Seputar Bali

Dishub Badung Turunkan 188 Personil Untuk Pengamanan Upacara Melasti Jelang Nyepi

Pemerintah Kabupaten Badung melalui dinas Perhubungan (Dishub)  mulai menyiapkan ratusan personil dalam melakukan pengaturan lalu lintas

Istimewa
Kadishub Kabupaten Badung, AA Ngurah Rai Yuda Darma (kanan) saat menjelaskan terkait dengan pengaturan lalin pada Rabu 6 Maret 2024 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pemerintah Kabupaten Badung melalui dinas Perhubungan (Dishub)  mulai menyiapkan ratusan personil dalam melakukan pengaturan lalu lintas untuk kegiatan melasti menjelang hari raya nyepi. 

Untuk mengantisipasi adanya kemacetan lalu lintas, Dishub pun akan menugaskan personilnya di titik yang dipastikan akan mengalami kepadatan lalu lintas akibat adanya kegiatan Melasti.

Bahkan dalam pengaturan lalu lintas itu, Dishub sendiri  menurunkan kekuatan penuh dengan total personil berjumlah 188 orang. 

Hal itu pun dikatakan  Kadishub Kabupaten Badung, AA Ngurah Rai Yudha Darma saat memaparkan pelaksanaan tawur kesanga tahun caka 1946 di Kabupaten Badung pada Rabu, 6 Februari 2024.

Baca juga: VIRAL Mobil Satpol PP Badung Dirusak, Aksinya Terekam CCTV

Pihaknya mengaku, ratusan personel itu pun akan dibagi dua yakni 70 orang dari UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan Badung Selatan dan 70 orang dari UPTD Pengelola Prasarana Teknis Perhubungan Badung Utara.

Sementara untuk personil yang lain, yakni 18 orang staf tenis ATCS dari Bidang lalu Lintas dengan Pengendali Operasional Lapangan dan ada 50 personil yang bertugas mematikan PJU  jelang hari raya nyepi.

“Ratusan personil ini akan melakukan penjagaan dan pengaturan lalu lintas membantu rekan kepolisian sebagai bentuk kolaborasi antar instansi terkait di jalan raya. Jadi ada beberapa simpang-simpang jalan yang kita lakukan penjagaan,” ujar Rai Yuda Darma.

Menurutnya, ada beberapa titik simpang yang disinyalir akan mengalami kepadatan lalu lintas akibat terjadinya upacara pemelastian. 

Selain di wilayah Badung selatan wilayah Badung utara juga biasa terjadi rawan kemacetan

Diakui beberapa simpang yang diatensi  mulai simpang gunung sanghyang Kerobokan, simpang semer Kerobokan dan simpang petitenget.  

Sedangkan, untuk di Badung Utara pelaksanaan melasti ke segara kebanyakan mempergunakan moda transportasi darat dengan waktu keberangkatan lebih pagi. 

Baca juga: Tidak Mampu Bayar Denda Overstay, Seorang Bule Australia Dideportasi Imigrasi Bali

“Simpang-simpang tersebut akan menjadi jalur melasti tiga Desa Adat yang akan menuju Segara Petitenget. Desa adat yang akan melalui simpang ini adalah Desa Adat Kerobokan, Desa Adat Padang Luwih Dalung, Desa Adat Padangsambian.  Mereka akan berjalan kaki melakukan pemelastian,” sambungnya.

Dijelaskan, waktu keberangkatan Melasti berbeda-beda, diantaranya Desa Adat Padang Luwih akan berangkat ke pantai pukul 09.00 wita, Desa Adat Kerobokan akan berangkat ke pantai pukul 09.30 Wita dan Desa Adat Padangsambian akan berangkat ke pantai pukul 10.30 Wita. 

Sedangkan, untuk pulang atau balik dari segara Petitenget diperkirakan pukul 14.00 Wita peserta Melasti akan sudah kembali ke tempat masing-masing. 

“Mengingat akan ada kemacetan, kami himbau kepada masyarakat pengguna jalan di Ruas jalan Raya Kerobokan yang akan melewati Simpang Kerobokan agar menghindari simpang Kerobokan dengan mencari jalur alternatif pada jam-jam tersebut,” ucapnya.

Birokrat asal Kerobokan, Kuta Utara ini juga menghimbau pengguna jalan yang tujuan perjalanan ke Kuta, Seminyak dan ke jalan raya petitenget-Batubelig tidak melintas pada jam-jam tersebut. Mengingat pasti akan ada kemacetan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved