Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru

KRONOLOGI Dua Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru Tabanan Bali, Sempat Temui Jalan Buntu dan Jurang

KRONOLOGI Dua Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru Tabanan Bali, Sempat Temui Jalan Buntu dan Jurang

|
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Kartika Viktriani
Ist
Kolase foto korban Sandika (21) yang sudah ditemukan dan Tim SAR saat pencarian - Kronologi Dua Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru Tabanan Bali, Sempat Temui Jalan Buntu dan Jurang 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Begini kronologi dua pendaki tersesat di Gunung Batukaru, Kabupaten Tabanan, Bali, yang mana satu korban sudah ditemukan.

Dua orang pendaki yang tersesat yaitu Eka Putri Pratiwi (24) dan Sandika (21).

Keduanya memulai pendakian sejak Minggu 3 Maret 2024 pagi.

Salah satu korban selamat yang sudah ditemukan yaitu, Sandika berusia 21 tahun.

Sedangkan satu korban lain yang belum ditemukan adalah Eka Putri Pratiwi 24 tahun warga Jalan Tukad Pakerisan, Denpasar, Bali

Kapolsek Pupuan AKP I Wayan Sudiarba mengatakan, pihaknya dapat mengorek informasi dari korban selamat, Sandika yang berusia 21 tahun.

Baca juga: Begini Cerita Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru Tabanan Bali, Satu Korban Masih Belum Ditemukan

Berikut ini kronologinya:

Awalnya, pada Sabtu 02 Maret 2024 pada pukul 09.00 Wita, Sandika dan Ni Putu Putri Eka Pratiwi naik ke gunung Batukaru.

Mereka naik melalui jalur Bukit Buluh Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, pada pukul 15.00 Wita. 

Kemudian, kurang lebih 200 meter dari puncak mereka menemui jalan buntu sehingga memutuskan untuk kembali turun gunung untuk pulang. 

Nah, pada pukul 19.00 WITA pada saat perjalanan pulang mereka tersesat dan ketemu jurang.

Sehingga mereka berdua berusaha untuk menghubungi keluarganya dengan niat meminta bantuan. 

“Keduanya memutuskan membuat tenda untuk beristirahat dan melanjutkan esok harinya. Atau pas hari Minggu,” ungkapnya.

Baca juga: Dua Orang Pendaki Tersesat di Gunung Batukaru: Pentingnya Pengetahuan Survival dan Mountaineering

Keesokan harinya, Minggu 03 Maret 2024 pada pukul 09.00 Wita, dikarenakan tidak ada tim penolong, mereka melakukan perjalanan turun untuk pulang.

Dan pada pukul 16.00 Wita mereka mendengar suara suara gergaji mesin sehingga keduanya berusaha mencari sumber suara tersebut.

Sayangnya, kedua pendaki itu tidak menemukannya.

Hingga hari pun sudah malam hari pada pukul 19.00 Wita.

Mereka kembali mendirikan tenda untuk beristirahat.

Saat istirahat, Putu Eka sempat mengatakan kepada Sandika untuk kembali naik memberikan sinyal laser.

Dan tidak diijinkan oleh Sandika.

Pada pukul 21.00 mereka beristirahat di tenda.

Dan akhirnya, pada Senin 04 Maret 2024 pada pukul 03.00 Wita Sandika terbangun dari tidurnya.

Sandika terbangun dan melihat Putu Eka sudah tidak ada ditempat.

Sandika pun sempat melakukan pencarian kurang lebih selama 1 jam. 

“Namun, pada saat mencari itu tidak ketemu. Dan Sandika memutuskan turun sendiri untuk mencari pertolongan kepada warga dan bertemu dengan aliran sungai,” paparnya.

Sandika selanjutnya mengikuti aliran sungai itu.

Dia kemudian menemukan pipa air warga.

Sehingga pipa tersebut diikuti dan kemudian Sandika sampai ditempat dia naik semula.

Di sana sudah ada warga masyarakat dan keluarga dari Putu Eka yang menunggu.

Pencarian pun telah dihentikan pada Senin 4 Maret 2024, meski satu pendaki belum ditemukan.

Tim SAR tidak dapat melanjutkan pencarian dikarenakan faktor cuaca.

“Pencarian saat ini dihentikan karena faktor cuaca,” pungkasnya. (ang).

Kapolsek Pupuan, AKP I Wayan Sudiarba membenarkan, bahwa satu orang pendaki bernama Sandika berhasil ditemukan.

Sudiarba mengatakan, korban dalam keadaan sehat dan sadar.

Namun, mengalami sakit di atas lutut kaki kiri.

Saat ini, dalam penanganan petugas medis di Puskesmas Pupuan 1 dan diamankan di Mako Polsek Pupuan.

“Pendaki satunya, masih dalam pencarian (yang perempuan),” ucapnya Senin 4 Maret 2024.

Dari informasi Sandika, sambungnya, bahwa mereka berdua belum pernah mendaki di Gunung Batukaru.

Kedua pendaki tidak melapor dengan petugas Registrasi Pendakian di Desa Pujungan.

Dan mereka tidak mengajak pemandu orang lokal pada saat mendaki Gunung Batukaru.

Kepala BPBD Tabanan, Nyoman Srinadha Giri mengatakan, bahwa sekitar 26 orang petugas SAR gabungan terjun melakukan pencarian pada Minggu 3 Maret 2024.

Giri mengaku, bahwa pencarian kemarin diperluas.

SAR Denpasar dan BPBD Tabanan mencari di kawasan Petali.

Itu merupakan kawasan Gunung Sanghyang.

Yang masih satu gugusan dengan Gunung Batukaru.

Namun juga masih nihil.

“Kemarin kita di Gunung Sanghyang. Tapi nihil. Jadi sekarang fokus di Pujungan karena motor ditemukan di sana. Dugaan mereka naik dari sana,” ungkapnya.

Giri mengaku, bahwa dua korban ini tersesat di Gunung Batukaru, Minggu 3 Maret 2024.

Sekitar pukul 14.00 Wita diketahui kedua orang pendaki itu dilaporkan.

Dan perkiraan tersesat pada dini hari, pukul 04.00 Wita. 

Yang dilaporkan oleh orangtua korban. 

Perkiraan lokasi kejadian ialah di koordinat 8°19'33.87"S"-115°5'29.90"E.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved