Berita Buleleng

Enam Perahu Nelayan Hancur Diterjang Ombak Setinggi Tiga Meter di Buleleng

Ombak memporak-porandakan enam perahu milik nelayan yang diparkir di pinggir Pantai Camplung

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Perahu milik Kelompok Nelayan Karang Gunung, Kelurahan Banyuasri hancur diterjang ombak setinggi tiga meter, Minggu 10 Maret 2024 - Enam Perahu Nelayan Hancur Diterjang Ombak Setinggi Tiga Meter di Buleleng 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Cuaca ekstrim yang terjadi pada Sabtu 9 Maret 2024, menyebabkan enam unit perahu milik Kelompok Nelayan Karang Gunung, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Buleleng hancur akibat diterjang ombak setinggi tiga meter.

Bencana alam tersebut bahkan menyebabkan sampah berserakan di sepanjang Pantai Camplung wilayah setempat.

Dari pantauan di lokasi pada Minggu 10 Maret 2024, sampah berupa batangan kayu, bambu, hingga pakaian nampak berserakan di sepanjang bibir Pantai Camplung, Bali.

Sampah itu merupakan kiriman dari hulu sungai yang terbawa ke laut, kemudian terhempas kembali ke pantai setelah ombak besar menerjang.

Baca juga: Anggota Grup Spiritual Penyihir Ombak Terseret Arus di Pantai Keramas Bali saat Banyu Pinaruh

Anggota Kelompok Nelayan Karang Gunung, Kelurahan Banyuasri bernama Komang Agus Hartawan (46) menuturkan, ombak besar setinggi tiga meter mulai datang menerjang sejak pukul 19.00 Wita hingga Minggu dini hari.

Ombak tersebut kemudian memporak-porandakan enam perahu milik nelayan yang diparkir di pinggir Pantai Camplung. Selain itu ada satu perahu yang hilang.

"Ombaknya tinggi sekali. Naik sampai ke atas dan merusak bangunan tempat penyimpanan mesin perahu. Kami hanya standby memantau, tapi tidak bisa mengevakuasi," jelasnya.

Hartawan menyebut, cuaca ekstrim hingga menyebabkan ombak besar setinggi tiga meter ini baru pertama kali terjadi.

Pihaknya pun memutuskan untuk tidak melaut sementara waktu, demi keselamatan.

Akibat kejadian ini, tujuh nelayan diperkirakan mengalami kerugian masing-masing mencapai Rp 10 juta.

Hartawan pun berharap pemerintah dapat memberikan kompensasi untuk para korban.

"Mata pencaharian kami hanya melaut. Semoga ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah," tandasnya.

Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Buleleng, Gede Putra Aryana mengatakan, selama cuaca ekstrim ini pihaknya mengimbau kepada seluruh nelayan agar tidak melaut sementara waktu demi keselamatan.

Seluruh perahu, serta barang berharga yang biasanya disimpan di gudang sekitar bibir pantai juga agar dievakuasi ke tempat yang lebih aman, untuk mengantisipasi terjadinya badai susulan.

Terkait bantuan atas kerusakan sejumlah perahu milik Kelompok Nelayan Karang Gunung, Aryana mengaku akan melakukan pendataan terlebih dahulu, untuk kemudian diusulkan kepada pemerintah daerah, provinsi atau pusat.

"Kami juga masih mendata apakah musibah seperti ini juga terjadi pada kelompok nelayan lain di Buleleng," terangnya. (rtu)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved