Berita Nasional

Daya Beli Masyarakat Terpukul di Momen Ramadhan, Harga Beras hingga Telur Naik

ekonomi Indonesia ditaksir masih mampu tumbuh di kuartal I 2024, penyumbang pertumbuhan tersebut dari industri manufaktur, perdagangan dan pertanian.

|
Tribun Bali/I Putu Supartika
Ilustrasi pedagang - Daya Beli Masyarakat Terpukul di Momen Ramadhan, Harga Beras hingga Telur Naik 

Di mana, kata dia, khawatirkan pemerintahan baru cenderung mengejar pemasukan dari belanja yang harus direalisasikan sesuai janji kampanye.

“Seperti makan siang gratis, kemungkinan besar akan memakan porsi program lain yang sudah ada dan menambah dorongan untuk meningkatkan penerimaan,” ungkapnya.

Dia bilang, naiknya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) demi memenuhi peningkatan dari sisi belanja.

Tetapi di saat yang sama, peningkatan penerimaan secara tidak hati-hati akan berdampak pada daya beli masyarakat.

“Apalagi diprediksi global tumbuh melambat, mitra dagang kita tumbuh lebih lambat tahun ini dikhawatirkan akan berimbas ke ekonomi domestik, termasuk selain ekspor-impor, juga konsumsi rumah tangga,” tandasnya.

Senada, Ekonom Center of Economic an Law Studies (Celios) Nailul Huda menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 bisa mencapai level 5 - 5,1 persen.

Menurutnya, momen Ramadan membawa efek positif ke konsumsi rumah tangga.

“Kenaikan harga tidak akan mengurangi konsumsi rumah tangga di bulan Ramadan, hanya memperlambat,” katanya kepada KONTAN.

Huda menuturkan, seperti tahun sebelumnya, tiap kuartal yang bertepatan dengan momen Ramadan dan lebaran biasanya lebih tinggi pertumbuhan ekonominya.

Dia bilang, ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang meningkat pada momen tersebut terutama pangan dan sandang.

“Biasanya yang naik adalah sektor penyediaan makan dan minum, industri tekstil dan telekomunikasi,” pungkasnya. (kontan)

Pemerintah Harus Jaga Daya Beli

PEMERINTAH melihat upaya untuk menjaga daya beli akan menjadi kebijakan yang berkesinambungan.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Ferry Irawan menjelaskan, kebijakan tersebut tidak hanya berfokus kepada masyarakat kelas bawah sebagai bentuk menjaga pengeluaran di tengah ketidakpastian ekonomi.

"Akan tetapi juga memastikan masyarakat kelas menengah memiliki insentif untuk tetap meningkatkan konsumsi di tengah ketidakpastian ekonomi," ujar Ferry kepada Kontan.co.id, Selasa 12 Maret 2024.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved