Kebakaran di Denpasar
Prosesi Pemakaman I Made Arisanjaya, Istri, dan Anaknya Hari Ini, Keluarga Terisak Tangis
Prosesi pengabenan korban kebakaran yang tewaskan satu keluarga di kos-kosan di Sesetan, Denpasar, Bali dilaksanakan hari ini, Jumat, 10 Mei 2024.
Penulis: Putu Supartika | Editor: I Made Wira Adnyana Prasetya
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Prosesi pengabenan korban kebakaran yang tewaskan satu keluarga di kos-kosan di Sesetan, Denpasar, Bali dilaksanakan hari ini, Jumat, 10 Mei 2024.
Jenazah ketiga korban kebakaran tragis di Sesetan, Denpasar, dimakamkan di Setra Desa Adat Bontihing.
Korban yang meninggal adalah I Made Arisanjaya (30), istrinya Komang Novi Mertasari (25), dan anak mereka Putu Gede Arta Dharma Sankara (2), yang semua akan diistirahatkan di liang lahat terpisah.
Keluarga ini meninggal dalam sebuah insiden yang mengerikan pada Senin malam, di mana rumah kos mereka dilalap si jago merah, menyebabkan kerugian materi mencapai ratusan juta rupiah, termasuk dua sepeda motor yang terbakar.
Tanggal 7 Mei 2024 Jenazah Ari, dan istrinya serta anaknya dibawa dari RSUP Prof Ngoerah Denpasar menuju ke rumah duka sekitar pukul 14.00 wita.
Jenazahnya dipulangkan dengan menggunakan dua unit mobil ambulans milik Centra Mahatmiya Bali.
Perbekel Desa Bontihing I Gede Pawata ditemui Selasa (7/5) mengatakan, proses pemulangan tiga jenazah asal Banjar Dinas Kawanan, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng sempat terkendala.
Untuk prosesi pengabenan sendiri akan dilaksanakan hari ini 10 Mei 2024 di Setra Desa Adat Bontihing.
Mahendra menyebut, jenazah ketiga korban akan dimakamkan di Setra Desa Adat Bontihing, Jumat (10/5).
Ketiganya dikubur secara terpisah, alias tidak pada satu liang.
Dituturkan Mahendra, Ari beserta istri dan anaknya terakhir pulang ke kampung halaman saat libur Lebaran kemarin.
Sementara komunikasi terakhir dilakukan sekitar tiga hari yang lalu.
Kala itu komunikasinya, kata Mahendra, hanya sebatas menanyakan kabar. "Tidak ada firasat," ucapnya.
Mahendra menyebut Ari merupakan tulang punggung keluarga. Anak kedua dari pasangan Made Jiwa dan Made Sari itu bekerja di salah satu perusahaan ikan, yang ada di wilayah Kelurahan Benoa, Denpasar.
Sementara Komang Novi berjualan peralatan rumah tangga secara online.

Baca juga: BREAKING NEWS: Jenazah Korban Kebakaran Made Arisanjaya, Istri, dan Anaknya Dikebumikan Hari Ini
Baca juga: Kisah Pilu Made, Istri, Balitanya Tewas Kebakaran di Denpasar & Video Call Terakhir Dengan Keluarga
Isak haru membekas dalam keluarga korban atas kepergian I Made Arisanjaya dan keluarga, pasalnya Wayan Ardiyasa, selaku kakak ipar istri korban menuturkan, sebelum kejadian tersebut.
"Saya lihat story WA istrinya. Mereka bercanda ceria dengan suami dan anaknya," tutur Ardiyasa saat diwawancarai di lokasi kejadian, Selasa (7/5).
Kemudian ia juga mendapat kabar bahwa pukul 21.00 Wita korban sempat video call keluarganya di kampung.
"Kemungkinan setelah video call ini kejadian kebakaran itu," tuturnya.
Dikatakannya, korban baru menikah dua tahun lalu. Sang istri bekerja sebagai pedagang online menjual kasur, lemari dan sejenisnya. Sementara suaminya bekerja di Benoa sebagai tukang fillet ikan.
Saat kejadian, Ardiyasa dihubungi oleh kerabatnya bahwa ada kebakaran di tempat adik iparnya.
"Karena kebetulan dia lihat di FB ada tulisan olshop ipar saya, saya ditelepon oleh saudara saya," akunya.
Kemudian sekitar pukul 02.30 Wita, ia dicari ke rumahnya dan disebutkan ada korban meninggal dari Kintamani dan Buleleng.
"Saya kemudian ke lokasi kejadian. Memang benar kontrakan ipar saya. Dan ada yang meninggal. Kan istrinya dari Kintamani nikah ke Bontihing Buleleng," imbuhnya.
Dia pun memastikan ke RSUP Prof IGNG Ngoerah (Sanglah) terkait kebenaran itu. Di RSUP Ngoerah, saat dilihat, kondisi adik iparnya sudah gosong dan tak bisa dikenali karena hidungnya rusak.
Barulah saat melihat jenazah anak korban, ia menjadi yakin. Ia juga mendengar informasi jika ketiga korban ditemukan di kamar mandi.
Adik bungsu almarhum Ari, Nyoman Yogi Mahendra (22) mengatakan, kabar duka ini baru diterima keluarga, Selasa pagi, dari para tetangganya.
Pasca menerima kabar tersebut, orangtua serta kakak kandung almarhum pun bergegas ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar untuk melihat kondisi ke tiga korban, yang rupanya telah dinyatakan tewas dengan kondisi mengenaskan.
Pada saat kejadian kebakaran tersebut senin 6 Mei 2024 malam sekitar pukul 23.00 Wita, Ishak Kalaga (24), salah satu saksi mata, menceritakan momen mendebarkan saat ia tiba di lokasi dan mendengar teriakan minta tolong. “
“Saya melihat api sudah besar, dan terdengar suara minta tolong, suara ibu dan anak yang menangis. Itu sangat memilukan,” ungkap Ishak.
Selanjutnya, tim pemadam kebakaran berjuang keras untuk memadamkan api, namun terlambat untuk menyelamatkan nyawa korban.
“Kami menemukan mereka di kamar mandi. Mereka mungkin berusaha menyelamatkan diri dari api yang sangat cepat menyebar,” ujar I Made Tirana, kepala Dinas Pemadam Kebakaran Denpasar, menambahkan bahwa kondisi korban sangat tragis.
Keluarga dan teman korban berkumpul di rumah duka, mengenang kenangan tentang Ari dan keluarganya.
Nyoman Yogi Mahendra, adik Ari, mengatakan bahwa keluarganya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.
“Kabar duka ini sangat mengejutkan. Tiga hari lalu kami masih berkomunikasi, mereka tampak bahagia,” kenang Yogi.
Sementara itu, proses identifikasi jenazah dilakukan dengan hati-hati di RSUP Prof Ngoerah.
“Kami melakukan pemeriksaan luar, dan memang kondisi jenazah sangat mengenaskan,” kata dr Kunthi Yulianti, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik di rumah sakit tersebut.
Keluarga korban, yang dikenal tidak mampu, menerima bantuan dari Dinas Sosial Buleleng dan Centra Mahatmiya Bali untuk pemulangan jenazah.
Perbekel Desa Bontihing, I Gede Pawata, menuturkan bahwa komunitas lokal langsung berkoordinasi untuk membantu keluarga korban.
“Ini adalah tragedi yang sangat menyedihkan bagi kita semua, dan kami akan terus mendukung keluarga yang ditinggalkan,” ungkap Pawata.
Kasus ini masih dalam penyelidikan polisi, namun diduga kebakaran bermula dari korsleting listrik.
Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan duka yang mendalam di hati komunitas tetapi juga menjadi pengingat keras tentang bahaya kebakaran dan pentingnya keamanan di tempat tinggal.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.