Pilkada 2024
Dikabarkan Maju dengan Giri Prasta di Pilgub Bali 2024, Bintang Puspayoga: Itu Hoaks Ya
viral di media sosial baliho yang menampilkan foto Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati alias Bintang Puspayoga berdampingan dengan Giri Prasta
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Dikabarkan akan bersanding dengan Bupati Badung, Nyoman Giri Prasta di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali, November 2024, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) I Gusti Ayu Bintang Darmawati membantah hal tersebut.
Saat ditemui di acara Musyawarah Nasional (Munas) Perempuan di Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung, Sabtu 20 April 2024, istri dari Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, politikus senior PDIP Bali itu dengan tegas mengatakan pemasangan dirinya di Pilgub 2024 merupakan hoaks.
“Oh itu hoaks,” katanya singkat.
Saat disinggung jika diusulkan untuk mengikuti Pilgub 2024, Bintang mengatakan tidak akan mengikuti Pilgub 2024.
Baca juga: KPU Buleleng Buka Rekrutmen PPK dan PPS, Akan Bertugas pada Pilkada Serentak 2024
Ia juga mengatakan posisinya di pemerintah pusat saat ini adalah Menteri dan tidak mungkin akan turun ke daerah lagi.
“Enggak akan (mengikuti Pilgub 2024). Kita lihat mekanisme partai saja. Saya sudah cukup, masak sudah di pusat turun lagi. Terima kasih, ini sudah anugerah luar biasa. Itu hoaks ya,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial terkait baliho yang menampilkan foto Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati alias Bintang Puspayoga berdampingan dengan Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta. Baliho tersebut terpasang di simpang tiga Jalan Padma-Jalan Cekomaria, Denpasar.
Dalam unggahan yang mulai beredar, Senin 25 Maret 2024 lalu itu, menampilkan foto keduanya dalam satu frame baliho.
Diduga, pemasangan baliho tersebut sebagai bentuk dukungan dari kelompok masyarakat agar keduanya maju dalam Pilkada Bali mendatang. Sebab, dalam baliho tersebut bertuliskan “MENUJU PEMIMPIN BALI” dan “GAS POLL REM BLONG”.
Namun, berdasarkan pantauan Tribun Bali di lokasi, Selasa 26 Maret 2024 siang, baliho tersebut telah dicabut.
Hasil penelusuran, baliho tersebut diletakkan di Setra Peninjoan, simpang tiga Jalan Padma-Jalan Cekomaria.
Baliho Bintang-Giri ditumpuk dengan baliho ucapan selamat Hari Raya Nyepi yang menampilkan foto Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara.
Menanggapi kans pasangan Giri Prasta-Bintang Puspayoga, pengamat politik Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Dr Drs I Nyoman Subanda MSi menilai, kekuatannya imbang bila dibandingkan dengan pasangan Koster-Giri.
“Saya kira imbang. Kalau Giri-Bintang atau Bintang-Giri, dengan Koster-Giri saya kira sama,” ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali, Senin 25 Maret 2024 lalu.
Subanda menuturkan, Bintang Puspayoga merupakan representatif perempuan yang telah berkiprah di kancah nasional.
Tak hanya representatif perempuan pada umumnya, Bintang juga dinilai sebagai representatif perempuan Bali yang terkesan soft dan santun.
“Muncul juga Bintang. Satu, dia dianggap sebagai representatif perempuan. Dia berkiprah secara nasional sebagai menteri. Karena orang bukan hanya lihat Bintangnya. Tapi perempuan, orang bisa empati. Kalau Bali itu kan senang yang soft, santun. Tapi Bintang itu representatif perempuan Bali,” bebernya.
Selain itu, Bintang juga dinilai “dibacking” oleh jaringan Puri di Bali melalui suaminya, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga. Diketahui, Puspayoga merupakan politikus senior PDIP Bali.
Dia sempat menduduki jabatan strategis di pemerintahan.
Mulai dari Wali Kota Denpasar, Wakil Gubernur Bali, hingga Menteri Koperasi dan UMKM era Jokowi-JK.
“Dia juga tokoh Puri lho ya. Gerbongnya Puspayoga masih gini (diperhitungkan) di PDIP,” ungkap Subanda.
Sementara itu, Giri Prasta dipandang telah melancarkan manuvernya.
Bupati Badung dua periode itu rajin turun ke masyarakat melalui penyaluran Bansos.
Penyaluran Bansos oleh Giri Prasta, bahkan berlangsung hingga di luar Kabupaten Badung.
Subanda memandang, penyaluran Bansos hingga di luar Kabupaten Badung diperlukan guna meningkatkan acceptability masyarakat.
Bagi-bagi Bansos, kata Subanda, memang sah saja untuk kepentingan masyarakat.
Namun, perlu melihat momentum penyalurannya.
“Bagi-bagi Bansos secara politis pasti ada tujuannya. Untuk kepentingan masyarakat sah-sah saja. Tapi ketika dibagikan dekat-dekat Pemilu, pada momen-momen tertentu, pasti strategis. Mengapa mesti gencar di luar Badung? Karena memang perlu acceptability di luar itu. Itu secara politik sudah jelas. Itu simbol-simbol,” katanya. (sar/mah)
Kumpulan Artikel Pilkada
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.