Berita Buleleng

Paguyuban Seniman Buleleng Resmi Dibentuk, Jero Olit Terpilih Sebagai Ketua

Terbentuknya Paguyuban Seniman Buleleng, Jero Olit Terpilih Sebagai Ketua: Bersama Ratusan Seniman, Majukan Kesenian.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: I Made Wira Adnyana Prasetya
TRIBUN BALI/ Ratu Ayu Astri Desiani
Sejumlah seniman saat membentuk Paguyuban Seniman Buleleng pada Minggu (28/4) malam. Gede Pande Satria Kusuma Yudha atau yang akrab disapa Jero Olit terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Paguyuban Seniman Buleleng masa bakti 2024-2029. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Seniman di Buleleng akhirnya resmi membentuk paguyuban.

Ketua Padepokan Seni Dwi Mekar, Gede Pande Satria Kusuma Yudha, atau yang akrab disapa Jero Olit, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Paguyuban Seniman Buleleng masa bakti 2024-2029.

Jero Olit ditemui usai pembentukan paguyuban seniman Buleleng pada Minggu (28/4) malam, menyebut bahwa paguyuban ini diikuti oleh ratusan seniman Buleleng mulai dari sastra, seni rupa, seni pertunjukan tari, karawitan Bali hingga musisi modern.

Paguyuban ini sepakat dibentuk pasca tragedi batalnya tampil dua sekaa gong kebyar legendaris pada perayaan HUT ke-420 Kota Singaraja beberapa waktu lalu.

Jero Olit menyebut bahwa melalui paguyuban ini, pihaknya ingin menyatukan visi dan misi dalam memajukan kesenian di Buleleng.

Selain itu, paguyuban ini juga berfungsi untuk mengatur jalannya festival maupun perhelatan akbar yang melibatkan para seniman, sehingga para seniman dapat pentas sesuai dengan pakemnya.

Baca juga: Seniman Buleleng Bentuk Paguyuban, Buntut Batal Tampil Dua Sekaa Gong Kebyar Legendaris

Pihaknya juga akan mendaftarkan paguyuban ini di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Buleleng agar memiliki perlindungan hukum.

Pihaknya juga berencana untuk berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI agar karya para seniman di Buleleng mendapatkan hak kekayaan intelektual.

Disinggung terkait rencana bertemu dengan Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana, Jero Olit mengaku tidak ingin lagi membahas terkait tragedi batalnya tampil dua sekaa gong kebyar legendaris pada perayaan HUT ke-420 Kota Singaraja.

Namun, kejadian seperti itu ia harapkan tidak terulang kembali.

"Lupakan, jangan digoreng lagi. Namun, saya titip pesan jangan mengulang hal itu lagi. Masing-masing seniman punya ciri khas dan idealisme masing-masing, namun saya rasa dengan adanya paguyuban ini semua akan mencair," tandasnya. (rtu)

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved