Populer Bali

Berita Viral Bali: 2 Caleg Meninggal Jelang Coblosan, Akademisi Dayu Gayatri Tutup Usia karena Sakit

Berita Viral Bali pertama terkait jelang pencoblosan Pemilu 2024, dua orang calon legislatif (Caleg) di Kabupaten Gianyar meninggal dunia.

|
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
Pixabay/RobVanDerMeijden
Ilustrasi meninggal dunia 

Pemilu 2024 di Gianyar memperebutkan 45 kursi DPRD dengan alokasi kursi di tiap kecamatan: Gianyar 9 kursi, Blahbatuh 7, Sukawati 9, Ubud 6, Payangan 4, Tegallalang 5, dan Tampaksiring 5.

"Dengan Dapil di tiap kecamatan, Caleg harus bekerja keras untuk meraih suara," pungkas Mura.

Akademisi Muda Hindu Bali Dayu Gayatri Berpulang, Sakit Kanker Usus

Amor ing Acintya. Kabar duka datang dari akademisi Universitas I Gusti Ngurah Rai (UNR) Denpasar yang juga pejuang Hindu Dresta Bali, Dr Ida Ayu Made Gayatri SSn MSi.

Akademisi yang dikenal dengan panggilan Dayu Gayatri ini meninggal dunia pada Selasa, 13 Februari 2024.

Dayu Gayatri dikabarkan meninggal karena mengidap kanker usus.

Ketua Umum Puskor Hindunesia, Ida Bagus Ketut Susena Panida, yang merupakan rekan seperjuangan, mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Dayu Gayatri.

"Puskor Hindunesia sedari awal menegaskan komitmen yang sama berada dalam garis perjuangan yang sama," kata Gus Susena kepada Tribun-Bali.com, Selasa 13 Februari 2024 malam.

"Dan kami merasa sangat kehilangan seorang perempuan intelektual dan akademisi muda yang dimiliki oleh Hindu di Bali," lanjutnya.

Dayu Gayatri lahir di Denpasar 4 Februari 1975.

Baca juga: Berita Viral di Bali: Nyepi Beririsan dengan Awal Ramadan dan Duduk Perkara Anggota TNI Dikeroyok

Ia kuliah di NSW University Australia mengambil Jurusan Media dan Komunikasi tahun 1998.

Dayu Gayatri meraih gelar doktor di Universitas Udayana pada Kajian Budaya Kajian Budaya tahun 2007.

Sejak Juni 2017, Dayu Gayatri menjadi dosen Manajemen di Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar.

Di mata Gus Susena, Dayu Gayatri adalah sosok pekerja sosial dan pemerhati budaya yang sangat idealis.

Ia juga memiliki wawasan luas tentang budaya dan kerja sosial terutama dalam pendampingan para tunanetra di Bali.

"Selain itu beliau dikenal sebagai pejuang penegakan eksistensi Hindu Dresta Bali dan bersama-sama para penggiat Hindu Nusantara melakukan penolakan keras terhadap gerakan misi konversi oleh kelompok organisasi transnasional asing (KOTA) di Indonesia khususnya di Bali," kata Gus Susena. (Tribun Bali/weg).

>>> Baca berita terkait <<<

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved