Berita Bali
Komisi IV DPR RI Gelar Diskusi Repatriasi Untuk Mendukung Satwa Liar di Provinsi Bali
Gubernur Koster menyampaikan bahwa pihaknya baru pertama kali menghadiri diskusi secara spesifik yang berkaitan dengan satwa liar.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Komisi IV DPR RI menggelar kunjungan kerja (kunker) Masa Sidang I Tahun 2025-2026 ke Provinsi Bali.
Agenda pertama kunker dihadiri lengkap mulai dari Ketua Komisi IV Titiek Soeharto, Wakil Ketua Alex Indra Lukman, Wakil Ketua Panggah Susanto, Wakil Ketua Ahmad Yohan dan Wakil Ketua Abdul Kharis Al Masyhari menghadiri diskusi di kantor BKSDA Bali.
Diskusi ini mengambil fokus membahas tentang, “Repatriasi Untuk Mendukung Satwa Liar di Provinsi Bali” yang turut dihadiri juga oleh Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
Gubernur Bali, Wayan Koster didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali Made Rentin, Kepala BKSDA Bali Ratna Hendratmoko dan jajaran lain di Pemprov Bali.
Baca juga: TERANCAM Punah, Burung Perkici Dada Merah Pulang Kampung dari Inggris ke Bali, Tut Atat & Luh Atit!
Dalam sambutannya Gubernur Koster menyampaikan bahwa pihaknya baru pertama kali menghadiri diskusi secara spesifik yang berkaitan dengan satwa liar.
“Ini luar biasa diskusinya membahas hal-hal yang sangat penting dan esensial bagi Bali. Kegiatan ini menjadi forum penting untuk memperkuat sinergi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan mitra konservasi dalam menjaga kelestarian satwa liar dan ekosistemnya di Indonesia, khususnya Bali,” imbuhnya.
Ia melaporkan kepada Komisi IV DPR dan Menteri Kehutanan bahwa Provinsi Bali memiliki luas wilayah hanya 5.590 kilometer persegi dan terus mengalami pengurangan karena faktor abrasi pantai.
Dalam 5 tahun terakhir luas Provinsi Bali itu mengalami pengurangan 40.000 kilometer persegi.
“Jadi karena itulah kami sangat berharap dukungan untuk melakukan perlindungan pantai kalau tidak ke depan Bali ini akan semakin kecil Pulaunya,” imbuhnya.
Menurutnya Bali yang kecil ini, budayanya kecil dan luas wilayahnya sedikit tapi memiliki kekayaan alam yang luar biasa, di antaranya adalah tanaman endemik Bali yang sangat terkenal untuk pangan, upacara ritual agama dan juga kesehatan.
Begitu juga kekayaan laut yang luar biasa ada ikan yang sangat berkualitas, ikan hias termasuk juga terumbu karangnya.
Kemudian juga ada satwa yang sangat spesifik endemik, Bali itu terkenal dengan sapi, kambing, babi, ayam, bebek dan satwa lain seperti kedis (burung) Bali.
Dan salah satu yang punah adalah kedis atat yaitu burung atat yang sudah lama tidak ada.
“Dan sekarang baru ditampilkan lagi melalui forum kunjungan komisi IV DPR ini jadi kami sangat berterima kasih karena burung ini burung atat ini kedis atat ini sudah bisa diternakkan lagi, sehingga kelestariannya akan terjaga ke depan,” papar Gubernur Koster.
Sementara itu, Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni mengatakan, “puji syukur hari ini kita sama-sama diberikan kesempatan untuk melepasiarkan 40 ekor burung perkici berdada merah atau Trichoglossus Forsteni Mitchlli”.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.