Wanti-wanti Pembangunan Bandara Bali Utara, Koster Tak Ingin Seperti Bandara Kertajati Jabar

Eks Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster mewanti-wanti para pihak soal rencana pembangunan Bandara Bali Utara.

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali
Ilustrasi tempat pembangunan Bandara Bali Utara. Wanti-wanti Pembangunan Bandara Bali Utara, Koster Tak Ingin Seperti Bandara Kertajati Jabar 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Eks Gubernur Bali periode 2018-2023, Wayan Koster mewanti-wanti para pihak soal rencana pembangunan Bandara Bali Utara.

Politikus PDIP itu mengatakan agar jangan sampai Bandara Bali Utara bernasib sama seperti Bandara Kertajati, Jawa Barat.

Meski dikatakan rampung pada 2018 silam, Bandara Kertajati disebut baru beroperasi pada akhir 2023.

Baca juga: Kilas Buleleng: Puri Sejebag Bali Gelar Sembahyang Bersama, Harap Bandara Bali Utara Segera Terwujud

Bahkan, beroperasinya Bandara Kertajati dikatakan belum optimal.

Sebab, baru 3 maskapai yang disebut beroperasi pada bandara itu.

“Tidak seperti Bandara baru di Jawa Barat Kertajati. Sudah selesai 2018, sampai sekarang belum beroperasi optimal. Bahkan baru beroperasi akhir 2023 dan baru 3 maskapai yang menggunakan,” ungkapnya seusai mengisi kuliah umum pada salah satu kampus swasta di Denpasar, Selasa (28/5).

Pun 3 maskapai yang dimaksud Koster juga kerap mengalami kendala tak bisa berangkat lantaran kekurangan penumpang.

Dia berpesan agar jangan sampai pembangunan Bandara Bali Utara yang merupakan investasi besar tersebut tak dapat berfungsi optimal.

“Itu pun (3 maskapai) sering tidak bisa terbang karena kekurangan penumpang. Jangan sampai investasi yang sudah besar, tidak bisa berfungsi optimal karena akses pendukung belum siap,” imbuhnya.

Koster memandang sebelum membangun Bandara Bali Utara, perlu persiapan infrastruktur yang memadai dari kabupaten/kota se-Bali ke titik Bandara.

Apakah aksesnya berupa jalan tol, atau alternatif kereta api.

Semuanya, dikatakan perlu kajian mendalam.

Setelahnya, perlu dilakukan pembebasan lahan untuk akses infrastruktur yang dimaksud.

Dalam pembangunannya, kata Koster, juga perlu membuat banyak jembatan yang disesuaikan dengan kondisi geografis daerah yang bersangkutan.

“Ini memerlukan studinya, untuk aksesnya, paling tidak setahun. Kalau sudah diputuskan, harus pembebasan lahan. Dan medannya, nggak gampang karena daratan Bali ada bukitnya, lembah, ada banyak jembatan yang harus dibangun,” jelasnya.

Baca juga: Puri Sejebag Bali Sembahyang Bersama, Harap Pembangunan Bandara Bali Utara Segera Terwujud

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved