Berita Nasional

Harga Komoditas Pangan Kompak Naik, Jelang Ramadan Kenaikan Harga Bervariasi

Aprindo meminta kenaikan HET lantaran pihaknya sudah tidak memungkinkan menjual beras dengan HET saat ini. Terlebih harga beras sudah tinggi

Pixabay
Ilustrasi pasar - Harga Komoditas Pangan Kompak Naik, Jelang Ramadan Kenaikan Harga Bervariasi 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Menjelang Ramadan harga pangan kompak mengalami lonjakan harga. Berdasarkan panel harga, Badan Pangan Nasional (Bapanas), Selasa 20 Februari 2024, sejumlah komoditas mulai dari beras, cabai, daging hingga jagung terpantau berwarna merah alias naik harga.

Harga beras premium naik 0,37 persen mencapai Rp 16.150 per kilogram (kg), harga beras medium naik 0,28 persen menjadi Rp 14.120 per kg dan kedelai biji kering naik 015 persen menjadi Rp 13.370 per kg.

Berdasarkan panel harga Bapanas, Selasa 20 Februari 2024, harga beras sudah terbang melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET).

Harga beras premium saat ini mencapai Rp 16.380 per kg, padahal HET beras premium hanya berkisar Rp 12.900 hingga Rp 14.800 per kg.

Baca juga: Dampak El Nino, Harga Beras di Jembrana Melambung Tinggi, Sentuh Angka Rp16-17 Ribu Per Kilogram

Sementara beras jenis medium mencapai Rp 14.180 per kg, padahal HET-nya hanya berkisar Rp 10.900 hingga Rp 11.800 per kg.

Selain itu, bawang merah juga naik 0,77 persen menjadi Rp 33.830 per kg, bawang putih naik 0,16 persen menjadi Rp 38.760 per kg, cabai merah keriting naik 1,28 persen menjadi Rp 63.310 per kg dan cabai rawit merah naik jadi Rp 62.490 per kg.

Kemudian, daging sapi murni juga naik 0,18 persen menjadi Rp 134.250 per kg, daging ayam ras naik 0,14 persen menjadi 36.430 per kg, telur ayam naik 0,41 persen menjadi Rp 29.200 per kg.

Selain itu, gula konsumsi juga naik 0,11 persen menjadi Rp 17.570 per kg, minyak goreng kemasan sederhana naik 0,11 persen menjadi Rp 17.490 per liter, tepung terigu curah naik 0,28 persen menjadi Rp 10.620 per kg, minyak goreng curah naik 0,46 persen menjadi Rp 15.360 per liter dan jagung tingkat peternak naik 0,46 persen menjadi Rp 8.710 per kg.

Sebelumnya permintaan relaksasi HET beras dilayangkan oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).

Aprindo meminta kenaikan HET lantaran pihaknya sudah tidak memungkinkan menjual beras dengan HET saat ini. Terlebih harga beras sudah terbang lebih tinggi.

"Bagaimana mungkin kami menjualnya dengan HET? Siapa yang akan menanggung kerugiannya? Siapa yang akan bertanggung jawab bila terjadi kekosongan dan kelangkaan bahan pokok dan penting tersebut pada gerai ritel modern kami? Karena kami tidak mungkin membeli mahal dan menjual rugi,” jelas Roy N Mandey, Ketua Umum Aprindo dalam keterangan tertulis, Jumat 9 Februari 2024.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menanggapi permintaan peritel untuk melakukan relaksasi HET dalam merespons kenaikan harga beras. Mendag menegaskan bahwa hingga saat ini pemerintah belum ada wacana menaikkan HET beras, meskipun harga beras melambung. "Belum ada (rencana relaksasi), HET beras tetap," jelasnya singkat pada media di Pasar Bulu Baru Semarang, Selasa 20 Februari 2024.

Zulkifli menegaskan, hingga saat ini pemerintah masih mempertahankan kebijakan HET beras yang ada.

Meski begitu, pihaknya memastikan akan membanjiri beras dengan stok beras SPHP Bulog sebanyak 250.000 ton dengan harga sesuai HET.

"Nah cara mengatasinya pemerintah menggelontorkan yang tadinya 200.000 ton jadi 250.000 ton (beras SPHP)," jelas Mendag.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved