Sponsored Content

Bupati Jembrana hadiri Upacara Melasti di Segara Pengambengan, Junjung Tinggi Toleransi

Bupati Jembrana hadiri Upacara Melasti di Segara Pengambengan Junjung Tinggi Toleransi Untuk Kerukunan

Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Fenty Lilian Ariani
Istimewa
Bupati Jembrana hadiri Upacara Melasti di Segara Pengambengan 

Sikap itu dengan tidak terpancing provokasi yang memperkeruh suasana toleransi.

Terlebih rangkaian hari raya beda agama berdekatan.

Baca juga: Saat Hari Raya Nyepi, Pemkab Badung Matikan Internet Gratis di Sejumlah Titik


"Mari bantu saling toleransi yang tinggi, mogi-mogi semua masyarakat Jembrana memahami ini semuanya. Baik kita umat se-dharma maupun umat-umat yang lain jangan sampai ada memancing-mancing, semuanya guyub rahayu saling komunikasi yang baik, saling ngejot, saling mengucapkan rasa syukur," pesannya. 

Sementara itu, Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Jembrana, I Nengah Subagia secara umum perayaan Hari Suci Nyepi diawali upacara Melasti, kemudian yang kedua ada tawur, ke-tiga sipeng, serta terakhir ngembak.

Berkaitan dengan pelaksanaan mekiis/ melasti, menurutnya bisa terselenggara dengan baik karena didukung dengan kehadiran umat di Segara Pengambengan dan titik yang ditentukan di tempat lainnya 

"Jadi pada prinsipnya dengan diadakan setahun sekali ini kita sudah ada kordinasi dengan pihak desa dinas di Pengambengan. Berkaitan dengan toleransi  kerukunan sudah kita sesama umat melalui FKUB Kecamatan dan Kabupaten sudah dilaksanakan kordinasi yang baik. Mudah-mudahan dengan pelaksanaan serangkaian hari nyepi ini berjalan sesuai dengan harapan," terangnya .
 
Selaku pimpinan majelis Desa Adat, Subagia juga berharap tiap tahun kualitas perayaan hari raya Nyepi semakin berkualitas .

Salah satunya melalui tata cara melaksanakan catur brata penyepian dengan sungguh sungguh.

Dia menjelaskan, dengan melaksanakan catur brata penyepian dengan sungguh-sungguh artinya kita bisa  memaknai arti  pelaksanaan hari suci nyepi.

"Jadi silakan laksanakan brata penyepian amati karya, amati geni, amati lelungan, amati lelanguan. Jadi kalau sudah itu dilaksanakan dengan khusyuk ,semua umat se-dharma termasuk juga umat yang tergabung dalam FKUB dapat berjalan sama-sama sehingga kerukunan bisa berjalan dengan baik," tegasnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved