Tragedi di Jembatan Bangkung

5 Fakta Tragedi Kakak Beradik Akhiri Hidup di Jembatan Bangkung: Yatim Piatu dari Kelurga Tak Mampu

Berikut fakta-fakta kasus pria yang memilih mengakhiri hidup di Jembatan Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Bali, pada Minggu, 25 Mei

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ady Sucipto
Surya
ilustrasi jenazah. 5 Fakta Tragedi Kakak Beradik Akhiri Hidup di Jembatan Bangkung: Yatim Piatu dari Kelurga Tak Mampu 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Berikut fakta-fakta kasus pria yang memilih mengakhiri hidup di Jembatan Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Bali, pada Minggu, 25 Mei 2024 mengundang sorotan dan keprihatinan publik.

Dihimpun Tribun Bali, lelaki yang diketahui beridentitas Ketut S (23) meninggal dunia setelah melompat dari jembatan Bangkung.

Tragisnya, Ketus S mengakhiri hidup bersama adiknya yang masih kecil.

Baca juga: Sosok Tulang Punggung Keluarga Ini Pergi untuk Selamanya, Duka di Jembatan Bangkung Badung Bali

Berikut fakta-fakta peristiwa pria akhiri hidup di Jembatan Bangkung:

1. Tulang punggung keluarga

Lelaki yang ditemukan tewas di Jembatan Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang bersama adiknya pada (25/5) diketahui merupakan tulang punggung keluarga.

Pemuda yang ditemukan meninggal dunia di Jembatan Bangkung pada Minggu 25 Mei 2024.

Ia diduga mengakhiri hidup bersama sang adik dengan lompat dari atas jembatan.

Ditemukan bersama meninggal bersama sang adik

Sang kakak berinisial Ketut S berusia 23 tahun, dan adiknya Putu Y diperkirakan baru berusia 4 atau 5 tahun.

Diduga, Ketut S bersama adiknya Putu Y mati ulah pati dengan melompat dari atas jembatan.

Kakak beradik yatim piatu ini berasal dari Banjar Dinas Rendetin, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.

“Ketut merupakan tulang punggung keluarga, kakak pertamanya yang perempuan kondisinya kurang sehat,” ucap Kepala Dusun (Kadus) Rendetin, Made Artana kepada Tribun Bali.

2. Yatim piatu dari keluarga tak mampu

Made Artana menyebutkan, Ketut S dan Putu Y merupakan yatim piatu.

Ayahnya meninggal sekitar lima tahun lalu. Sedang sang ibu meninggal dua tahun lalu.

Mereka tinggal di rumahnya di Banjar Dinas Rendetin.

“Mereka memang dari keluarga kurang mampu karena yatim piatu,” ujarnya.

3. Almarhum kerja di bengkel

Ia menjelaskanya jika dirinya selama ini sudah aktif memberi bantuan kepada keluarga Ketut S.

Terlebih sejak mereka jadi yatim piatu.

“Dia sehari-harinya kerja di bengkel,” paparnya.

4. Warga Pelaga kaget

Aksi bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang adik kakak di Jembatan Bangkung, Badung, menggegerkan warga sekitar.

Sontak warga Desa Pelaga pun gempar melihat tragedi itu.

Bahkan ssjumlah warga yang melintas di jalan Raya Tukad Bangkung juga ikut berhenti melihat ke bawah jembatan.

Kejadian bunuh diri itu pun diperkirakan masih terjadi sekitar pukul 06.00 wita. 

Dari informasi yang digali di Polsek Petang, ternyata memang benar ada pemuda yang diduga bersama adiknya melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan.

Kendati demikian sampai malam tadi masih dilakukan proses evakuasi.

 "Iya tadi sore diduga ada yang bunuh diri dengan terjun dari jembatan bersama adiknya. Karena jasad yang ditemukan dua orang laki-laki," ujar salah satu aparat kepolisian.

Pihaknya mengaku evakuasi juga cukup sulit dan memakan waktu. Pasalnya untuk turun ke bawah jembatan membutuhkan waktu.

"Sampai malam tadi evakuasi di bawah jembatan. Katanya si yang bunuh diri itu yatim piatu," bebernya.

"Pihak kepolisian juga sudah konfirmasi ke Singaraja. Sementara jenasahnya akan dititip di Rumah Sakit di Pelaga," imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah Kasi Humas Polres Badung Ipda Putu Sukarma juga membenarkan kejadian itu.

Hanya saja pihaknya tidak berani membeberkan kronologi pasti, karena masih evakuasi.

"Petugas masih di TKP, nanti kalau sudah lengkap datanya saya kirim. Namun untuk kasus bunuh diri memang benar adanya," ujarnya singkat.

5.Jenazah Sudah Di Rumah Duka

Jenazah kakak beradik yang meninggal ulah pati di Jembatan Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Bali, sudah dibawa pulang ke rumah duka, Minggu 25 Mei 2024 malam ini.

Suasana duka pun sangat terasa saat proses pemulangan kedua jenazah kakak beradik ini dari Puskesmas Pelaga

Diketahui, kabar menyedihkan kembali terjadi di Jembatan Bangkung, Minggu sore.

Kakak beradik yatim piatu memilih mengakhiri hidupnya di jembatan “lantang” tersebut.

Kepada tribun-bali.com, Kepala Dusun (Kadus) Rendetin, Made Artana, mengatakan jenazah kakak beradik ini sudah diambil di Puskesmas Pelaga untuk dibawa pulang ke rumah duka di Rendetin, Buleleng.

“Baru saja jenazah dibawa keluar dari Puskesma Pelaga, dan sekarang mau dibawa pulang ke rumah,” katanya saat dihubungi Minggu malam.

Disebutkan, pihak kepolisian sudah melakukan pemeriksan dan visum.

“Dipastikan keduanya meninggal ulah pati. Pihak keluarga sudah ikhlas,” katanya.

Sebelumnya, aktivis sosial asal Buleleng, Ary Ulangun, turut membagikan kabar duka ini lewat akun Instagramnya.

Dari postingannya tersebut, Ary mengungkapkan Ketut S dan Putu Y merupakan 4 saudara yatim piatu.

Mereka kehilangan ayah dan ibunya yang telah meninggal dunia.

Saat dikonfirmasi, Ary Ulangun membenarkan kondisi keluarga Ketut S dan Putu Y yang merupakan yatim piatu.

Diduga, kakak beradik ini memilih jalan mengakhiri hidupnya karena faktor ekonomi.

“Ketut merupakan tulang punggung keluarga, kakak pertamanya yang perempuan kondisinya kurang sehat,” ujarnya.

Disebutkan, pihak keluarga kesulitan untuk biaya pemakaman kedua jenazah kakak beradik ini.

Keluarga pun meminta untuk dibantu agar bisa dicarikan biaya pemakaman kakak beradik Ketut S dan Putu Y.

Jika ada yang berkenan membantu bisa donasi lewat @10ribumimpi di REK BRI 475801025376530

YAYASAN SEPULUH RIBU MIMPI.

Atau via OVO / DANA 085942890333. (*)

Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasakan tanda-tanda depresi dan memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda juga bisa simak hotline https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved