Berita Jembrana
Pemkab Jembrana Rencana Olah Sampah Jadi RDF, Gunung Sampah Bakal Habis Sekitar 5 Tahun
Sampah, terutama sampah plastik yang ada di TPA Peh bakal diolah dengan sebuah mesin pengolahan.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Kondisi TPA Peh di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana kondisinya sangat memprihatinkan, Jumat 31 Mei 2024.
Sebab, dalam satu hari saja, tempat penampungan ini menerima sekitar 60-an ton sampah organik dan anorganik.
Sampah itu berasal dari fasilitas umum dan juga yang dihasilkan masyarakat.
Rencananya, Pemkab Jembrana bakal menerima bantuan alat pengolah sampah dari rekanan untuk menjadi RDF alias keripik sampah plastik.
Baca juga: TPST Kesiman Kertalangu Baru Bisa Kelola 100 Ton Sampah dari Target 450 Ton per Hari
Estimasinya, gunung sampah itu bakal habis dalam jangka waktu 3-5 tahun jika secara konsisten diolah dengan sistem RDF.
Di sisi lain, sampah organik bakal diolah menjadi pupuk untuk selanjutnya didistribusikan.
"Kondisinya (TPA Peh) sudah overload dan sudah tidak bisa lagi menampung sampah," kata Koordinator TPA Peh Jembrana, I Ketut Suardika, Jumat 31 Mei 2024.
Dia menuturkan, ke depannya Pemkab Jembrana berencana mengolah sampah yang ada dengan metode pengolahan menjadi RDF.
Pengolahan tersebut menggunakan sebuah mesin yang disediakan langsung oleh pihak ketiga atau pihak yang bekerjasama dengan pemerintah.
Cara kerjanya, adalah dengan memilah sampah plastik dengan sampah organik terlebih dahulu.
Sampah plastik diolah menjadi RDF kemudian sampah organik diolah menjadi kompos.
Hasil olahan menjadi RDF ini diketahui sebagai bahan pencampur batu bara.
Bahkan, sudah ada tiga off taker yakni tiga pabrik semen yang akan memanfaatkannya.
"Mungkin hari ini mesin pengolahnya datang ke sini (TPA Peh)," sebutnya.
Dengan adanya mesin tersebut, kata dia, akan mampu mengolah sekitar 200 ton sampah per hari.
Sehingga estimasi waktu yang dibutuhkan untuk mengolah dan mengurai gunung sampah yang memiliki tinggi sekitar 40-an meter bakal habis sepenuhnya dalam waktu beberapa tahun.
"Estimasinya sekitar 3-5 tahun gunung sampah ini bakal habis," tandasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa membenarkan rencana pengolah tersebut.
Sampah, terutama sampah plastik yang ada di TPA Peh bakal diolah dengan sebuah mesin pengolahan.
"Namanya mesin pengolahan sampah menjadi RDF. Jadi hasilnya menjadi RDF. Ketika sudah beroperasi akan kami langsung tunjukan cara kerjanya," kata Dewa Ary.
Dia menyebutkan, alat atau mesin pengolah sampah ini bakal disediakan pihak ketiga yang memang sudah bekerjasama dengan Pemkab Jembrana.
"Jumlahnya satu paket. Astungkara segera beroperasi. Kami mohon doa agar bisa berjalan sesuai rencana dan minimal mampu mengatasi persoalan sampah yang terjadi saat ini," tandasnya.
Kumpulan Artikel Jembrana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.