Populer Bali

Nekad Jual Daging Anjing di Bali Kini Bisa Dipidana dan Ini Bahaya Daging Anjing Bagi Kesehatan

Sorotan hangat berita viral Bali, Pemerintah Provinsi Bali akhirnya resmi mengeluarkan aturan larangan pendistribusian dan jual-beli daging anjing.

Tribun Bali
Papan petunjuk lokasi penjualan menu daging anjing di Denpasar 

Penjaja kuliner anjing di Denpasar tidak sedikit, namun ia mengaku bahwa warung-warung lain belajar dari dia dalam pengolahan daging anjing.

"Persaingan banyak, saya punya harga paling mahal. Saya kaget, di depan sana ada, teman-teman itu saya ajari masak kualitas saya tahu, porsi saya banyak," tuturnya.

Sulawesi memang terkenal dengan kuliner-kuliner ekstrem yang tak lazim bagi khalayak umum.

Namun bagi mereka, hewan berkaki empat sudah menjadi kudapan yang lumrah, seperti daging anjing, daging biawak, daging ular, daging tikus, daging kucing, daging katak hingga daging kelelawar.

"Di sana pokoknya berkaki empat, sekarang saya mau tambah menu kelelawar, ada permintaan di sini, tapi belum dapat kelelawar yang bagus seperti di Sulawesi, saya sedang cari channel," tuturnya.

Meskipun kini penjualan daging anjing dibatasi dan banyak kecaman keras, namun ia mengaku terus berjuang mempertahankan usaha yang dirintis keluarganya dan dianggap sebagai tradisi dan perputaran ekonomi tersebut.

Sementara itu, salah satu penikmat daging anjing, Hendri mengaku pernah menggilai olahan daging anjing sejak di bangku sekolah.

Namun dua tahun belakangan ia memutuskan menyetop mengkonsumsi daging anjing karena tersadar merasa kasihan dengan hewan peliharaan ini.

Menurutnya, saat mengkonsumsi daging anjing, ia merasakan memiliki stamina lebih, namun saat awal-awal mencoba lepas untuk daging anjing sempat merasakan lemas.

"Saya dulu sering makan Erwe di daerah Badung. Sejak SMP, saya merasakan stamina lebih kuat, namun dua tahun terakhir saya memutuskan untuk setop, saya kasihan melihat anjing, sekarang sudah tidak tega," tuturnya.

Yang pun pernah punya kisah menggelikan saat mengkonsumsi daging anjing, hingga memunculkan rasa penasaran dan iba.

"Saya pernah makan nyangkut mimis (proyektil peluru, red). Saya sangat kasihan apa mereka dibunuh dengan ditembak?” ujar Hendri mengisahkan. 

(Tribun Bali/Sari/Adrian Amurwonegoro)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved