Pilkada Bali 2024

Koster Bawa Dua Usulan Paslon Di Pilgub Bali 2024, Usulkan Koster-Ace dan Koster-Giri ke DPP PDIP

Koster Bawa Dua Usulan Paslon Di Pilgub Bali 2024, Usulkan Koster-Ace dan Koster-Giri ke DPP PDIP

(Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra)
Ketua DPD PDIP Bali, Wayan Koster. Sebut akan bawa dua usulan paket Paslon ke DPP PDIP untuk Pilgub Bali. 

"Kami sebagai partai terbuka dan demokratis, membuka diri baik untuk teman-teman kader internal maupun eksternal. Teman-teman yang punya kesamaan visi dan ideologi dengan PDI Perjuangan kalau punya kemauan untuk mendaftar atau mencalonkan diri sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng silahkan ambil formulir pendaftarannya di kantor DPC," terangnya.

Supriatna menyebut, kader dari internal partai serta delapan nama yang sebelumnya diusulkan juga dipersilahkan untuk mendaftar.

Mengingat delapan nama itu baru sekedar usulan.

"Yang delapan itu kan baru usulan, belum tentu dia mau mendaftar untuk menjadi bakal calon. Jadi yang sudah diusulkan juga harus mendaftar kalau mau mencalonkan diri. Dalam pendaftaran itu juga harus jelas mau mencalonkan sebagai Bupati atau Wakil Bupati," terangnya.

Terkait syarat pendaftaran untuk eksternal partai, Supriatna menyebut tidak terlalu signifikan, serta tidak perlu mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA). Namun yang jelas harus berkewarganegaraan Indonesia, serta memiliki keseriusan mencalonkan diri lewat PDIP.

"Syarat spesifik tidak terlalu ada. Tidak harus ber-KTA. Tapi kalau mau cari KTA jadi lebih baik. Kami terbuka kepada siapa saja yang ingin menjadi anggota," jelasnya.

Sementara disinggung terkait kapan dirinya akan mendaftar, Supriatna mengaku masih mencari hari baik.

Dari pantauan di DPC PDIP Buleleng, I Nyoman Sutjidra menjadi pihak yang pertama mengambil formulir pendaftaran.

Ia datang sekitar pukul 11.30 Wita. Meski rekomendasi dari DPP belum turun, namun Sutjidra tampak mengambil formulir untuk pendaftaran bakal calon Bupati Buleleng.

"Positif di Bupati. Untuk rekomendasi saya serahkan di DPP. Mudah-mudahan yang ambil formulir berpotensi mendapatkan rekomendasi. Yang penting kita ikuti prosesnya semua. Untuk wakilnya saya ikuti prosedur saja," katanya.

Di Karangasem, sejumlah nama bakal cabup bermunculan dan sudah diusulkan partai politik, seperti Gerindra, NasDem, PDIP, Golkar, Demokrat. PDIP yang memperoleh 15 kursi di Pileg Karangasem 2024 sudah mengantongi nama untuk diusung sebagai Bacabup.

Perolehan kursi PDIP sudah memenuhi syarat untuk mengusung calon sendiri, tanpa harus berkoalisi di pilkada.

Ketua DPC PDIP Karangasem, Gede Dana, mengatakan, untuk Pilkada Karangasem sudah ada 1 nama yang diusulkan, yakni calon incumbent Gede Dana yang kini menjabat Bupati Karangasem.

"Untuk Cabup muncul 1 nama, I Gede Dana. Ini sesuai penjaringan di PDI Perjuangan," kata Dana, Senin 29 April 2024.

Sedangkan calon pendamping Gede Dana, PDIP usulkan 2 nama, yakni Wayan Suastika kader PDIP yang kini menjabat Ketua DPRD Karangasem dan I Nengah Suadi.

Sedangkan beberapa usulan bawah meminta agar PDIP berkoalisi dengan partai lain yang memiliki kursi di DPRD Karangasem.

"Tapi ada usulan dari masing-masing peserta rapat agar berkoalisi dengan partai-partai yang ada di Kabupaten Karangasem, seperti Gerindra dan Golkar yang memiliki kesamaan visi untuk membangun Karangasem," kata Gede Dana.

Sedangkan di Partai Golkar ada 5 nama bacabup yang disurvei.

Tiga orang adalah kader Golkar, yakni Nengah Sumardi yang kini menjabat Wakil Ketua 1 DPRD Karangasem, I Made Sukarena mantan Wabup Karangasem, dan I Komang Bayu Ada Yustiawan Karna.

Dari luar kader Golkar muncul 2 nama, yakni I Gusti Putu Parwata dan Nengah Suadi.

Beberapa nama yang disurvei partai besutan Airlangga Hartarto, Nengah Sumardi berpotensi besar maju di Pilkada karena elektabilitas dan popularitasnya terus naik mengalahkan nama yang lain.

Ketua DPD Golkar Karangasem, Gusti Ngurah Setiawan, mengaku, survei calon untuk Pilkada di Karangasem sudah berjalan sejak beberapa minggu.

Calon yang diprioritaskan bertarung di Pilkada 2024 adalah kader.

Tapi harus melihat elektabilitas calon.

"Siapa yang diberi rekomendasi belum tahu," imbuh Setiawan.

Golkar yang dapat 8 kursi di Pileg 2024 masih terus berupaya melakukan komunikasi politik dengan partai politik lain karena Golkar tidak bisa mengusung calon sendiri

. Ambang batas untuk bisa mengusung calon sendiri yakni yang memiliki minimal 9 kursi di DPRD Karangasem.

"Survei pertama kemungkinan pertengahan Mei keluar. Untuk koalisi kita masih melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Setelah survei pertama baru dilaksanakan survei kedua menentukan pendampingnya," imbuhnya.

Selain PDI Perjuangan dan Golkar, Partai Nasdem juga memunculkan nama I Gusti Putu Parwata sebagai cabup Karangasem.

"Nasdem mengusung Gusti Putu Parwata sebagai Calon Bupati Karangasem di Pilkada. Elektabilitas sangat tinggi," kata Sekretaris Partai Nasdem Karangasem, Made Juwita.

Kata Juwita, Nasdem sedang melakukan komunikasi politik dengan partai lain untuk bisa mengusung I Gusti Putu Parwata sebagai cabup Karangasem.

Mengingat Nasdem hanya dapat 5 kursi di Pileg 2024. Artinya Nasdem membutuhkan 4 kursi lainnya untuk bisa mengusung cabup.

"Kita masih terus melakukan komunikasi politik dengan partai lain, seperti Demokrat, Golkar, Gerindra, dan PDI Perjuangan. Dengan partai apapun kita masih cari," kata Juwita.

Selain itu, ada beberapa tokoh dari partai lain yang bermunculan jelang Pilkada, yakni tokoh Gerindra dan Demokrat.

Gerindra memperoleh 9 kursi di Pileg 2024, sedangkan Demokrat memperoleh 6 kursi. Sedangkan kursi sisanya diperoleh Partai Hanura. (gus/rtu/ful)

Benteng Elektoral yang Sulit Ditandingi

Panggung politik terkait Pilgub Bali kini mengarah ke PDIP.

Sebab, dua kader PDIP, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta sepakat untuk berpasangan dalam Pilgub Bali November 2024.

Hal ini sebagai buntut dari DPC PDIP Kabupaten Badung yang diketuai oleh Giri Prasta yang mengusulkan pasangan Koster-Giri dalam pertemuan tertutup, Minggu 28 April 2024.

Padahal sebelumnya, Giri Prasta yang merupakan Bupati Badung dua periode itu seolah-olah tengah berebut rekomendasi calon Gubernur Bali dengan Koster.

Menanggapi hal ini, pengamat politik Universitas Udayana (Unud) Efatha Filomeno Borromeu Duarte SIP MSos menilai, pasangan Koster-Giri bak benteng elektoral yang sulit ditandingi.

Bahkan, dia memandang bersatunya Koster dan Giri Prasta merupakan corak politik langka dalam pertarungan politik lokal.

Sebab, keduanya dinilai memiliki elektoral yang tinggi dengan nuansa politik yang berbeda dan siap ditarungkan.

“Suguhan kejadian ini membawa corak yang cukup langka dalam pertarungan dominasi politik lokal karena keduanya memiliki harga elektabilitas yang tinggi, nuansa politik yang berbeda serta siap dipertandingkan. Tetapi menariknya ialah Koster dan Giri bersatu, bernegosiasi dan malah membangun benteng pertahanan bersama,” ungkapnya saat dihubungi Tribun Bali, Senin 29 April 2024.

Efatha menilai, PDIP tampaknya ingin bermain cepat guna menghindari turbulensi politik.

Selain itu, bersatunya Wayan Koster dan Giri Prasta juga sekaligus menepis isu perpecahan di internal.

“PDIP terlihat ingin bermain cepat untuk menghindari langkah yang dapat menciptakan turbulensi politik. Sekaligus secara gamblang menepis isu perpecahan internal hal ini bertujuan untuk segera mengeraskan fondasi mesin partai hingga kebasis-basis pemilih,” tuturnya.

Tak hanya menguatkan internal partai politik berlogo banteng moncong putih itu, pasangan Koster-Giri juga dinilai berpotensi dapat menarik pemilih dari calon lain.

Sehingga, hal tersebut berdampak pada kurangnya ruang gerak para pesaing dalam menemukan pijakan.

“Dengan kedua tokoh ini bergabung, mereka kemungkinan memiliki potensi untuk memadukan tidak hanya pendukung, tetapi juga untuk menarik pemilih dari calon alternatif lain. Bahkan mengurangi ruang bagi pesaing untuk menemukan pijakan,” kata Efatha. (mah)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved