Berita Karangasem

NEKAT Akhiri Hidup karena Asmara, Pacar Mendiang Gede DS Tulis Curhatan Pilu di Akun Medsosnya!

Pelajar asal asal Kecamatan Karangasem berusia 17 tahun itu, ditemukan tewas Jumat (19/4/2024) pukul 03.00 Wita.Tubuhnya tergantung di palang pintu.

|
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Tribun Bali/Dwi S
Ilustrasi mayat - Gede DS nekat akhiri hidup karena masalah asmara. Sempat tulis curhatan pilu di media sosialnya. 

DD SAPU

Ilustrasi mayat - Pelajar asal asal Kecamatan Karangasem berusia 17 tahun itu, ditemukan tewas Jumat (19/4/2024) pukul 03.00 Wita.

Tubuhnya tergantung di palang pintu dapur. Gede DS diduga mengalami depresi karena urusan percintaan.
Ilustrasi mayat - Pelajar asal asal Kecamatan Karangasem berusia 17 tahun itu, ditemukan tewas Jumat (19/4/2024) pukul 03.00 Wita. Tubuhnya tergantung di palang pintu dapur. Gede DS diduga mengalami depresi karena urusan percintaan. (Tribun Bali/Dwi S)

 

Kronologi Ulah pati

Malam itu, orangtua Gede mendengar suara handphone berdering dari kamar anaknya itu. Ponsel Gede berdering berkali-kali. Orangtuanya kemudian memastikan. Saat dilihat ke kamar, ternyata Gede tak ada.

"Awalnya orangtua dengar suara handphone berkali-kali di kamar anaknya. Selanjutnya dicek ke kamar, tapi anaknya tidak ada," ungkap Kasi Humas Polres Karangasem, Iptu Gede Sukadana.

Mulai merasa khawatir, orangtuanya kemudian mencari ke luar rumah. Namun Gede belum juga ditemukan. Mereka kemudian kembali ke rumah karena di luar gelap gulita.

Sesampainya di rumah, mereka melihat lampu dapur dalam kondisi mati. Ini yang membuat perasaan mereka kian tak menentu. Padahal biasanya, lampu di dapur selalu hidup saat malam.

Kedua orangtuanya pun curiga dengan tanda-tanda ini. "Setelah sampai di rumah mereka merasa curiga dengan lampu dapur dalam keadaan mati. Biasanya lampu di dapur hidup malamnya," kata Sukadana.

Ayahnya kemudian melihat ke dapur. Betapa kagetnya, ia menemukan anaknya dalam keadaan tergantung. Ia berteriak histeris memanggil istrinya. Mereka memotong tali yang menjerat leher Gede. Gede diangkat ke kamar dan dibaringkan.

Dalam suasana ini, ayahnya kemudian meminta bantuan kepala dusun. Kabar ini juga diteruskan ke pihak kepolisian. "Orangtuanya menghubungi kepala dusun dan diteruskan ke kepolisian," tambah Sukadana.

Dari pemeriksaan luar, tim medis Puskesmas II Karangasem tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Gede diperkirakan meninggal kurang dari enam jam sebelum ditemukan. Atas kejadian ini, keluarga mencoba mengikhlaskan kematian korban.

"Gede mengakhiri hidup dengan cara gantung diri diduga karena depresi lantaran masalah asmara. Keluarga sudah mengikhlaskan kematian korban dan menolak dilakukan autopsi," demikian kata Sukadana.

Ini adalah kasus ketiga siswa bunuh diri tahun 20024 ini. Semuanya pelajar sekolah menengah atas dan setingkatnya. Kasus pertama terjadi di Kecamatan Bebandem. Seorang siswa menghabisi diri juga diduga karena masalah asmara. Kasus kedua di Kecamatan Manggis. Siswa itu diduga sakit hati karena dimarahi orangtua.

Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Dinas Sosial Karangasem, Ni Nyoman Budiartini mengatakan, bunuh diri yang dilakukan siswa tidak lepas dari kondisi mental yang sedang menghadapi permasalahan.

Untuk menekan kasus bunuh diri, ia mengaku telah melakukan berbagai upaya. Di antaranya menggelar sosialisasi ke sekolah. "Pemerintah sudah melakukan sosialisasi tentang perlindungan perempuan dan anak oleh instansi yang membidangi," katanya. (ful)

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved