Mahasiswa STIP Tewas
Suasana Terkini Rumah Mendiang Putu Satria di Klungkung Bali Jelang Prosesi Pengabenan Hari Ini
Suasana Terkini Rumah Mendiang Putu Satria di Klungkung Bali Jelang Prosesi Pengabenan Hari Ini
Bahkan perombakan juga dilakukan hingga atribut kampus.
Menurutnya, atribut yang selama ini dikenakan, terkesan memunculkan persepsi dan pemisah antara senior dan junior.
"Ke depan semua atribut kami hilangkan. Kami akan gunakan yang lebih humanis. Tidak setiap hari kami gunakan seragam itu (dinas), tapi ada seragam putih, batik, olahrahraga, dan libur bisa pakaian bebas," jelas Budi.

Putu Satria Ananta Rustika (19) meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP Jakarta, Jumat (3/5).Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terjadi di toilet lantai II STIP.
Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tingkat I, dipanggil oleh senior di tingkat II.
Seniornya yang bernama Tegar asal Bekasi, sempat menanyakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.
Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer.
Kemudian Tegar memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali.
Hal itu membuat korban terkapar dan meninggal dunia.
Terkait dengan kasus saat ini, sudah ditangani secara hukum oleh Polres Jakarta Utara.
Menhub juga telah menginstruksikan kepada Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) untuk mempercepat investigasi internal atas unsur-unsur kampus STIP Jakarta yang mengabaikan atau tidak menjalankan SOP yang telah ditetapkan sehingga kasus ini terjadi.
"Untuk selanjutnya, akan dikenakan sanksi institusi sesuai ketentuan yang berlaku," lanjut Menhub.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Menhub memberikan beasiswa kepada adik kandung Putu Satria, Ni Kadek Anandita Pradnya Swari untuk melanjutkan pendidikan di sekolah vokasi di bawah naungan Kementerian Perhubungan.
"Tadi kami telah berembug dengan orangtua (Putu Satria) dan Pj Bupati. Dipastikan, ananda Dita adik dari Putu Satria mendapatkan beasiswa dari Kementerian Perhubungan sehingga selesai di tingkat vokasi. Bisa di Jakarta atau di Bali. Rabu (15/5) kami bersurat ke keluarga, diketahui Pj Bupati. Ini merupakan kewajiban saya atas nama menteri dan korps tertentu dan tentu ini tanggung jawab negara," kata Budi.
Untuk diketahui, Putu Satria memiliki dua adik yang masih duduk di bangku sekolah, yakni Kadek Anandita Pradnya Swari (16) masih duduk di bangku kelas 1 di SMAN 2 Semarapura. Serta adik bungsunya, Komang Seno Prandeta yang masih kelas 6 SD.
Menanggapi tawaran dari kementerian itu, orangtua Putu Satria, Ni Nengah Rusmini berharap apa yang disampaikan Menhub Budi Karya Sumadi terwujud sesuai harapan.
Tidak sekadar masalah beasiswa, namun juga dukungan pihak Kemenhub dalam pengungkapan kasus yang dialami putranya, serta bagaimana Kemenhub bisa merombak sistem pendidikan di sekolah kedinasan di bawah naungan Kemenhub.
"Adiknya putu (Kadek Dita) rencana minta sekolah yang di Bali (Poltrada Bali). Semoga saja diubah lebih humanis sehingga tidak ada lagi pembulian," kata Rusmini.
Mewakili keluarga almarhum Putu Satria, Pj Bupati Klungkung Nyoman Jendrika berharap Kemenhub tetap memberi perhatian kepada keluarga korban.
"Terkait dengan upaya-upaya perbaikan di STIP, kami berharap program itu bisa berjalan sehingga ke depan kejadian itu tidak terulang lagi. Dan semoga ini menjadi kejadian terakhir pada semua peserta didik dimanapun berada," ujarnya
(tribun bali/mit/zae)
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.