Berita Bali
Dua Orang Tewas di Bali, Hanya Beda Dua Jam, Ni Wayan Sukerti dan Gede DS Putuskan Akhiri Hidup
Dua Orang Tewas di Bali, Hanya Beda Dua Jam, Ni Wayan Sukerti dan Gede DS Putuskan Akhiri Hidup
Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Nekat, Ni Wayan Sukerti (58) dan I Gede DS (17) memilih jalan yang sama mengakhiri hidup, kejadian ini terjadi di Bali, yaitu di Denpasar dan Karangasem pada Jumat 19 April 2024.
Latar belakang keduanya memilih mengakhiri hidup berbeda, Sukerti karena terkait sakit, sementara Gede DS karena asmara.
Diperkirakan kedua korban ini memutuskan untuk akhiri hidup hanya berbeda dua jam pada hari yang sama.
Baca juga: Viral! Kecelakaan di Mengwi Badung,Tubuh IB Ary Surya Terpental, Motor Terseret
Sungguh tragis, Sukerti (58) nekat mengakhiri hidup di kediamannya, Jl. Pulau Biak I, Denpasar.
Aksi nekat akhiri hidup itu pertama kali diketahui oleh suaminya, Wayan Teka (76) pada Jumat 19 April 2024 sekitar pukul 01.30 Wita.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menuturkan, korban nekat akhiri hidup di kamar mandi dengan menggunakan selendang.
Baca juga: Selamat Jalan Hadi, Jadi Perjalanan Pulang Sekolah Terakhir, Siswa SMA Tewas Kecelakaan
“Korban ditemukan oleh suami korban gantung diri di kamar mandi dengan menggunakan selendang yang diikatkan pada tembok kamar mandi,” sebagaimana keterangan tertulis Polresta Denpasar yang diterima Tribun Bali, Jumat 19 April 2024.
Pengakuan Wayan Teka kepada petugas, sebelumnya dia dan istrinya, Sukerti berada di dalam kamar rumah mereka di Denpasar.
Saat itu Wayan Teka, meminta istrinya untuk segera tidur.
Selanjutnya, Wayan Teka terbangun pada Jumat 19 April 2024 sekitar pukul 01.30 Wita dan tak mendapati istrinya di dalam kamar.
Wayan Teka kemudian melihat korban di kamar mandi yang kala itu lampu dalam keadaan padam.
Usai dinyalakan, Wayan Teka justru mendapati istrinya, Wayan Sukerti telah tergantung di pintu kamar mandi.
“Saat saksi terbangun melihat korban tidak ada di dalam kamar, kemudian saksi melihat korban di kamar mandi dan saat itu lampu tidak hidup.”
“Kemudian saksi menyalakan lampu dan saat lampu hidup saksi kaget melihat korban sudah tergantung di pintu kamar mandi,” tutur Kasi Humas.
Selanjutnya, Wayan Teka memanggil cucunya, KAF (16) untuk membantu mengevakuasi korban.
Korban dievakuasi oleh Wayan Teka dan cucunya, KAF dengan cara memotong selendang dengan pisau dapur untuk selanjutnya dibaringkan di kasur.
Kepada petugas, KAF mengaku mendengar suara layaknya orang tersedak saat korban diturunkan untuk evakuasi.
“Saat diturunkan saksi mendengar suara korban seperti orang keselek.
Kemudian saksi membantu kakek menurunkan korban dengan cara memotong selendang yang digunakan gantung diri menggunakan pisau dapur, selanjutnya ditidurkan di kasur,” jelas AKP Sukadi.
Selanjutnya, mereka menghubungi keluarga lainnya guna memberitahukan kejadian Sukerti nekat akhiri hidup.
Jenazah Wayan Sukerti kemudian dibawa ke RSUD Wangaya, Denpasar dengan menggunakan Ambulans BPBD Kota Denpasar.
Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi menerangkan, menurut keterangan Wayan Teka dan cucunya, KAF, korban nekat mengakhiri hidup lantaran tak kuat menanggung penyakitnya,
Pasalnya, korban menderita penyakit asam lambung dan jantung sejak lama.
Korban telah berupaya untuk melakukan pengobatan.
Namun, tak kunjung sembuh.
“Korban sampai gantung diri diduga karena mengalami sakit asam lambung dan sakit jantung yang sudah lama dan sudah berobat tetapi tidak kunjung sembuh,” pungkas Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi.
Sementara itu, aksi akhiri hidup yang dilakukan Gede DS di Karangasem, Bali pun tak jauh berbeda.
Pelajar berinisial I Gede DS, asal Karangasem, Bali ditemukan dalam kondisi jenazah menggantung di palang pintu dapur rumahnya di Kecamatan Karangasem.
Dugaannya korban mengalami depresi karena persoalan asmara lalu nekat mengakhiri hidup.
Kasi Humas Polres Karangasem, IPTU Gede Sukadana, seizin Kapolres Karangasem, AKBP Nengah Sadiarta, mengatakan, korban nekat mengakhiri hidup pada Jumat (19/4) pukul 03.00 WITA.
Yang pertama menemukan jenazah korban dalam keadaan tergantung adalah ayahnya,
Saat proses evakuasi, telah dipastikan pria berusia 17 tahun itu sudah meninggal dunia.
"Awalnya orang tua dengar suara bunyi handphone berkali -kali dalam kamar korban.
Selanjutnya di cek ke kamar, tapi tak menemukan korban," ungkap Gede Sukadana, perwira pangkat balok dua.
Orang tua coba mencari ke luar rumah lantaran khawatir, tapi korban tidak kunjung ditemukan.
Karena kondisi gelap, saksi memutuskan kembali ke rumah.
Sesampainya di rumah mereka curiga dengan lampu dapur. Biasanya lampu dapur nyala saat malam. Sedangkan saat kejadian lampu dapur padam, terlihat gelap.
"Setelah sampai di rumah saksi merasa curiga dengan lampu dapur dalam keadaan mati. Biasanya lampu di dapur hidup malamnya,"imbuh Sukadana.
Saksi langsung ke dapur dan melihat korban sudah dalam keadaan tergantung.
Selanjutnya ayah korban memanggil istrinya untuk membantu menurunkan dan memotong tali.
Kemudian korban dibawa ke kamar untuk di baringkan.
"Lalu menghubungi kepala dusun (kadus), diteruskan ke kepolisian,"tambah Sukadana.
Tim medis dari Puskesmas II Karangasem tak temukan ada tanda - tanda kekerasan saat pemeriksaan luar.
Yang bersangkutan diperkirakan meninggal dunia kurang dari 6 jam.
Pihak Keluarga mengikhlaskan kematian korban dan menolak untuk dilakukan autopsi.
Jenazah sudah dirumahnya untuk diupacarai
"Korban mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di duga karena depresi lantaran masalah asmara.
Keluarga sudah mengikhlaskan kematian korban dan menolak dilakukan otopsi,"kata Sukadana.
Kasus bunuh diri yang yang dilakukan pelajar di Karangasem capai 3 kasus di 2024.
Semuanya pelajar setingkat Sekolah Menengah Atas / Kejuruan.
Motifnya bunuh diri bervariatif. Ada dikarenakan permasalahan asmara, dan karena masalah lain. Seperti masalah keluarga.
Data dihimpun Tribun Bali di lapangan, kasus pelajar bunuh diri terjadi di Kecamatan Bebandem. Yang bersangkutan menghabisi diri diperkirakan karena adanya permasalahan asmara.
Sedangkan yang ke 2 di Kecamatan Manggis. Penyebabnya dikarenakan sakit hati diberitahu orang tua. Terkahir di Kecamatan Karangasem.
Sebelumnya Kepala UPTD Perlindungan Perempuan & Anak (PPA), Dinas Sosial Kab. Karangasem, Ni Nyoman Budiartini, mengaku, ada beberapa kasus mengakhiri hidup yang dilakukan siswa.
Ini tak lepas dri mental yang bersangkutan karena alami permasalahan.
Sehingga memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
Untuk menekan kasus bunuh diri, pemerintah telah melakukan berbagai upaya.
Satu diantaranya mengelar sosialisasi ke instansi sekolah.
"Pemerintah sudah melakukan sosialisasi tentang perlindungan perempuan dan anak oleh instansi yang membidangi,"kata Budiartini.
Dan yang terpenting, kata Budiartini, sentuhan orang tua sangat diperlukan agar anak dan remaja tidak lakukan langkah bertentangan dengan agama.
Waktu berkualitas berkumpul bersama anak sangat dibutuhkan di waktu luang. Harapannya agar ikatan anak serta ibu semakin kuat.
"Kalau pagi orang tua sibuk kerja, sedangkan anak sibuk sekolah. Sekitar pukul 18.00 wita, orang tua sempatkan berkumpul bersama anak - anak. Tanyakan aktivitasnya seharian. Jangan dibiarkan sibuk memainkan handphone. Sentuhan ibu sama anak sangat diperlukan,"akui Budiartini.
Mantan pegawai Humas Setda Karangasem berharap keterlibatan keluarga dalam mengatasi masalah ini.
"Saya pribadi ketika berkunjung ke desa, tetap lakukan sosialisasi. Memberikan pemahaman pada masyarakat, serta menghimbau agar mengawasi anak. Sempatkan waktu kumpul dengan anak,"harap Budiartini
Berita atau artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasakan tanda-tanda depresi dan memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda juga bisa simak hotline https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
The Genius Future Summit 2025 Bakal Hadirkan Puluhan Tokoh Global Kelas Dunia di Bali |
![]() |
---|
Resmikan Fasilitas Kejati Bali, Jaksa Agung ST Burhanudin Puji Keberadaan Bale Kerta Adhyaksa |
![]() |
---|
Kejati Bali Tepis Tudingan Hanya Tangani 3 Perkara Tipikor, Ini Faktanya |
![]() |
---|
Temukan Pabrik Milik WNA di Tahura Mangrove, Satpol PP Bali Tindak Tegas Tutup Sementara |
![]() |
---|
Usai Disidak Dewan, Satpol PP Bali Tutup Sementara Pabrik Material Milik WNA Rusia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.