melakukan sosialisasi untuk mencegah tindakan bullying di sekolah. Kepala Disdikpora Bangli, I Komang Pariartha, menyatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim penanganan dan pencegahan kekerasan di sekolah.

"Kami memberikan perhatian khusus untuk mencegah tindakan bullying di sekolah. Jadi setiap pertemuan dengan pihak sekolah kami selalu tekankan bahaya bullying ini," ujar Pariartha, Senin 3 November 2025.

Selain sosialisasi melalui pihak sekolah, Disdikpora juga bekerja sama dengan pihak terkait, seperti Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Bangli dan kepolisian.

Baca juga: Yulia Was-was Saat Hujan, Masih Trauma Banjir Bandang di Denpasar 10 September Lalu

Pariartha menambahkan bahwa pihaknya menekankan pentingnya pendidikan karakter, olah pikir, olah rasa, dan olah hati untuk mencegah tindakan bullying. "Kita menekan ke sekolah melakukan pendidikan karakter melalui kepramukaan.

Seperti kemarin kita memberikan pelatihan Kemahiran dasar kepramukaan, ini tentunya bisa menularkan ke sekolah-sekolah," katanya.

Baca juga: Saat Mabuk, Pelaku Mengendap-endap Masuk Bedeng di Mengwi Badung lalu Gondol 2 HP

Meskipun demikian, Pariartha mengakui bahwa masih ada praktik bullying kecil di sekolah yang perlu ditangani serius oleh kepala sekolah. "Kalau tidak serius kita tangani tentu akan menjadi hal yang mengkhawatirkan. Akan berbahaya bila kita tidak melakukan pendekatan tertentu," bebernya.


Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Tiga, I Ketut Merta, menyatakan bahwa sekolahnya telah membentuk tim penanganan kekerasan yang efektif dalam mencegah bullying. "Tim ini pagi-pagi bergerak, setelah melakukan Tri Sandya, berikan pengarahan dan per kelas juga dilakukan pengarahan guna mencegah bullying," akunya.


Pasca terbentuknya tim, Merta mengatakan bahwa rasa kekeluargaan di kalangan anak-anak tumbuh dengan baik. "Sebelum tim terbentuk, sempat ada anak yang tidak berani sekolah lantaran adanya masalah dengan temannya. Setelah tim terbentuk, masalah ini sudah bisa ditangani, dan anak tersebut mau kembali ke sekolah," ucap Merta. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved