Mahasiswa STIP Tewas

Suasana Terkini Rumah Mendiang Putu Satria di Klungkung Bali Jelang Prosesi Pengabenan Hari Ini

Suasana Terkini Rumah Mendiang Putu Satria di Klungkung Bali Jelang Prosesi Pengabenan Hari Ini

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Suasana di depan rumah mendiang Putu Satria (19) jelang pengabenan pada 10 Mei 2024 pagi. 

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta maaf ke keluarga Putu Satria Ananta Rustika di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Kamis 9 Mei 2024.

Kamis pagi, Budi Karya Sumadi dan rombongan mendatangi langsung rumah duka Putu Satria, yang meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta.

"Kami ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa langsung ke keluarga. Saya menyampaikan penyesalan sedalam-dalamnya. Meminta maaf atas kejadian yang terjadi di STIP 3 Mei lalu, hingga menyebabkan ananda Putu Satria Ananta Rustika berpulang," ungkap Budi Karya Sumadi di hadapan keluarga.

Menurut Budi, kejadian ini menjadi hal yang sangat mendalam baginya.

Sehingga membuatnya mengambil langkah untuk mereformasi intitusi pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan, termasuk STIP.

"Kami minta juga dilakukan upaya hukum dan pendampingan ke korban, sehingga pelaku mendapatkan hukuman setimpal sesuai dengan hukum," jelas Budi.

Dalam kesempatan itu, Budi berjanji akan melakukan reformasi atau perombakan sistem pendidikan di setiap sekolah vokasi di bawah naungan Kementerian Perhubungan, satu di antaranya STIP Jakarta.

Selama ini ada 23 sekolah vokasi yang berada di bawah naungan Kemenhub.

"Apa yang dialami ananda Rio (panggilan Putu Satria), kami kenang sebagai suatu kejadian yang mendalam. Jadi dasar reformasi pendidikan vokasi Kemenhub," ujar Budi.

Sebagai bentuk tanggung jawab, Budi Karya Sumadi telah membebastugaskan direktur hingga beberapa pejabat di STIP Jakarta.

Dalam jangka pendek, pihak Kemenhub juga mempertimbangkan untuk melakukan moratorium terhadap satu angkatan di STIP.

Sehingga untuk angkatan tahun ini, STIP tidak melakukan rekrutmen terhadap calon taruna tingkat I.

"Jadi kita akan putus satu angkatan, memutus tradisi jelek dan tidak ada lagi senior junior," tegas Budi.

Selain itu nantinya sistem asrama hanya akan diberikan kepada anak-anak tinggat I, sementara anak tingkat selanjutnya bisa tinggal di tempat-tempat kos di sekitar kampus.

"Kami juga akan libatkan orangtua untuk ikut mengasuh anak didik, melalui komite sekolah," jelas Budi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved