Banjir di Denpasar

Banjir di Denpasar Membawa Duka, Remaja Pria Tewas Terseret Arus, 3 Penerbangan di Bandara Dialihkan

Seorang remaja pria berinisial WS (16) meninggal dunia, terseret arus dan tenggelam pada parit atau selokan yang airnya tengah meluap

ist
Polsek Denpasar Utara saat mengatensi WS (16) yang meninggal dunia di Jl. Kusuma Bangsa III, Denpasar. Diduga lantaran terseret arus dan tenggelam pada parit atau selokan. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama di Bali, terutama Denpasar dan sekitarnya, Jumat 8 Maret 2024 hingga Sabtu 9 Maret 2024 menyebabkan banjir di mana-mana dan bahkan meninggalkan duka.

Seorang remaja pria berinisial WS (16) meninggal dunia di Jalan Kusuma Bangsa III, Denpasar, Jumat 8 Maret 2024 petang.

Remaja asal Lamongan, Jawa Timur itu meninggal dunia lantaran terseret arus dan tenggelam pada parit atau selokan yang airnya tengah meluap di lokasi kejadian atau TKP (tempat kejadian perkara).

“Penyebab korban meninggal diduga karena tenggelam terseret arus di parit yang airnya sedang meluap,” kata Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dalam keterangan tertulis, Sabtu 9 Maret 2024.

Baca juga: SELAMAT JALAN, Satu Keluarga Tewas Kecelakaan, Nyawa Melayang Saat Hujan Deras

AKP Sukadi mengatakan, mulanya WS berencana melihat kondisi banjir besar yang ada di TKP dan mengajak 5 rekannya sekitar pukul 16.30 Wita.

Secara berurutan, WS kemudian mencari rekannya, MCW (11) di kediamannya. Dilanjutkan dengan MAF (13), IM (14), DF (14), dan IPAPP (16).

Setibanya di TKP, korban dan kelima rekannya bermain lari-larian di tengah jalan yang kala itu kondisi banjir masih setinggi betis.

“Kemudian korban mengajak kelima temannya tersebut untuk melihat banjir di Jalan Kusuma Bangsa III Denpasar. Selanjutnya setelah sampai di sana korban dan kelima temannya tersebut bermain lari-larian di tengah jalan yang awalnya tinggi air setinggi betis,” tutur Kasi Humas.

Memasuki pukul 17.30 Wita, banjir mulai meninggi hingga setinggi dada.

Lantaran air cukup tinggi, mereka tak dapat melihat antara ruas jalan dan selokan.

Selanjutnya, korban berniat mengambil galon yang terseret arus dengan cara berlari.

Lokasi galon kala itu berada di pinggir tembok, di atas selokan.

Nahas, korban justru terpeleset sehingga masuk ke dalam selokan dan terseret arus banjir.

Lantaran tak berani menolong, kelima rekan korban hanya bisa berteriak guna memancing perhatian warga sekitar.

Warga yang mendekati TKP meminta 5 rekan korban untuk menjauhi selokan agar tak terseret arus.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved