Berita Denpasar

Perayaan Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar Diikuti 3.000 Umat, Lepas Ribuan Burung

Ketua Pengurus Cabang Magabhudi Denpasar, Romo Sutikno Gunawan mengatakan, sebelum puncak acara, telah digelar beberapa rangkaian acara sebelumnya.

Tribun Bali/Putu Supartika
Perayaan Trisuci Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar - Perayaan Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar Diikuti 3.000 Umat, Lepas Ribuan Burung 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Umat Budha di Denpasar menggelar Hari Trisuci Waisak 2566 di Vihara Buddha Sakyamuni, Jalan Gunung Agung, Denpasar, Bali pada Kamis 23 Mei 2024.

Rangkaian acara diawali dengan abhayadana atau memberi keselamatan atau ketidaktakutan atau rasa aman kepada makhluk hidup dengan melepas ratusan burung.

Abhayadana ini dilakukan dengan melepaskan burung ke alam bebas, dengan makna kasih dan kebebasan.

Sebanyak 2.815 ekor burung yakni burung pipit dan burung kukur dilepaskan dalam acara ini.

Baca juga: 8 Napi Lapas Kerobokan Bali Dapat Remisi Waisak, 3 Diantara WN Tiongkok dan Thailand

Ketua Pengurus Cabang Magabhudi Denpasar, Romo Sutikno Gunawan mengatakan, sebelum puncak acara, telah digelar beberapa rangkaian acara sebelumnya.

Mulai dari Mahajata, sebulan pendalaman Dhama yang dilakukan setiap malam selama sebulan penuh, pindapata untuk bhiksu, hingga patidana berupa persembahan kepada leluhur.

“Kali ini, detik-detik Waisak jatuh pada pukul 21.52.42 Wita. Sementara persembahyangan dimulai pukul 18.30 Wita hingga pukul 22.00 Wita,” jelasnya.

Perayaan Trisuci Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni dihadiri kurang lebih 3.000 umat Buddha seluruh kota Denpasar dan sekitarnya.

“Trisuci Waisak ini untuk memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha, yakni lahirnya Pangeran Siddhartha Gautama, Pangeran Siddhartha Gautama mencapai penerangan sempurna sebagai Buddha, dan Sang Buddha parinibbhana,” katanya.

Selain itu, juga momen untuk selalu ingat dan melaksanakan ajaran Buddha.

Trisuci Waisak tahun ini mengambil tema "Memperkokoh Persatuan Dalam Keberagaman".

Sementara itu, Bikkhu Dhamaratano menambahkan, khusus prosesi melepas burung merupakan proses pembebasan satwa yang selama ini terkurung.

Diharapkan dengan pembebasan burung ini, semua makhluk bisa hidup bahagia.

“Di ajaran Budhis, kami selalu diajarkan kasih sayang. Tidak merusak, melukai, apalagi membunuh,” katanya. (*)

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved