Berita Bali
Nyepi Beririsan dengan Awal Ramadan, MUI dan PHDI Bali Sepakat Jalankan Seruan Bersama
Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tanggal 24 Oktober 2023 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 tanggal 24 Oktober 2023 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2024.
Surat edaran tersebut terkait dengan Seruan Bersama tentang Pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946 yang jatuh, Senin (11/3) mendatang.
Baca juga: Hari Raya Nyepi 2024 Bersamaan dengan Awal Ramadhan 1445 H, Ini Seruan dari Pemprov Bali
Dalam surat edaran tersebut Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra menyampaikan beberapa poin saat Hari Nyepi berlangsung di Bali, di antaranya umat Hindu melaksanakan rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946 yang meliputi Malis, Pangerupukan, Sipeng (Catur Bratha Panyepian) dan Ngembak Geni dengan khidmat dan khusyuk.
Penyedia jasa transportasi (darat, laut dan udara) tidak diperkenankan beroperasi selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, Senin (11/3) pukul 06.00 Wita sampai Selasa (12/3) pukul 06.00 Wita.
Baca juga: BREAKING NEWS: Surat Edaran Nyepi 2024 Terbit, Bersamaan Dengan Awal Ramadhan
Demikian juga lembaga penyiaran radio dan lembaga penyiaran televisi tidak diperkenankan bersiaran saat itu.
Termasuk penyedia (provider) jasa seluler untuk mematikan data seluler dan seluruh penyedia jasa televisi untuk tidak mendistribusikan siaran, di saat bersamaan.
Masyarakat tidak diperkenankan bepergian/keluar rumah, menyalakan petasan/mercon, pengeras suara, bunyi-bunyian, lampu penerangan serta sejenisnya yang sifatnya mengganggu kesucian Hari Suci Nyepi dan membahayakan ketertiban umum, kecuali untuk kepentingan umum dan kedaruratan yang nantinya akan diatur oleh lembaga/instansi terkait. Penyedia jasa akomodasi, jasa hiburan dan tempat wisata di Bali tidak boleh mempromosikan usahanya dengan branding Hari Suci Nyepi.
Baca juga: Nyepi 2024 Diperkirakan Berbarengan dengan Awal Ramadhan 1445 H, MUI Bali Akan Lakukan Sosialisasi
Karena Hari Suci Nyepi diperkirakan bersamaan dengan awal Ramadan 1445 Hijriyah, maka umat Islam diimbau melaksanakan salat tarawih di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah masing-masing dan tidak menggunakan pengeras suara serta dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas. Umat lain melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.
Prajuru Desa Adat menugaskan Pacalang dalam mengamankan rangkaian Hari Suci Nyepi di wilayahnya masing-masing dengan tegas dan humanis, berkoordinasi dengan aparat keamanan terkait.
Baca juga: Pemkab Jembrana Serahkan BKK ke Desa Adat, Dua Ekor Babi dan 200 Kilogram Beras Sambut Nyepi
Majelis-majelis agama dan lembaga sosial keagamaan serta instansi terkait agar menyosialisasikan seruan ini kepada seluruh umat beragama di Bali. Seluruh masyarakat wajib menaati seruan bersama ini.
Diperkirakan, nyepi akan beririsan dengan pelaksanaan awal Ramadan 1445 hijriah yang kemungkinan jatuh pada, Selasa (12/3).
Terkait hal itu, sudah dikeluarkan Seruan Bersama Tentang Pelaksanaan Rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946. Seruan bersama ini ditandatangani FKUB Bali, Kakanwil Kemenag Provinsi Bali, dan diketahui Kapolda Bali, Pj Gubernur Bali dan Komandan Korem 163/WSA.
Baca juga: Nyepi 2024 Diperkirakan Berbarengan dengan Awal Ramadhan 1445 H, MUI Bali Akan Lakukan Sosialisasi
Seruan bersama ini tertanggal 2 Februari 2024. Ada 10 poin yang diatur dalam seruan bersama tersebut. Salah satunya yakni tentang Hari Suci Nyepi yang diperkirakan bersamaan dengan awal Ramadan 1445 Hijriyah.
Dalam seruan bersama itu disebutkan Umat Islam melaksanakan salat tarawih di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki atau bisa juga di rumah masing-masing dan tidak menggunakan pengeras suara serta dengan menggunakan lampu penerangan yang terbatas.
Terkait hal itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali, KH Mahrusun Hadiono, mengatakan hal itu bukan pertama terjadi. Saat Nyepi tahun 2023 bahkan puasa pertama bulan Ramadan bertepatan dengan Nyepi.
"Sebenarnya hal seperti ini sudah berulang. Tahun kemarin puasa pas Nyepi sehingga kurang lebih sekarang juga sama," katanya, Kamis (8/2).
Pihaknya menambahkan, memang diperkirakan ada irisan antara Nyepi dan salat tarawih ini. "Tapi kemungkinan bisa tidak bisa iya, karena menunggu perintah puasa dari Kemenag. Biasanya dekat puasa baru diumumkan," katanya.
Sehingga untuk antisipasi beririsan tersebut dibuatlah seruan bersama. Terkait seruan bersama ini, MUI Bali akan melakukan sosialisasi kepada umat Muslim di seluruh Bali.
Sosialisasi ini akan dilakukan lewat MUI kabupaten/kota hingga ke tingkat kecamatan.
Sementara itu, terkait Nyepi yang kemungkinan beririsan dengan puasa Ramadan pertama, Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak berharap apa yang ada dalam seruan bersama dilaksanakan.
Terkait pelaksanaan Nyepi, PHDI Bali pun telah mengeluarkan surat edaran. Surat edaran ini berisi pedoman pelaksanaan Nyepi mulai dari melasti hingga ngembak geni.
Surat edaran ini bernomor 318/PHDIBali/XII/2023 tertanggal 18 Desember 2023. "Surat edaran ini adalah sebagai pedoman pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru saka 1946," katanya, Kamis (8/2).
Ia menambahkan untuk upacara melasti dilaksanakan Kamis-Sabtu, 7-9 Maret 2024. "Untuk pelaksanaannya disesuaikan dengan Desa Adat setempat dan diatur oleh Prajuru Desa Adat masing-masing.
Dan sekembalinya dari melasti, Ida Bhatara Nyejer di Pura Bale Agung, Pura Desa atau Pura Puseh sampai dengan tanggal 10 Maret 2024," katanya.
Usai tawur, kemudian Ida Bhatara kembali ke Kahyangan masing-masing. Selain itu juga berisi terkait pelaksanaan tawur yang akan dipusatkan di Pura Besakih.
Nantinya masing-masing perwakilan kabupaten/kota memohon tirta dan nasi tawur ke Pura Besakih.
Tawur itu nantinya akan diteruskan hingga ke tingkat desa adat dan muaranya ke masing-masing rumah tangga.
"Bagaimana pelaksanaan tawur dari kabupaten kota sampai ke tingkat rumah tangga pun dijelaskan dalam surat edaran ini," imbuhnya.
Pihaknya meminta para wisatawan dan masyarakat non Hindu yang berada di Bali saat Nyepi untuk turut serta menjaga kesucian, kedamaian, keharmonisan, kerukunan antar dan inter umat beragama.
"Kami berharap nyepi berjalan lancar dan damai, serta hal-hal kurang baik yang terjadi tahun kemarin tak terulang lagi," katanya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.