Berita Karangasem

Banyak Puyung, Petani Subak Iseh Sidemen Karangasem Tak Memanen Padinya, Simak Beritanya!

Padahal bibit padi yang di tanam petani yakni jenis ciherang. Bantuan dari Pemerintah Daerah Karangasem sumber dari APBN.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Saiful Rohim/Tribun Bali
Suasana pertanian di Br. Dinas Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Nampak beberapa pertanian ditanami padi. 

TRIBUN-BALI.COM  - Puluhan petani di Subak Iseh, Br. Iseh, Desa Sinduwati, Kec. Sidemen, Karangasem, mengeluh lantaran produksi panen padi alami penurunan drastis tahun 2024.

Padahal bibit padi yang di tanam petani yakni jenis ciherang. Bantuan dari Pemerintah Daerah Karangasem sumber dari APBN.

Perbekel Sinduwati, Nengah Rumana, mengaku petani mengeluh lantaran merugi. Jumlah petani yang merugi dan mengeluhkan kondisi ini mencapai 50 orang lebih.

Khusus anggota yang masuk kelompok Subak Iseh. Seandainya kalkulasi keseluruhan bisa lebih. Luas lahan yang terdampak capai puluhan hektare.

"Petani di Subak Iseh yang tanam padi jenis ciherang merugi semua. Produksi panen (padi) mengalami penurunan drastis. Parahnya ada berapa juga petani yang gagal panen. Tak dapat hasil sama sekali dikarenakan bijinya kosong (puyung),"ungkap Rumana, Minggu (28/4/2024).

Baca juga: Ribuan Masyarakat Disuguhkan Makanan Gratis Syukuran Prabowo-Gibran di Kecamatan Sawan Buleleng 

Baca juga: Apresiasi AgenBRILink, BRI Serahkan Mobil dan Logam Mulia kepada Pemenang Program Super AgenBRILink

Ilustrasi - Puluhan petani di Subak Iseh, Br. Iseh, Desa Sinduwati, Kec. Sidemen, Karangasem, mengeluh lantaran produksi panen padi alami penurunan drastis tahun 2024.

Padahal bibit padi yang di tanam petani yakni jenis ciherang. Bantuan dari Pemerintah Daerah Karangasem sumber dari APBN.
Ilustrasi - Puluhan petani di Subak Iseh, Br. Iseh, Desa Sinduwati, Kec. Sidemen, Karangasem, mengeluh lantaran produksi panen padi alami penurunan drastis tahun 2024. Padahal bibit padi yang di tanam petani yakni jenis ciherang. Bantuan dari Pemerintah Daerah Karangasem sumber dari APBN. (Tribun Bali/Dwi S)

Akibatnya puluhan petani mengalami kerugian jutaan rupiah per orang. Bayangkan, hasil panen petani per 20 are hanya menghasilkan 5 karung gabah.

Sedangkan panen sebelumnya bisa capai 16 sampai 20 karung. Artinya terdapat penurunan produksi sekitar 75 persen. Hasil panen tidak sesuai dengan pengeluarannya.

"Saya punya sawah sekitar 80 are. Per 20 are hanya menghasilkan 5 karung gabah. Seandainya digiling, mungkin menghasilkan beras hanya beberapa kilo. Hampir 75 persen padinya puyung (kosong). Ada petani tak memanen tanamannya lantaran kosong," imbuh Nengah Rumana.

Kondisi ini hanya menimpa petani yang tanam bibit padi jenis ciherang. Sedangkan petani yang tanam bibit lain tak rugi.

Produksi panen sedikit meningkat dibanding sebelumnya."Pemerintah harus memberi bibit yang bagus. Biar tidak merugi. Sekarang banyak petani yang rugi banyak di Sinduwati," kata Nengah Rumana.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan & Perikanan Karangasem, Nyoman Siki Ngurah, membenarkan. Produksi padi di Subak Iseh, Sinduwati turun.

Tanaman padinya kebanyakan kosong, tak ada bijinya. Tapi tak sampai gagal panen."Produksi panen menurun, bukan gagal panen. Petani masih dapat padi,"tambah Siki Ngurah.

 

Suasana pertanian di Br. Dinas Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Nampak beberapa pertanian ditanami padi.
Suasana pertanian di Br. Dinas Iseh, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Karangasem. Nampak beberapa pertanian ditanami padi. (Saiful Rohim/Tribun Bali)

Saat disinggung apa penyebab utama menurunnya hasil panen ?.

Siki mengatakan lebih dominan karena cuaca. Bukan dikarenakan bibit padi yang di tanam.

Saat padi akan berbuah, tiba - tiba hujannya lumayan deras. Sehingga ini berpengaruh ke proses pertumbuhannya. Makanya kebanyakan padi tak ada bijinya.

"Penyebabnya lebih dominan karena cuaca. Kemarin petugas pertanian sempat mengecek ke lokasi. Memang ada penurunan hasil panen.

Tapi penurunan tak terlalu signifikan. Lahan 1 hektare biasanya hasilkan 10 sampai 12 ton, sekarang hanya 8 ton,"imbuh Nyoman Siki Ngurah.

Sebelumnya, kata Siki, pemerintah juga sempat memberikan bantuan bibit ciherang tahap 1 dan 2 di Kecamatan Abang, Rendang, dan Selat.

Hasil panennya lancar, tak ada keluhan. Sedangkan untuk pendistribusian di Kec.Sidemen digelar tahap III."Tahap ke III bertepatan musim hujan. Selain itu diserang jamur,"akuinya.

"Besok saya bersama petugas rencana kembali ke lokasi untuk pastikan penyebabnya. Kita juga akan beri sosialisasi ke petani sekitar lokasi,"janjinya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved