Berita Denpasar
Digelar Sejak Lebih dari 25 Tahun, Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar Gelar Pindapata Jelang Waisak
Jelang perayaan Trisuci Waisak 2568 BE/2024, ratusan umat sejak pagi hadir dan berdiri berjajar sepanjang Jalan Gunung Agung Denpasar, Kamis (9/5).
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Jelang perayaan Trisuci Waisak 2568 BE/2024, ratusan umat sejak pagi hadir dan berdiri berjajar sepanjang Jalan Gunung Agung Denpasar, Kamis (9/5).
Kedatangan umat ini untuk menyerahkan dana pindapata kepada Bhikkhu Sagha.
Pindapata ini merupakan rangkaian dari program penyambutan Trisuci Waisak yang diselenggarakan oleh Vihara Buddha Sakyamuni, Denpasar.
Baca juga: Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar Gelar Pindapata Jelang Waisak, Libatkan 6 Orang Biksu
Acara ini diikuti oleh enam biksu dan satu samanera yaitu Bhikkhu Cittagutto Mahathera, Bhikkhu Sucirano Mahathera, Bhikkhu Sujano Mahathera, Bhikkhu Dhammaratano, Bhikkhu Indamedho, Bhikkhu Pabhajayo dan Samanera Indaviryo.
Penasehat Vihara Buddha Sakyamuni, Sudiarta Indrajaya menjelaskan, pindapata ini merupakan sebuah tradisi kehidupan para pertapa, dimana pada zaman Buddha di India Kuno juga dilaksanakan dan berlangsung hingga kini.
Pindapata berasal dan dua suku kata, yaitu Pinda berarti gumpalan atau bongkahan (makanan) dan Patta berarti mangkuk makan.
Dapat diartikan pindapata adalah pengumpulan makanan dengan mangkuk oleh para bhikkhu dari rumah ke rumah penduduk.
Ia mengatakan, pindapata ini telah dilaksanakan sejak lebih dari 25 tahun di wihara ini dan tetap dijaga.
“Ini sebagai hubungan yang saling mendukung antara pertapa dan umat dan sudah kami laksanakan lebih dari 25 tahun,” katanya.
Baca juga: Jaga Toleransi Keberagaman, Wawali Hadiri Peringatan Trisuci Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Bali
Pelaksanaannya dimulai sekitar pukul 06.00, dimana para biksu berjalan kaki dari ujung timur Jalan Gunung Agung hingga ke Wihara.
“Menempuh jarak sekitar 2 kilometer. Dan ini memberikan kesempatan pada umat untuk bertemu biksu secara langsung dan berdana, memberikan apapun yang dimiliki yang dalam hal ini adalah makanan,” imbuhnya.
Ia berharap, dari kegiatan ini akan muncul keyakinan umat jika kehidupan pertapa masih dijaga sejak 3.000 tahun lalu yaitu hidup sederhana, apa adanya, meskipun perkembangan teknologi maju semakin cepat.
Selain untuk para biksu, nantinya sebagai dari hasil pindapata tersebut juga akan disumbangkan ke panti asuhan maupun umat yang membutuhkan.
Selain pindapata, dalam menyambut perayaan Waisak, Vihara Buddha Sakyamuni juga menggelar kegiatan Upacara Pattidana yaitu pelimpahan jasa kepada para leluhur yang dilaksanakan, Minggu (19/5) mendatang.
Baca juga: Libur Hari Raya Waisak, Okupansi Hotel Jaringan HIG di Bali Meningkat 94 Persen
(tribun bali/sup)
Duh, Harga Daging Ayam dan Bawang Merah Mulai Naik, Imbas Cuaca dan Kenaikan Biaya Pengiriman |
![]() |
---|
Ini Motif WNA Azerbaijan Nekat Curi Uang Milik Money Changer Rp 191 Juta, TFO Piting 2 Karyawan |
![]() |
---|
BUNTUT Tajen Maut di Denpasar, Desa Adat Kesiman Akan Bahas di Paruman Adat |
![]() |
---|
DISABET Ayam Taji Hingga Tewas di Denpasar, Berikut Kesaksian Lengkap Wayan Jeger di TKP Tajen |
![]() |
---|
DISDUKCAPIL Denpasar Manfaatkan Hari Minggu Beri Pelayanan Jemput Bola Dokumen Kependudukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.