Banjir di Bali
Yulia Was-was Saat Hujan, Masih Trauma Banjir Bandang di Denpasar 10 September Lalu
Musim penghujan segera tiba di Bali termasuk Denpasar. Warga yang tinggal dekat dengan aliran Tukad Badung pun was was
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Musim penghujan segera tiba di Bali termasuk Denpasar.
Warga yang tinggal dekat dengan aliran Tukad Badung pun was-was.
Mereka masih trauma dengan banjir bandang pada 10 September 2025 lalu.
Hal itu pun dialami oleh Putu Yulia Sara Dewi yang tinggal di kawasan Jalan Pulau Yapen, Denpasar.
Baca juga: Pedagang Pasar Kumbasari Mulai Berjualan Pasca Banjir, Pemkot Denpasar Gelar Pecaruan Panca Kelud
Kejadian banjir bandang September lalu membuat dirinya trauma hingga saat ini.
Saat mendung dan hujan turun, rasa was-was pun menghantui.
"Kalau sudah mendung, gemuruh kami mulai ketakutan. Trauma banjir lalu masih ada," kata Yulia Sara, Senin, 3 November 2025.
Terlebih ia yang memiliki balita kebingungan jika banjir datang akan mengungsi kemana lagi.
Kerugian akibat banjir lalu pun masih ia rasakan dampaknya hingga kini.
Baca juga: TARGET Perbaikan Trotoar & Drainase di 2026, Pemkot Denpasar Fokus Normalisasi karena Ancaman Banjir
"Mobil saya yang hanyut saat banjir lalu juga belum selesai diperbaiki. Dan itu biayanya sampai puluhan juta," katanya.
Ia yang tinggal dekat sungai pun saat ini hanya bisa berdoa berharap banjir tidak datang lagi.
Dan pasca banjir di lingkungannya, masih belum tertangani dengan maksimal.
Jalan pinggiran yang jebol belum diperbaiki dan sungai pun belum dilakukan pengerukan.
Hal yang sama juga dirasakan I Ketut Sadriana yang terdampak banjir 10 September lalu.
Baca juga: BANJIR KRITIKAN! Ternyata Pihak ini yang Beri Izin Bangun Lift di Pantai Kelingking Nusa Penida
Ketika itu, seisi kamar kosnya semua terendam oleh banjir akibat Tukad Badung meluap.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.