Kebakaran di Denpasar

Satu Keluarga Tewas di Sesetan Denpasar, Dua Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dan Tangisan Bayi

Satu Keluarga Tewas di Sesetan Denpasar, Dua Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dan Tangisan Bayi

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Aloisius H Manggol
Ist/Humas Polresta Denpasar
Situasi pascakebakaran rumah kos di Jl. Dukuh Sari, Gg. Banteng, Denpasar. Tampak aparat kepolisian menyambangi TKP. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Peristiwa kebakaran menimpa rumah kos dan kontrakan di Jl. Dukuh Sari, Gg. Banteng, Sesetan, Denpasar pada Senin 6 Mei 2024 malam.

Mirisnya, sebanyak 3 orang menjadi korban dalam kebakaran di wilayah Sesetan tersebut.

Informasi yang dihimpun Tribun Bali, korban kebakaran adalah satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

Baca juga: Cinta Sehidup Semati Made Ari dan Komang Novi, Bahagia di Sesetan Denpasar dengan Kesederhanaan

“3 orang korban jiwa meninggal,” sebagaimana keterangan tertulis yang diterima dari Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi, Selasa 7 Mei 2024.

Menurut keterangan sejumlah saksi peristiwa kebakaran tersebut, mereka mengaku sempat mendengar suara minta tolong dari dalam rumah.

Seperti yang disampaikan oleh Ishak Kalaga (24). Kepada petugas Polresta Denpasar, Ishak tiba di TKP kebakaran sekitar pukul 22.40 Wita dan melihat api telah membesar.

Baca juga: Selamat Jalan Made Arisanjaya, Istri dan Anak, Video Call dari Sesetan ke Buleleng Jadi Kenangan

Tak hanya itu, dia juga mendengar suara minta tolong dari dalam TKP kebakaran.

Suara tersebut dikatakannya seperti suara ibu-ibu dan seorang anak yang tengah menangis.

“Saksi melihat api sudah besar dan terdengar suara minta tolong dari dalam rumah, terdengar teriakan ibu-ibu dan anak kecil sedang menangis,” ungkapnya kepada petugas.

Mengetahui hal itu, Ishak sontak berteriak meminta pertolongan warga sekitar untuk membantu memadamkan api.

Sejalan dengan Ishak, Mawardi (25) juga mendengar suara seorang perempuan yang meminta pertolongan dan suara anak kecil yang menangis.

Menindaklanjuti hal tersebut, Mawardi kemudian berteriak guna meminta pertolongan warga sekitar.

Mirisnya, api semakin membesar dan Mawardi tak melihat penghuni rumah keluar untuk menyelamatkan diri.

“Saksi mendengar teriakan ibu-ibu meminta tolong dan anak kecil yang menangis, atas kejadian tersebut, saksi langsung teriak meminta tolong kepada warga sekitar.”

“Namun penghuni di dalamnya tidak ada yang keluar,” terang Mawardi kepada polisi.

Api kemudian baru dapat dijinakkan pada Selasa 7 Mei 2024 sekitar pukul 00.30 Wita.

Selain menelan 3 korban jiwa, sebanyak 2 unit sepeda motor merek Honda Scoopy dan Yamaha NMax juga ikut terbakar.

Belum diketahui apa penyebab kebakaran tersebut.

Pasalnya, aparat kepolisian tengah melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab kebakaran.

“Masih dalam lidik,” pungkas Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi.

Cinta Sehidup Semati Made dan Kadek

Dari kasus kebakaran di Sesetan yang merenggut nyawa satu keluarga itu ada secercah cerita manis.

Diketahui Made Arisanjaya dan Komang Novi baru menikah dua tahun lalu dan dikaruniai anak yang juga menjadi korban dalam kebakaran di Sesetan itu.

Wayan Ardiyasa, kakak ipar istri korban menuturkan, sebelum kebakaran di Sesetan, sekitar pukul 20.00 Wita, Novi membuat story WhatsApp keceriaan keluarga kecil ini.

Kebahagiaan keluarga kecil itu ditengah kesederhanaan tergambar jelas dari story WhatsApp Novi.

Menurut Ardiyasa, canda tawa ketiga korban itu begitu tulus ditunjukkan sekitar tiga jam sebelum kebakaran.

"Saya lihat story WA istrinya. Mereka bercanda ceria dengan suami dan anaknya," tutur Ardiyasa saat diwawancarai di lokasi kejadian, Selasa 7 Mei 2024.

Dalam kebakaran tersebut, 10 unit kamar kos dan 1 rumah kontrakan terdampak.

Namun hanya 4 kamar kos dan 1 rumah kontrakan yang terdampak paling parah akibat kebakaran.

Saat ini lokasi kejadian kebakaran tersebut masih dipasangi garis polisi.

Tak hanya story kebahagiaan di WhatsApp, ketiga korban juga sempat melakukan video call dengan keluarganya di Buleleng sekira pukul 21.00 WITA atau dua jam sebelum kebakaran.

"Kemungkinan setelah video call ini kejadian kebakaran itu," tuturnya.

Ardiyasa mengatakan, Kadek Novi selama ini bekerja sebagai pedagang online menjual kasur, almari dan sejenisnya.

Sementara suaminya bekerja di Benoa sebagai tukang filet ikan.

Saat kejadian, Ardiyasa dihubungi oleh kerabatnya bahwa ada kebakaran di tempat adik iparnya.

"Karena kebetulan dia lihat di FB ada tulisan olshop ipar saya, saya ditelpun oleh saudara saya," akunya.

Kemudian sekitar pukul 02.30 Wita, ia dicari ke rumahnya dan disebutkan ada korban meninggal dari Kintamani dan Buleleng.

"Saya kemudian ke lokasi kejadian. Memang benar kontrakan ipar saya. Dan ada yang meninggal. Kan istrinya dari Kintamani nikah ke Bon Tihing Buleleng," imbuhnya.

Dirinya pun memastikan ke RSUP Sanglah terkait kebenaran itu.

Di RSUP Sanglah, saat dilihat, kondisi adik iparnya sudah gosong dan tak bisa dikenali karena hidungnya rusak.

Barulah saat melihat jenazah anak korban, ia menjadi yakin.

Ia juga mendengar informasi jika ketiga korban ditemukan di kamar mandi.

"Hari ini rencananya akan dibawa ke Buleleng, makanya saya harus mengurus berkasnya," katanya.

Penyebab kebakaran masih diselidiki

Penyebab pasti dari kebakaran di Sesetan masih dalam proses penyelidikan.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar, I Made Tirana membenarkan kejadian ini saat dikonfirmasi Tribun Bali, pada Selasa 7 Mei 2024 dini hari.

"Ada 3 orang korban meninggal dunia bapak, ibu, dan anak, diduga ini satu keluarga, saat ini masih diidentifikasi oleh pihak kepolisian," ujar Made Tirana.

Made Tirana menjelaskan, terdapat 4 unit kamar di rumah kos milik Adi tersebut yang terbakar dengan luas sekitar 1 are.

Lokasinya ada di Jalan Taman Sari 2C Blok I, Banjar Pembungan, Sesetan, Denpasar, Bali.

Seluruh Pos Regu Damkar di Kota Denpasar dikerahkan untuk memadamkan si jago merah.

Menyikapi kebakaran ini, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar, I Made Tirana, menyatakan bahwa penyebab pasti dari kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan.

"Kami belum dapat memastikan penyebab pasti dari kebakaran ini. Tim investigasi kami sedang bekerja keras untuk mengungkap hal ini," ujar Made Tirana.

Kondisi bangunan kos-kosan yang terbakar, milik seorang yang bernama Adi, mengalami kerugian materiil yang signifikan.

Berdasarkan perkiraan sementara, peristiwa kebakaran ini juga mengakibatkan kerugian materiil pemilik rumah kos yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.

"Kerugian sekitar ratusan juta rupiah," ujarnya.

Namun, nilai sebenarnya masih perlu ditindaklanjuti dengan investigasi lebih lanjut.

Dalam peristiwa ini, penting untuk menyoroti penyebab kebakaran tersebut.

Apakah kejadian ini disebabkan oleh faktor manusia, alam, atau faktor lain yang dapat dipelajari untuk menghindari kejadian serupa di masa depan.

Upaya pencegahan kebakaran yang lebih efektif dapat diambil jika penyebabnya sudah teridentifikasi dengan jelas.

Dengan demikian, kejadian tragis ini harus dijadikan pembelajaran bagi kita semua untuk lebih meningkatkan kesadaran akan bahaya kebakaran dan pentingnya langkah-langkah preventif dalam menjaga keamanan rumah dan lingkungan.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved