Berita Bali
Pengusaha Travel Tak Merasa Keberatan Dengan Pungutan Wisman di Bali, Namun Macet Jadi Catatan
Co-founder dan Ketua Interpid Travel Darreli Wade meminta agar pemerintah lebih memperhatikan lagi kemacetan
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Co-founder dan Ketua Interpid Travel Darreli Wade mengaku tak masalah Bali memberlakukan pungutan sebesar Rp 150 ribu untuk wisatawan asing yang masuk ke Bali.
Ia mengatakan tidak masalah jika Pemerintah Provinsi Bali menerapkan pungutan wisatawan asing berapapun jumlahnya.
“Kami rasa memang penting karena pariwisata sangat bermanfaat untuk masyarakat lokal dan menciptakan lapangan kerja. Jadi di Bali baru hari ini banyak orang-orang berbicara jalan macet, dan fasilitas kesehatan,” kata Darreli pada Rabu 6 Maret 2024.
Ia pun meminta agar pemerintah lebih memperhatikan lagi kemacetan serta fasilitas kesehatan yang tersedia di Bali.
Baca juga: Pungutan Retribusi Wisatawan ke Nusa Penida Akan Dikerjasamakan Dengan Operator Boat
Sebaiknya pungutan wisatawan dimasukan ke dalam harga kamar atau tiket pesawat seperti di Meulbourne yang dikenal dengan fiksi pajak.
“Yang paling utama semua agar client happy, dan para konsumen kami sangat memperhatikan adanya sampah dan polusi dan kembali ke isu pungutan wisatawan mungkin bisa untuk menangani sampah di Bali,” imbuhnya.
Di sisi lain, Wade yang juga pendiri sekaligus pimpinan usaha agen wisata Interpid kebetulan tengah melaksanakan kunjungan khusus ke Indonesia untuk menggarisbawahi pentingnya pertumbuhan pariwisata berkelanjutan dan diversifikasi di seluruh destinasi se-Nusantara, terutama Bali.
Wade adalah tokoh pariwisata dunia yang disegani, yang telah membuktikan kemampuannya memimpin perusahaan peraih sertifikasi B Corp selama 20 tahun terakhir menjalankan secara konsisten misi peduli lingkungan yang berkelanjutan.
Pada kunjungannya ke Bali kali ini, Wade mensosialisasikan potensi pariwisata berkelanjutan yang masih dapat terus digali dan dikembangkan kepada anggota team-nya dan para pemangku kepentingan di Bali.
“Intrepid memimpin 11 karyawan, 30 pemandu perjalanan lokal dan mengoperasionalkan 10 paket perjalanan wisata keliling Indonesia. Pada tahun 2023, tercatat 3.000 wisatawan Intrepid bertualang menjelajah Nusantara secara berkelanjutan,” bebernya.
Gaya berwisata Intrepid memastikan bahwa para wisatawannya mendapatkan pengalaman wisata yang bersahaja, berpeluang besar berinteraksi dengan masyarakat setempat, mencicipi langsung masakan daerah dan menjelajah masuk pelosok Nusantara yang benar-benar otentik.
Ini sangat kontras dengan gaya wisata pada umumnya, yang hanya terfokuskan menikmati hotel berbintang pinggir pantai.
“Tahun talu, Intrepid Travel meluncurkan beberapa paket perjalanan baru yang mendiversifikasikan manfaat wisatawan berkunjung ke Indonesia, serta memastikan masyarakat daerah mendapatkan manfaat yang kian meningkat dari pariwisata global. Salah satu paket yang teranyar adalah perjalanan ekspedisi ke Kalimantan dan Flores, yang mana keduanya sangat diminati para petualang Intrepid,” paparnya.
Saat ini, Intrepid juga menjajaki pembuatan paket-paket baru untuk memperkenalkan Sulawesi dan wisata berlayar ke Raja Ampat pada tahun 2024/2025 dan terus menerus meramu potensi pelosok Nusantara lainnya yang belum dijangkau pariwisata dunia.
“Dengan menjangkau daerah yang belum tersentuh, kami tetap konsisten beroperasional secara bertanggung-jawab, menghormati ekosistem alam dan budaya, yang menjadi daya tarik utama destinasi seperti ini. Bersama, menjalankan pariwisata bertanggung-jawab, kita semua akan mewariskan dampak positif, mewujudkan manusia yang semakin sejahtera ke depannya," tutupnya.
Pada tahun 2024 ini Interpid menargetkan 4 ribu wisatawan yang berkunjung ke Bali diantaranya Australia, Kanada, Inggris, Amerika dan negara-negara lainnya.
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.