Berita Bali

Jembatan Jawa Bali Muncul di Laman Wikipedia, Panjang 39 KM, PHDI: Jawa dan Bali Harus Pisah!

Jembatan Jawa Bali Muncul di Laman Wikipedia, Panjang 39 KM, PHDI: Jawa dan Bali Harus Pisah!

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
Tribunnews
Jembatan Jawa Bali Muncul di Laman Wikipedia, Panjang 39 KM, PHDI: Jawa dan Bali Harus Pisah! 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Jembatan Jawa Bali muncul di laman Wikipedia

Pada Wikipedia dinamakan jembatan Selat Bali.

Dalam laman Wikipedia tersebut, muncul rencana atau gambar dari jembatan Selat Bali tersebut.

Selain itu, disebutkan juga jembatan ini akan menjadi jalan tol penghubung antara tiga pulau yakni Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali.

Jembatan Selat Bali ini disebutkan memiliki panjang 39 km dengan ujung timur adalah Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (via Besuki dan Jember).

Sedangkan ujung barat adalah Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi hingga Jalan Tol Bali Mandara.

Dalam narasi di laman tersebut, jembatan yang menghubungkan Pulau Bali dan Pulau Jawa ini dipastikan lebih tinggi dari daratan dan perairan

Hal itu dikarenakan ombak di Selat Bali yang sangat tinggi.

Disebutkan juga jika jalan tol sangat penting untuk ekonomi pulau Jawa dan Bali.

Serta aman apabila ingin berpergian ke Pulau Jawa atau yang ingin ke Pulau Bali.

Namun dalam laman ini juga disertakan penolakan terhadap jembatan tersebut oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Jembrana, I Komang Arsana.

Terkait munculnya Jembatan Selat Bali di Wikipedia tersebut, PHDI Bali tetap pada keputusannya menolak rencana itu.

Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak mengaku pihaknya tetap berpegang teguh pada bhisama Dang Hyang Sidimantra.

“Dan ini sulit direalisasikan, apalagi pemimpin di Bali sudah menolak. Jawa dan Bali itu memang harus pisah,” kata Kenak saat dihubungi, Selasa 26 Maret 2024.

Menurutnya, jika Jawa dan Bali disambung, maka akan timbul kehancuran.

Pemisahan Bali dan Jawa oleh laut ini juga merupakan salah satu filter untuk keberadaan pulau Bali dari hal-hal negatif.

Dirinya pun menyebut, saat Wayan Koster menjadi Gubernur Bali, rencana ini juga sudah ditolak. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved