Breaking News

World Water Forum 2024

113 PROYEK Air Berhasil Disusun Indonesia Pada WWF ke-10 di Bali, Ada 3 Poin Utama Deklarasi Menteri

Pertama, baru kali ini pertemuan World Water Forum menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT), yang dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko

Media Center WWF 2024/Muhammad Adimaja/nym
BERBINCANG - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) berbincang dengan President of the Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Asakawa (kanan) dalam diskusi High Level Panel sesi ke-15 World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Selasa (21/5/2024). 

Pertama, adalah melalui kerja sama untuk sumber air bersama. Hal ini memerlukan peningkatan dalam upaya kolaboratif antara negara, wilayah, sektor, dan pemangku kepentingan.

“Selain untuk menyalurkan sumber daya baru dan mendorong inovasi, kolaborasi juga dapat membantu mengurangi ketimpangan pendanaan. Kemitraan pemerintah-swasta dalam efisiensi air, seperti yang didukung Organisasi Pengembangan Industri Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNIDO), dapat membantu mewujudkannya,” ujar Armida yang juga adalah Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (ESCAP).

Langkah kolaboratif yang meliputi agenda mitigasi, adaptasi, dan pengurangan risiko bencana dikatakan Armida juga dapat mengurangi kesenjangan pendanaan. Kebutuhan pendanaan adaptasi yang tidak terpenuhi saja, diperkirakan oleh ESCAP mencapai rata-rata US$144.74 miliar per tahun, hanya untuk kawasan Asia dan Pasifik.

“Penilaian ilmiah juga merupakan fokus penting bagi kerja sama. Bulan depan, kami akan menyelenggarakan The 3rd Pole Climate Forum yang dipimpin oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Yaitu forum untuk menggerakkan para ilmuwan terbaik dan pelaku pembangunan yang paling kompeten di dunia tentang pencairan gletser,” ujar Armida.

Cara kedua adalah investasi sistem data untuk peringatan dini. Data yang lebih akurat tentang system peringatan diri dapat mengurangi kerugian yang disebabkan oleh bencana hingga 60 persen.

Menindaklanjuti arahan dari pemerintah di Kawasan Asia Pasifik, kata Armida, sistem PBB telah terintegrasi untuk menyediakan sistem peringatan dini multi-bencana.

ESCAP, Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR), Organisasi Meteorologi Dunia, Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU) dan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) bekerja bersama. Sementara UNICEF memetakan cadangan air sebagai masukan untuk perenanaan kesiapsiagaan dan adaptasi. (zae)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved