Pilkada 2024
Tak Lagi Berapi-api, KPU Bali Ingin Debat Pilkada 2024 dengan Suasana Sejuk
Tak Lagi Berapi-api, KPU Bali Ingin Debat Pilkada 2024 dengan Suasana Sejuk
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali (KPU Bali) membeberkan rencana pelaksanaan debat Pilkada 2024 mendatang.
Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan mengatakan, pihaknya tak memprioritaskan pelaksanaan debat yang dapat memicu kegaduhan di masyarakat.
Meski belum menerangkan secara pasti formatnya, namun Agung Lidartawan menginginkan suasana pelaksanaan debat yang sejuk.
“Kita cari nanti. Kita cari desainnya yang elegan. Tidak lagi berapi-api. Menyejukkan untuk masyarakat.”
“Euforia jangan lagi. Tapi intinya. Tapi suasananya tidak seperti orang berkelahi. Yang damai-damai saja lah,” ungkapnya, Jumat 5 April 2024.
Agung Lidartawan memandang, suasana debat yang riuh, ditambah lagi dengan suasana para pendukung yang panas, terkesan tak intelek.
Sehingga, dia berharap agar pada pelaksanaan debat nanti, para pendukung hanya memberikan tepuk tangan ketika mengapresiasi calonnya.
“Saya ingin membuat betul-betul suasana teman-teman kita di Bali, kalau debat, tepuk tangan saja. Jangan isi ‘wa we wa we’. Seperti tidak intelek,” pandangnya.
Pasalnya, Ketua KPU Bali dua periode itu mendapat inspirasi dari suasana demokrasi yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Contohnya, ketika pemilihan bendesa adat.
Baca juga: Akomodir Hak WBP, Lapas Perempuan Kerobokan dan Kanwil Kemenkumham Bali Beri Penyuluhan Hukum
Para calon bendesa adat, kata Agung Lidartawan, dikatakan memaparkan visi-misinya secara damai dan teratur.
Sementara masyarakatnya, disebut duduk dengan rapi menyimak visi-misi yang bersangkutan.
Di akhir, Agung Lidartawan menerangkan, debat tetap dilaksanakan meski hanya diikuti oleh satu pasangan calon.
Namun, formatnya dikatakan berubah menjadi pemaparan visi-misi oleh Paslon yang bersangkutan.
Hal tersebut tetap dilakukan lantaran masyarakat memiliki hak untuk mengetahui visi dan misi calon pemimpinnya nanti.
“Bukan debat namanya. Pemaparan visi misi. Harus dilakukan. Masyarakat harus tahu,” pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.