Kecelakaan hari ini

Kecelakaan Maut di Gianyar, Temuan Telapak Kaki di Drainase, Iptu Made Janji Langsung ke TKP

Kecelakaan Maut di Gianyar, Temuan Telapak Kaki di Drainase, Iptu Made Janji Langsung ke TKP

istimewa
Kecelakaan Maut di Gianyar, Temuan Telapak Kaki di Drainase, Iptu Made Janji Langsung ke TKP 

 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Peristiwa kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Goa Gajah di wilayah hukum Polres Gianyar pada Senin 1 April 2024 sekira pukul 08.10 Wita.

Kasus kecelakaan itu sempat menghebohkan warga, pasalnya korban tewas dalam peristiwa tersebut sempat dikira sebagai korban pembunuhan.

Jenazah korban kecelakaan tersebut atas nama Ketut Ceko (66) asal Banjar Margabingung, Desa Bedulu, Gianyar.

Jasad korban kecelakaan ini ditemukan di saluran drainase, tepatnya di Banjar Goa, Desa Bedulu, Gianyar.

Baca juga: Jembatan Jawa Bali Muncul di Laman Wikipedia, Panjang 39 KM, PHDI: Jawa dan Bali Harus Pisah!

Warga awalnya mengira korban kecelakaan itu menjadi korban pembunuhan karena saat ditemukan jenazah Ketut Ceko terbungkus terpal.

Namun dalam penyelidikan Polsek Blahbatuh, diketahui bahwa jenazah tersebut merupakan korban kecelakaan tunggal.

Kapolsek Blahbatuh, Kompol I Made Tama menjelaskan, korban kecelakaan tersebut pertama kali diketahui oleh Abraham Limahelu.

Saksi mata, kata Tama diketahui sedang berjalan kaki di Jalan Raya Goa Gajah menuju tempatnya bekerja yaitu proyek Balai Banjar Goa.

Baca juga: Selamat Jalan Bli Komang Artika, Karyawan BUMN Tewas di Jembrana, Kecelakaan Sulit Dihindari

Setelah melewati tempat proyek perbaikan drainase di sebelah utara Jalan Raya Goa Gajah, tiba-tiba ia kaget melihat sebuah sepeda motor sedang terendam di genangan air di dalam got proyek drainase.

"Setelah diamati lebih jelas oleh saksi ternyata tampak sebuah telapak kaki manusia yang tenggelam di samping sepeda motor tersebut. Saksi lalu melaporkan temuannya tersebut ke warga sekitar, hingga sampai ke kami," ujar Kapolsek. 

Sekitar pukul 08.20 Wita, Piket Fungsi Polsek Blahbatuh dipimpin Pawas IPTU I Made Janji langsung mendatangi TKP kecelakaan bersinergi dengan 2 orang personil TNI dan 6 orang petugas BPBD Gianyar.

Pukul 09.50 wita, jenazah korban dievakuasi menggunakan mobil ambulance PMI ke Rumah Sakit Sanjiwani Daerah (RSUD) Gianyar

"Meninggalnya korban diduga akibat laka lantas OC (Out of Control ), dengan kondisi korban berada di dalam selokan proyek drainase berikut kendaraan yang digunakan. Pihak keluarga menyatakan menerima dan mengikhlaskan kejadian tersebut sebagai sebuah musibah," ujar Kapolsek.

Kondisi Luka Korban

Korban kecelakaan Ketut Ceko (66) asal Banjar Margabingung, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali yang ditemukan tewas di proyek drainase di Jalan Raya Goa Gajah, Desa Bedulu tewas karena luka serius di kepala.

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis RSUD Sanjiwani Gianyar yang dilaporkan ke Mapolsek Blahbatuh, diketahui bahwa saat dibawa ke rumah sakit, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia 

Setelah diperiksa, pupil mata tidak berkedip dan denyut nadi sudah berhenti.

Kondisi jenazah korban kecelakaan itu diperkirakan sudah meninggal kurang lebih 2 jam sebelum ditemukan.

Sementara untuk kondisi luka, disebutkan bahwa terdapat luka robek pada bagian kepala belakang, sehingga korban mengalami cidera kepala berat (CKB) sebagai penyebab meninggalnya korban.

Kapolsek Blahbatuh, Kompol I Made Tama mengatakan, korban diduga mengalami kecelakaan lalu jatuh ke dalam drainase saat mengendarai  sepeda motor sehingga mengalami benturan berat di kepala.

Sepeda motor yang dibawa saat itu berupa Vario DK 5954 LO.

Penjual Sarana Upakara itu Berpulang

I Ketut Ceko (66) asal Banjar Margabingung, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali yang ditemukan tewas di proyek drainase di Jalan Raya Goa Gadjah, Desa Bedulu tersebut selama ini dikenal sebagai penjual jejaitan atau sarana upakara.

Sejumlah warga yang ditemui di kawasan Desa Bedulu, Senin 1 April 2024, awalnya menduga korban jatuh saat mencari klepan atau daun kelapa tua.

Lalu tubuhnya dihanyutkan air sungai. Sebab keseharian Ceko memang kerap mencari klepan untuk kepentingan jualannya. 

"Biasanya nyari klepan untuk jualan, karena orangnya memang jualan jejaitan untuk menyambung hidup," ujar Pak Nyoman, saat ditemui di kawasan Desa Bedulu.

Namun setelah dilakukan penyelidikan oleh Polsek Blahbatuh, ternyata diduga korban jatuh ke proyek drainase.

Seorang warga setempat, I Wayan Sana berharap dengan kejadian ini, pengerjaan proyek drainase yang dilakukan oleh Dinas PUPR Bali itu dievaluasi.

Sebab, dari pantauannya, tidak terdapat rambu atau penanda pada proyek ini, sehingga saat gelap sangat rawan kecelakaan.

"Tidak ada penanda dalam proyek tersebut, jadi kalau malam tidak terlihat. Semoga dievaluasi, supaya tidak terjadi hal yang tak diinginkan," ujarnya.

I Made Sutawa (43) sebagai perwakilan pihak keluarga menyatakan bahwa menerima dan mengikhlaskan kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa Ketut Ceko.

Insiden kecelakaan tersebut diterima sebagai i sebuah musibah. Jenazah korban akan dititip di kamar jenazah RSUD Sanjiwani selama kurang lebih tiga hari dan akan dilakukan upacara kremasi tanggal 4 Maret 2024. (*)


 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved