Petani Tersambar Petir di Jembrana

Korban Tersambar Petir di Jembrana Tak Ditanggung BPJS, Dua Pasien Luka Berat Kondisinya Membaik

Pasien korban tersambar petir yang masih dirawat di RSU Negara tak ditanggung BPJS Kesehatan

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Tribun Bali/ I Made Prasetia
Kondisi salah satu pasien luka berat akibat peristiwa tersambar petir di Ruang Dahlia, RSU Negara, Jembrana, Senin 29 Januari 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA – Pasien korban tersambar petir yang masih dirawat di RSU Negara ternyata harus menelan pil pahit.

Sebab mereka dinilai mengalami musibah saat sedang bekerja alias kecelakaan kerja sehingga tak ditanggung BPJS Kesehatan sehingga terancam melakukan pembayaran mandiri alias umum. Di sisi lain, mereka tak tercover juga oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Hingga saat ini, pihak RSU Negara sedang berupaya agar pasien memperoleh solusi atas kondisi saat ini.

"Ada info dari BPJS bahwa tak bisa ditanggung, sedangkan mereka tidak memiliki BPJS Ketenagakerjaan. Ya mereka jadinya umum (bayar mandiri) jika tidak ada penjamin (BPJS)," ungkap Direktur RSU Negara, dr Ni Putu Eka Indrawati, Senin (29/1).

Dia melanjutkan, dengan kondisi saat ini pihaknya sedang berupaya untuk berkoordinasi lintas instansi dengan harapan ada solusi. Baik kepada BPBD Jembrana maupun Dinas Sosial.

Sementara itu, dua orang korban tersambar petir dengan kondisi luka berat masih dirawat di RSU Negara, Jembrana, Senin (29/1). Kondisinya sudah mulai membaik dan rencananya boleh pulang, Selasa (30/1).

Baca juga: Korban Tersambar Petir di Jembrana Tak Ditanggung BPJS Kesehatan, RSU Negara Upayakan Cari Solusi

Menurut informasi dari dokter yang menangani, kondisi ketiga pasien kategori luka berat mengalami syok neurogenik, tensi menurun, keluhan lainnya berupa kesemutan pada badan, namun kondisi jantungnya baik.

Salah satu pasien korban luka berat akibat tersambar petir tampak sudah mulai membaik. Bahkan, ia sudah bisa melambaikan tangan memberikan isyarat dirinya segera bisa beraktivitas normal. "Sudah sehat pak," katanya sambil melambai tangan.

Dokter yang menangani, dr I Made Sukarya mengatakan, secara umum kondisi dua pasien yang masih dirawat sudah mulai membaik. Dengan demikian dua pasien itu boleh rawat jalan alias boleh dipulangkan.

"Saat ini pasien sudah beraktivitas normal. Keluhan kesemutan dan nyeri sudah sangat minim. Sehingga besok (hari ini, Red) sudah bisa kita pulangkan," ungkapnya.

Disinggung mengenai satu pasien yang dirujuk ke RSU Tabanan, dr Sukarya menyebutkan saat diterima kondisinya mengalami cedera kepala sedang serta ada luka robek pada kepalanya.

Korban kemudian dirujuk karena di RSU Negara belum memiliki fasilitas yang memadai untuk kondisi tersebut.

Sebuah gubuk di tengah sawah kawasan Subak Kawis, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana yang jadi TKP 12 orang petani semangka tersambar petir, Minggu 28 Januari 2024.
Sebuah gubuk di tengah sawah kawasan Subak Kawis, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana yang jadi TKP 12 orang petani semangka tersambar petir, Minggu 28 Januari 2024. (Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan)

Keluarga Ni Wayan Suriati (58) korban meninggal dunia musibah tersambar petir diusulkan mendapat bantuan santunan kematian lewat BTT oleh Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

Terlebih lagi, sejak ditinggal Ni Wayan Suriati, kedua anaknya menjadi yatim piatu.

Sehingga pihak pemerintah berencana bakal mengusulkan keluarga tersebut masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS).

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved