Pemilu 2024

Harapan Warga Bali ke Prabowo-Gibran, Penglingsir Puri Buleleng Minta Satu dari Tiga Janji Kampanye

Wiranata mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu hasil rekapitulasi perhitungan suara dari KPU.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Ratu Ayu Astri Desiani
Penglingsir Puri Buleleng Anak Agung Wiranata Kusuma - Harapan Warga Bali ke Prabowo-Gibran, Penglingsir Puri Buleleng Minta Satu dari Tiga Janji Kampanye 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Berdasarkan hasil quick count sementara, Prabowo-Gibran berhasil unggul dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

Apabila paslon nomor urut 02 itu benar dinyatakan menang oleh KPU, Penglingsir Puri Buleleng Anak Agung Wiranata Kusuma pun berharap mereka dapat menepati janjinya saat melakukan kampanye di Eks Pelabuhan Buleleng.

Dikonfirmasi Kamis 15 Februari 2024 Wiranata menyebut, saat Gibran Rakabuming Raka melakukan kampanye di Eks Pelabuhan Buleleng pada awal Januari lalu, pihaknya memberikan tiga pilihan yang sekiranya dapat diwujudkan oleh Gibran dan Prabowo apabila berhasil memenangkan Pemilu.

Diantaranya pembangunan bandara di Bali Utara, mengembalikan pemanfaatan Pelabuhan Buleleng, atau kembali menjadikan Buleleng sebagai ibu kota di Bali.

Baca juga: Viral Bali: Kasus Pemukulan Saksi di TPS 5 Tegal Mawar Berakhir Damai, KPU Jadwalkan PSU di TPS Ini

Saat itu Gibran mengaku bandara di Bali Utara memang sangat dibutuhkan.

Mengingat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai saat ini sangat krodit.

Untuk itu ia berjanji akan mengkaji saran pembangunan bandara tersebut.

"Kami lihat memang ada ketimpangan. Kami akan coba carikan solusinya. Tidak langsung mengiyakan, karena memang ada proses kajian dalam mengambil keputusan, apakah bisa mendatangkan ekonomi atau seperti apa," kata Gibran saat kampanye.

Wiranata mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu hasil rekapitulasi perhitungan suara dari KPU.

Apabila pasangan tersebut telah dinyatakan sah memenangkan Pemilu, ia berharap salah satu dari tiga pilihan itu dapat direalisasikan oleh Prabowo-Gibran.

Ini untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi antara Bali Selatan dan Bali Utara.

"Kalau salah satu dipenuhi, sudah cukup biar Bali ini seimbang. Akses cepatnya sih bandara, kalau shortcut sih sudah lumayan membantu tapi belum maksimal. Tergantung kajian saja, kami hanya mengusulkan," ucapnya.

Sementara itu, warga Bali berharap agar program makan siang gratis porgram Prabowo-Gibran lebih menyasar anak-anak di pelosok dan dengan ekonomi menengah ke bawah.

Warga Denpasar, Ida Bagus Anom berharap program ini tak hanya fokus di kota, namun menyasar sampai ke pelosok.

“Intinya rakyat paling bawah yang disasar untuk program ini. Jangan hanya fokus di tempat yang terlihat saja, termasuk untuk susu untuk ibu hamil,” kata Anom, Kamis 15 Februari 2024.

Ia menambahkan, kasus stunting dan kurang gizi kebanyakan terjadi di pelosok dan pedesaan serta dengan ekonomi menengah ke bawah.

Anom pun menyebut jika makanan merupakan kebutuhan paling dasar warga yang harus terpenuhi.

Dia juga berharap Prabowo Gibran tak hanya fokus program makan siang, namun melanjutkan program sebelumnya yang telah berjalan dan pemberantasan korupsi.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Nyoman Adi Saputra asal Seraya Karangasem.

“Di Seraya kami sangat sulit untuk mencari besar, sehingga kami harapkan bantuan itu untuk anak-anak kami,” katanya.

Ia pun berharap agar program itu benar-benar menyentuh masyarakat bawah dan membutuhkan.

Surya warga Buleleng berharap ada filter dalam pemberian makan siang gratis.

Jangan sampai bantuan tersebut malah salah sasaran.

“Saya harap kalau memang itu terealisasi, jangan sampai salah sasaran. Masak anak-anak pejabat dapat makan siang gratis, kan lucu? Jangan sampai seperti subsidi BBM kemarin atau LPG malah sasarannya kan banyak yang tidak tepat,” katanya.

Dewa Kusuma, karyawan swasta di Denpasar mengatakan, program makan siang gratis dirasa kurang efektif karena makan siang itu makanannya menyasar ke siapa saja, lalu bagaimana standarisasi makanan yang diberikan, menunya, dan sebagainya.

“Kalau menurut saya program makan siang gratis lebih baik diberikan ke masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah seperti pemulung, dsb. Kita tidak tahu bagaimana standarisasi makanan tersebut, mulai dari memenuhi 4 sehat 5 sempurna dengan budget Rp 13 Ribu masuk tidak? Apalagi contohnya di Denpasar,” ujar Dewa.

Menurut Dewa, alangkah lebih baik anggaran untuk makan siang gratis diberikan kepada masing-masing sekolah yang nantinya diberikan ke masing-masing siswa.

“Contoh standarisasi makanan Rp 13 Ribu itu seperti apa? Nasi lalapan ayam di Bali saja Rp 17 Ribu, kurang paham deh saya apakah program ini akan efektif apalagi untuk ibu hami apa gizinya memenuhi?” tambah Dewa.

Amelia Warta (20), warga Denpasar lainnya, mengaku program makan siang gratis sangat membantu anak-anak sekolah di pelosok.

“Kalau kita berbicara Denpasar mungkin udah modern, tetapi kita kan belum tahu daerah lain, terutama daerah tertinggal. Seperti di Karangasem, ataupun daerah Indonesia lainnya. Bahkan ada anak sekolah di Papua yang hanya berbekal ulat sagu untuk makan siang mereka,” kata Amel.

Namun, ia menyarankan alangkah lebih baiknya anggaran Rp 13 Ribu tidak digeneralisasi ke semua daerah.

Karena masing-masih harga bahan pokok di daerah berbeda-beda.

“Ya contohnya saja kalau di Jawa, mungkin Rp 13 Ribu sudah dapat nasi pecel ayam, tetapi di Denpasar kan tidak bisa. Ataupun di daerah lain. Kalau mau ada program makan siang gratis, harusnya lihat juga di mana dialokasikan,” kata Amelia.

Terpisah, I Kadek Sudiantara, seorang pekerja swasta saat ditemui di Kabupaten Gianyar, Kamis 15 Februari 2024 mengatakan, siapapun presiden yang terpilih nanti sesuai hitungan KPU, supaya memperhatikan masyarakat kecil.

Salah satunya adalah menurunkan harga beras, yang kini sudah sangat tak terjangkau.

"Siapapun presidennya, kami harap bisa menurunkan harga beras. Karena harganya terus melambung," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Mbok Tut, seorang pedagang nasi goreng di Kota Gianyar.

"Moga presiden baru bisa menurunkan harga beras," ujarnya.

Mbok Tut mengatakan, akibat harga beras yang terus naik, hampir sebagian besar harga kebutuhan pokok naik, seperti minyak goreng, gula dan sebagainya.

Namun dia sendiri memilih tak menaikkan harga, hanya mengurangi porsinya. (rtu/sup/avc/weg)

Kumpulan Artikel Pemilu

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved