Pilkada 2024
16 Wajah Baru Hiasi DPRD Badung, Di Jembrana 10 Caleg Petahana Tersingkir
ada 16 wajah baru yang bakal menghiasi parlemen Badung untuk lima tahun ke depan.
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) di beberapa kabupaten/kota di Bali telah selesai menggelar rapat pleno Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu 2024 Tingkat Kabupaten, Selasa 5 Maret 2024.
Calon legislatif (Caleg) yang akan duduk di kursi DPRD daerah setempat pun bisa dipastikan dengan hasil perolehan suara mereka, yakni di Kabupaten Badung, Tabanan, Jembrana, dan Buleleng.
Dari pemerolehan suara yang ditetapkan oleh KPU Badung, ternyata pada pileg 2024 di Kabupaten Badung cukup menarik.
Pasalnya banyak petahana yang tumbang dan diisi oleh pendatang baru.
Baca juga: Ketua KPU Bali Bingung, Ada Kesamaan Pola Penolakan Saksi Paslon Ganjar-Mahfud
Dari prediksi perolehan suara itu, ada 10 petahana DPRD Badung periode 2019-2024 dipastikan tumbang pada Pileg 2024 dan satu tidak ikut bertarung.
Sebagai gantinya ada 16 wajah baru yang bakal menghiasi parlemen Badung untuk lima tahun ke depan.
Bertambahnya pendatang baru atau newcomer selain karena ada yang tersingkir karena jumlah suara juga disebabkan oleh bertambahnya jumlah kursi parlemen Badung, yaitu dari 40 menjadi 45 kursi.
Komposisi caleg gagal dan sukses ke DPRD Badung ini dapat dilihat dari hasil pleno KPU Badung yang berlangsung 2-3 Maret 2024.
Dari perangkingan KPU Badung dipastikan ada 10 petahana DPRD Badung yang gagal mempertahankan kursinya dan satu tidak ikut bertarung.
Adapun mereka yang tersingkir dari kursi DPRD Badung adalah IGA Inda Trimafo Yuda (PDIP), Ni Luh Kadek Suastiari (PDIP), Ni Luh Sekarini (PDIP), IB Alit Arga Patra (PDIP), Ni Komang Triani (PDIP), IGN Sudiarsa (PDIP), Ni Luh Gede Mediastuti (Golkar), Nyoman Suka (Golkar) Ni Ketut Sueni (Golkar), dan I Gede Suardika (Nasdem).
Otomatis, dengan adanya penambahan 5 kursi termasuk kursi petahana ini direbut oleh 16 nama baru. Meliputi Made Bima Nata (PDIP), I Nyoman Artawa (Golkar), I Made Rai Wirata (PDIP), I Putu Sika Adi Putra (Golkar) dan I Made Suparta (Golkar).
Kemudian ada IB Gede Putra Manubawa (Gerindra), I Putu Dendy Astra Wijaya (PDIP), I Gede Budiyoga (PDIP), I Wayan Joni Pergawa (Golkar), I Made Sudira (PDIP), I Wayan Sukses (Golkar) dan I Made Tomy Martana Putra (Golkar). Selanjutnya I Nyoman Sudana (Golkar), I Made Sada (Demokrat) dan I Wayan Puspa Negara (Gerindra) dan I Gede Suraharja (Golkar).
Menariknya ada dua nama baru yang nota bena adalah pemain lama dalam catur perpolitikan Badung kembali lolos.
Mereka adalah I Wayan Puspa Negara dan I Gede Suraharja.
Keduanya sama-sama sudah pernah menjabat sebagai anggota DPRD Badung periode 20014-2019.
Namun, ketika bertarung di Pileg 2019 kedua politisi yang kala itu sama-sama maju lewat Golkar harus tersingkir.
Kemudian pada Pileg 2024 ini keduanya pun dipastikan kembali menduduki kursi DPRD Badung.
Puspa Negara yang loncat ke Gerindra maju di Dapil Kuta dan Suraharja yang tiada lain adalah ayah dari penyanyi Mahalini maju di Dapil Kuta Utara.
Kendati demikian, Partai PDIP masih menjadi penguasa kursi DPRD badung dengan 27 caleg terpilih dari enam dapil di Kabupaten Badung.
Namun jumlah tersebut turun dari pileg 2019 lalu dimana PDIP menduduki 28 kursi.
Sementara itu, partai Golkar berhasil menambah 4 kursi dari 7 kursi di periode sebelumnya.
Golkar menguasai 11 kursi dari 45 kursi DPRD Badung.
Selanjutnya partai Gerindra menambah 100 persen yakni 4 kursi di DPRD Badung dari 2 kursi pada periode sebelumnya.
Begitu juga Partai Demokrat yang sebelumnya hanya menduduki 2 kursi, kini menjadi 3 kursi.
Sementara 1 kursi yang sebelumnya diduduki Nasdem dari Dapil Abiansemal kini harus legowo tersingkir.
Ketua KPU Badung, I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra tidak menampik jika perhitungan suara yang dilakukan hampir sama dengan pleno di kecamatan.
Namun pihaknya juga belum berani membeberkan lebih detail siapa calon-calon yang dipastikan lolos.
"Tetapi kami belum bisa menyampaikan itu sekarang, karena penetapannya baru akan dilakukan setelah tiga hari register perkara tercatatkan di Mahkamah Konstitusi,” ujar Yusa Arsana.
Di Kabupaten Jembrana, hasil rapat pleno KPU setempat di Gedung Mendopo Kesari, Senin 4 Maret 2024 malam, ternyata PDIP menguasai peroleh kursi untuk DPRD Jembrana pada Pileg 2024.
Namun begitu, ada 10 petahana yang diproyeksi tumbang atau gagal alias keok pada kontestasi politik kali ini.
Menurut data, PDIP masih mendominasi perolehan suara dengan 15 kursi dari total 35 kursi di DPRD Jembrana.
Disusul Partai Golkar dan Partai Demokrat masing-masing 6 kursi. Gerindra 4 kursi dan PKB serta PPP masing-masing 2 kursi.
Penetapan caleg untuk DPRD Jembrana akan dilakukan KPU Jembrana setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan BRPK (Bukti Registrasi Perkara Konstitusi).
Dari 35 kursi DPRD Jembrana, di Dapil 1 Kecamatan Negara ada 11 kursi, 7 kursi di Dapil 2 Kecamatan Melaya, 3 kursi di Dapil 3 Kecamatan Pekutatan, 7 kursi di Dapil 4 Kecamatan Mendoyo, dan terakhir 7 kursi di Dapil 5 Kecamatan Jembrana.
Dari perolehan suara tersebut, Srikandi PDIP yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPC PDIP Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi meraih suara tertinggi dengan jumlah 6.318 suara.
Sehingga ia berpotensi kembali menjabat Ketua DPRD Jembrana Periode 2024-2029.
Ketua KPU Jembrana, I Ketut Adi Sanjaya mengatakan, tahapan pleno tingkat kabupaten sudah selesai, Senin 4 Maret 2024 malam.
Selanjutnya, berkas hasil pleno tersebut juga telah diserahkan ke KPU Provinsi Bali, Selasa 5 Maret 2024.
Kemudian untuk penetapan caleg baru akan dilakukan setelah MK mengeluarkan BRPK yang kemungkinan selesai pada akhir Maret 2024.
"Kemungkinan akhir Maret ini. Tapi yang pasti 3 hari setelah MK mengeluarkan BRPK," ujarnya.
Di Kabupaten Tabanan, hasil pleno KPU setempat menunjukkan caleg tingkat Provinsi dan Kabupaten pun sudah ketahuan.
Tujuh newcomer diprediksi melenggang ke DPRD Kabupaten.
Satu pendatang baru juga menghiasi kursi DPRD Provinsi Bali.
Partai yang dominan dengan pendatang baru tetap PDIP, khususnya di tingkat kabupaten.
Enam newcomer berhasil mempertahankan kursi atau menambah kursi PDIP.
Satu sisanya ialah pendatang baru dari Gerindra.
Sedangkan di tingkat provinsi PDIP mempertahankan kursi melalui newcomer.
Tujuh newcomer yang berhasil meraih kursi DPRD Kabupaten itu diantaranya, I Nengah Surajaya (PDIP) dengan 3.780 suara, Nyoman Gede Andika (Gerindra) dengan 787 suara (Suara partai 4.072), I Gde Made Suarjana (PDIP) dengan 10.348 suara, Gede Made Dedy Pratama (PDIP) dengan 6.527 suara, I Nyoman Wiyarsa (PDIP) dengan 3.185 suara, I Gusti Ketut Artayasa (PDIP) dengan 4.617 suara, I Nyoman Sukanada (PDIP) dengan 4.207 suara.
Sedangkan pendatang baru, DPRD Provinsi Bali ialah Ni Made Usmantari, dengan 45.948 suara.
Sedangkan untuk DPRD Bali dengan perebutan enam kursi tidak ada perubahan.
PDIP tetap empat kursi, dan sisanya dipegang Gerindra dan Golkar yang merupakan incumbent.
Peraih suara Provinsi dari Tabanan seluruhnya adalah incumbent.
Hanya Usmantari yang merupakan istri dari politikus PDIP, Made Urip yang pendatang baru.
Enam kursi DPRD Provinsi dari Tabanan, yakni I Ketut Purnaya (PDIP) 51.035 suara, Ni Made Usmantari (PDIP) 45.948 suara, I Ketut Suryadi (PDIP) 44.947 suara, I Made Supartha (PDIP) 27.199 suara.
Lalu ada I Gde Ketut Nugrahita Pendit (Gerindra) 20.287 suara, dan I Nyoman Wirya (Golkar) dengan 15.812 suara.
Di Kabupaten Buleleng, hasil rapat pleno KPU setempat menunjukkan, kursi DPRD Buleleng sebagian besar diraup PDIP dengan 18 kursi.
Partai Golkar meraih 11 kursi, NasDem 6 kursi, Gerindra 4 kursi, Demokrat 3 kursi, Hanura 2 kursi dan PKB 1 kursi.
Meski PDIP berhasil mendominasi, namun jumlah itu jauh dari target yang ditetapkan oleh partai yang sebelumnya optimistis meraih 25 kursi.
Sekretaris DPC PDI Perjuangan Buleleng Gede Supriatna, Selasa 5 Maret 2024, mengakui pihaknya hanya mampu bertahan di 18 kursi.
Hal ini terjadi lantaran raihan suara pada Dapil 1 Kota Singaraja dan Dapil 9 Kecamatan Sukasada menurun akibat ketatnya persaingan.
Supriatna menyebut hal ini akan menjadi bahan evaluasi pihaknya ke depan, terkait tidak tercapainya target dalam perolehan kursi di DPRD Buleleng.
Ke depan pihaknya akan menyiapkan kader dan memetakan caleg-caleg yang lebih berpotensi.
Dari 18 kader yang lolos ke kursi DPRD Buleleng, lima diantaranya merupakan wajah baru alias newcomer.
Diantaranya Made Mudita, Dewa Nyoman Sukardina, Dewa Komang Yudi Astra, AA Ketut Widia Putra dan Nyoman Somasuara.
13 calon lainnya merupakan incumbent yakni Ketut Ngurah Arya, Wayan Parwa, Wayan Soma Adnyana, Kadek Turkini, I Gusti Komang Swastika, Nyoman Bujana, Gede Supriatna, Wayan Masdana, I Gede Odhy Busana, Nyoman Sukarmen, Ketut Widana, I Wayan Indrawan, I serta Made Lilik Nurmiasih. (gus/mpa/ang/rtu)
Gus Bota: Semua Itu Tidak Mudah
I Bagus alit Sucipta yang akrab disapa Gus Bota dipastikan kembali merebut kursi DPRD Provinsi Bali dapil Badung.
Bagaimana tidak, perolehan suara yang didapat pada pemilu 2024 sangat fantastis yakni 117.625 suara.
Bahkan raihan suara tersebut melebihi suara yang didapat lima tahun lalu yang di angka 111.741 suara.
Kendati demikian perolehan suara tersebut, dipandang tidaklah mudah, mengingat butuh perjuangan untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat.
Gus Bota saat ditemui Tribun Bali di rumahnya di wilayah Dalung, Kuta Utara Badung mengakui raihan suara sangat-sangat sulit, dengan situasi dan kondisi di lapangan.
Begitu juga terpecah, karena juga memperjuangkan sang istri yang maju di tingkat 2 DPRD Badung.
"Lumayan terpecah sebenarnya, tapi ini adalah motivasi buat saya sehingga sesulit apapun kalau sudah dilakukan dengan tulus ikhlas, pasti akan membuahkan hasil yang maksimal," ucapnya.
Setelah ditetapkan di KPU kabupaten Badung raihan suaranya, kata Gus Bota, yaitu 117.625 suara.
Raihan suara itu sudah pasti meningkat dari raihan suara sebelumnya 111.741, artinya ada kenaikan sekitar 5 ribu suara dari 5 tahun lalu.
"Raihan suara itu tentunya menguntungan saudara-saudara kami, calon anggota legislatif provinsi dapil Badung untuk meringankan mereka naik pada pemilu legislatif di tahun 2024," jelasnya.
Pihaknya pun mengaku, semua itu memang strategi yang dilakukan Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Badung yakni I Nyoman Giri Prasta, sehingga dirinya menjadi peraih suara terbesar.
Perolehan suara terbanyak itu pun, tujuan untuk meringankan beban saudara-saudara yang maju di dapil Badung DPRD Provinsi.
Dengan begitu, secara garis besar PDIP tetap bisa mempertahankan empat kursi dari enam kursi DPRD Provinsi Bali.
"Jadi tetap kita bisa bertahan, dan dua kursi lainnya diambil oleh partai lain," ucapnya.
Pihaknya mengaku, strategi politik itu, sudah dilakukan dari 2019 yang sudah berhasil dan dilanjutkan di tahun 2024 ini.
Disinggung apakah cukup puas dengan perolehan suaranya tersebut? Gus Bota mengaku dirinya juga kaget, dengan perolehan suara tersebut.
Bahkan dirinya dan istri berpikir, jika bertahan saja sudah cukup untuk mempertahankan suara.
Namun ternyata kegiatan di masyarakat yang dilaksanakan yakni sebelum dan sesudah kampanye ternyata sangat berdampak. Bahkan dirinya mengaku masyarakat masih mempunyai rasa dengan dirinya.
"Salah satunya kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan mebraya, membantu masyarakat dan kegiatan suka dan duka. Itu yang diharapkan masyarakat dalam situasi seperti ini, atau perhatian yang lebih tepatnya," bebernya.
Dengan begitu, pada saat turun di Petang, Mengwi, Abiansemal, Kuta, Kuta Selatan maupun Kuta Utara antosias masyarakat ternyata masih tinggi.
Bahkan masyarakat sangat loyal pada situasi pasca pandemi Covid-19, yang dimana terjadi penurunan suara di teman-teman yang lain.
"Kenaikan 5 ribu lebih suara sangat luar biasa dan diluar ekspektasi saya. Bahkan perolehan suara sama dari 2019 itu pun sudah luar biasa," imbuhnya.
Sementara itu, masyarakat di Badung sudah membicarakan pilkada.
Ada beberapa nama yang ramai diperbincangan di media sosial yang dipercaya akan maju untuk menjadi Bupati Badung.
Salah satu tokoh masyarakat yang diperbincangkan dan namanya masuk bursa calon bupati yakni Gus Bota.
Gus Bota yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPRD Provinsi Dapil Badung itu dipercaya membawa PDIP untuk merebut kembali kursi Bupati Badung yang kini diduduki I Nyoman Giri Prasta yang juga merupakan Ketua DPC PDIP Badung.
Tolak ukur masyarakat memilih Gus Bota karena dianggap merakyat dan terbukti perolehan suara yang diperoleh pada Pemilu 2024 mencapai 117.625 suara.
Kendati demikian sampai saat ini partai berlambangkan banteng itu belum ada pergerakan siapa yang akan diusung untuk pilkada merebut kursi Bupati Badung.
Bahkan Gus Bota yang namanya ramai diperbincangkan dimedia sosial juga tidak mau memberikan komentar banyak prihal Pilkada yang akan datang.
Menurutnya namanya masuk bursa calon Bupati Badung juga disebut sebagai eforia dari keinginan masyarakat.
"Namun kalau saya sendiri, belum sampai berfikir sejauh itu. Artinya yang jelas saya sekarang masih sebagai anggota DPRD Provinsi Bali. Jabatan saya sampai bulan Agustus di komisi IV yang membidangi pendidikan kebudayaan dan kesejahteraan masyarakat. Sementara saya masih konsentrasi mempertanggung jawabkan apa yang menjadi fungsi di legislatif," kata Gus Bota saat ditemu Tribun Bali.
Disinggung jika ditunjuk partai? Gus Bota yang saat itu didampingi sang Istri Putu Yunita Oktarini malah tersenyum dan menyebutkan itu tergantung pada partai.
"Kami selaku petugas partai sudah barang tentu tidak akan berani kepada perintah partai," jelasnya. (gus)
Golkar Bali Bagai Diguncang “Badai”
PARTAI Golkar di Bali tampaknya harap-harap cemas terkait raihan suaranya pada Pileg 2024 ini.
Seolah diguncang ‘badai’, Parpol berlogo beringin itu diperkirakan harus kehilangan 1 kursi DPR RI dan 1 kursi DPRD Bali.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Bali, NTB, NTT DPP Golkar Gde Sumarjaya Linggih tak mengelak bila Golkar kehilangan 1 kursi di Senayan.
“Iya. Kita kelihatannya 1 untuk DPR RI. Iya (hanya dirinya yang bertahan),” ungkap pria yang akrab disapa Demer itu saat dihubungi Tribun Bali, Selasa 5 Maret 2024.
Diketahui, Golkar berhasil menggaet 2 kursi DPR RI pada Pemilu 2019 lalu dengan para petarungnya yakni Gde Sumarjaya Linggih alias Demer dan Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra.
Sementara pada Pemilu 2024 ini, hanya Demer yang berhasil mengamankan kursinya.
Adhi Mahendra alias Gus Adhi, terpaksa terpental sebagai wakil rakyat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari website pemilu2024.kpu.go.id pada Selasa 5 Maret 2024 sore dengan suara masuk 42,87 persen, raihan suara Gus Adhi berada di bawah Ketua DPD Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry yang menjadi new comer dalam perebutan kursi DPR RI. Gus Adhi mengantungi 18.211 suara.
Sementara Korry, mengoleksi 22.152 suara.
Sedangkan Demer, melesat pada posisi teratas di internal Golkar dengan raihan 27.452 suara.
Disinggung soal faktor penyebab Golkar kecolongan 1 kursi DPR RI ini, Demer menuturkan hanya 3 sosok yang memiliki suara signifikan.
3 sosok tersebut yakni Demer, Sugawa Korry, dan Gus Adhi.
Sementara Caleg sisanya, dikatakan tak memiliki suara yang signifikan sehingga tak dapat mengantarkan Golkar menggaet lebih banyak kursi anggota dewan.
“Yang lebih banyak suaranya kan cuma bertiga. Saya, Pak Sugawa Korry, dan Gus Adhi. Yang lainnya agak rendah,” jelasnya.
Demer menepis bila kecolongan 1 kursi DPR RI ini lantaran suara Golkar yang terpecah dengan hadirnya sosok Sugawa Korry.
Sehingga, Demer mengatakan Golkar Bali perlu menghadirkan tokoh kuat guna memperlebar peluang meraih kursi DPR RI pada Pemilu 2029 mendatang.
“Enggak (suara pecah). Kalau begitu kan artinya semuanya terisi. Perlu tokoh lagi di Golkar untuk bisa menambah suara,” bebernya.
Sementara untuk kursi DPRD Bali, Golkar kehilangan wakilnya dari Dapil Jembrana.
Sehingga, Golkar disebut hanya berhasil mengamankan 7 kursi DPRD Bali pada Pemilu 2024 ini dari 8 kursi yang berhasil diraih pada Pemilu 2019 lalu.
“DPRD (Bali) kita turun. Dari 8 jadi 7. Kita berkurang satu di Kabupaten Jembrana,” ujarnya.
Lantaran hanya mengamankan 7 kursi DPRD Bali, artinya kekuatan Golkar di DPRD Bali hanya 12,7 persen.
Dalam rangka menghadapi Pilgub Bali 2024, Golkar harus mencari kawan koalisi guna menggenapkan 20 persen kekuatan di DPRD Bali agar dapat mencalonkan sosok dalam Pilgub Bali.
Menanggapi hal ini, Demer mengatakan pihaknya tengah memantau situasi dan kondisi yang kini berkembang.
“Kita masih lihat situasi dan kondisi yang berkembang. Belum bermunculan juga siapa-siapa yang mau,” tuturnya.
Begitu juga dengan potensinya untuk ikut dalam perebutan kursi Bali 1, Demer tak dapat berbicara banyak.
Sebab, situasi politik dikatakan masih dinamis.
“Kita lihat nanti ya. Masih cair ini,” kata Demer. (mah)
Kumpulan Artikel Pilkada
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.