Berita Jembrana
Anjing Penyerang Anak 5 Tahun di Jembrana Bali Positif Rabies, Pemerintah Jadwalkan Vaksinasi Massal
Anjing Penyerang Anak 5 Tahun di Jembrana Bali Positif Rabies, Pemerintah Jadwalkan Vaksinasi Massal
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM - Hasil uji laboratorium sampel otak anjing yang menyerang anak 5 tahun di Banjar Kebebeng, Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, pada hari Jumat 17 Mei 2024 lalu menunjukkan hasil positif rabies.
Bidang Keswan-Kesmavet Jembrana juga telah memulai pelaksanaan vaksinasi massal pada wilayah atau desa/Kelurahan yang masuk zona merah rabies termasuk Desa Mendoyo Dangin Tukad.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, drh. I Wayan Widarsa menyebutkan, sampel otak anjing yang menyerang anak 5 tahun di Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo sudah dikirim ke BBVet.
"Hasil uji lab sampel otak anjing yang kita kirim dinyatakan positif," jelas Widarsa saat dikonfirmasi, Selasa 21 Mei 2024.
Dia menjelaskan, anjing berwarna cokelat tersebut menyerang anak bernama Ngurah Ketut Krisna Adi Putra (5 tahun) hingga mengalami luka robek di bagian wajah.
Korban kemudian dirujuk ke RSU Negara untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut yakni operasi debridement atau pengangkatan kulit yang sudah mati.
Beruntungnya, pasca kejadian tersebut Tim Siaga Rabies (Tisira) Desa Mendoyo Dangin Tukad serta petugas Keswan-Kesmavet di lapangan telah mencari anjing tersebut.
Baca juga: Anak 5 Tahun Diserang Anjing Gila di Jembrana Bali, Menderita Luka Robek di Bagian Wajah
Anjing tersebut berhasil diamankan dan langsung dieliminasi untuk pengambilan sampel otak untuk diuji di laboratorium.
Widarsa menambahkan, hingga bulan saat ini, kasus positif rabies bertambah menjadi 18 ekor HPR di Jembrana.
"Bulan Mei ini sudah ada empat kasus positif. Total dari Januari sampai saat ini sudah 18 ekor HPR yang positif rabies," sebutnya.
Disinggung terkait dengan kasus anjing yang menyerang anak 7 tahun di perbatasan Baluk dengan Desa Tegal Badeng Barat, Widarsa mengatakan bahwa sampel otak anjing tersebut belum diambil.
Sebab, saat kejadian banyak HPR atau lebih dari dua ekor anjing yang berada di TKP gigitan anjing tersebut.
"Tim medis veteriner Negara akan turun ke lokasi untuk melakukan respon medik," jelas Widarsa.
Masyarakat Agar Semakin Waspada
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, drh. I Wayan Widarsa mengimbau agar seluruh masyarakat untuk selalu berhati-hati dan mengawasi anak-anak mereka saat bermain di luar rumah.
Sebab, belakangan ini banyak kasus anak yang diserang anjing liar maupun anjing peliharaan yang berkeliaran.
Jika digigit anjing, segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit, kemudian bawa ke faskes terdekat untuk mendapatkan vaksin anti rabies serta serum anti rabies jika luka yang diderita di wilayah risiko tinggi.
"Jika menderita luka gigitan agar segera melakukan langkah-langkah penanganan untuk meminimalisir risikonya," tegasnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.