Kebakaran di Bali
Kisah Pilu Kakak Beradik asal NTT Jadi Korban Tewas Kebakaran Gudang Gas di Bali, Istri Lagi Hamil
Kedua bersaudara tersebut direncanakan akan dipulangkan oleh kerabat dan dikebumikan di kampung halamannya, NTT.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ady Sucipto
Ketiga korban yang meninggal tersebut di antaranya adalah Purwanto (43) dengan luka bakar 74 persen, Yudis Aldianto (33) dengan luka bakar 88 persen dan Edi Herwanto (40) dengan luka bakar hampir 90 persen.
Sementara untuk pasien sisanya yakni 13 pasien masih dalam masa akut dan mendapatkan perawatan intensif.
Dokter Affan mengatakan, korban kebakaran yang meninggal pertama kali adalah yang datang ke UGD.
Usai kejadian tim medis masih mencoba membantu pasien untuk cairannya dan alat bantu napas di UGD. Lalu pada malam hari korban meninggal kurang lebih sekitar jam 01.00 dini hari.
“Kemudian yang kedua kurang lebih pagi tanggal 10 Juni di ICU kemudian yang ketiga baru tadi (11 Juni 2024) dini hari. Jadi, yang menyebabkan meninggal adalah karena kondisi yang cukup berat dari luka bakarnya. Kami di ICU kalau lebih dari 70 persen itu dihitung dari suhu tubuhnya itu sudah kemungkinan berat dari paru-paru dan jantungnya,” katanya.
RSUP Prof Ngoerah berkapasitas 15 bed untuk luka bakar. Perluasan dan memobilisasi SDM dan alat-alat kesehatan juga telah dilakukan untuk memastikan perawatan pasien yang optimal.
Jadi, hasil akhir perawatan tergantung derajat penyakit dan juga perawatannya.
Dokter Affan mengatakan kejadian kebakaran ini masuk kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah korban jiwanya.
“Kalau kejadiannya kan karena munculnya gas, asap yang banyak sehingga pasien ataupun orang-orang yang ada di sana akan mengirup asap tersebut.
Kejadian ini bersamaan dari kejadian atau kecelakaan yang terjadi pada insiden tertentu. Selain itu mereka juga mengirup gas cukup banyak bersamaan,” katanya.
Kepala Instalasi Rawat Intensif, Dokter Kurniyanta mengatakan, dari 13 pasien tersebut 12 orang di antaranya diberikan alat bantu napas.
Juga diberikan penghilang sakit dan kemudian sedikit obat tidur karena dengan kondisi luka bakar yang begitu luas sehingga menyebabkan pasien merasakan nyeri, gelisah dan sesak.
“Jadi, sengaja kami tidurkan untuk mengurangi beban dari pasien sendiri. Untuk sementara belum (sadar) karena pengaruh obat. Kami sengaja memang untuk menidurkan karena biar optimal jalan napas yang kami berikan karena kami pasang alat yang dihubungkan dengan mesin.Sehingga dia keluar masuk oksigen bisa optimal,” kata dokter Kurniyanta.
Dokter Bedah Plastik RSUP Prof Ngoerah, dokter I Gusti Putu Hendra Sanjaya mengatakan, luka bakar yang diderita 16 pasien korban kebakaran tersebut mulai dari 30 persen hingga 90 persen.
Dia menjelaskan 13 pasien tersebut masih kritis dan masih dilakukan tindakan pemberian nutrisi.
VIRAL Kebakaran KM Budi Jaya 18 K22 Dermaga Barat Pelabuhan Benoa, Terjadi Korsleting Listrik! |
![]() |
---|
UANG Setiawan Rp17 Juta Ikut Hangus, Warung Pasar Mangsul Ludes Terbakar, Kerugian Capai Rp 200 Juta |
![]() |
---|
TOYO Teriak Minta Tolong! Usaha Pemanggangan Ayam di Klungkung Kebakaran |
![]() |
---|
TRAGEDI Kebakaran Apotek BWF Benoa, Diduga Korsleting Listrik, Konsultasi Sementara Lewat Online! |
![]() |
---|
TRAGIS! Sehari Usai Terima Bibit Ayam Boiler di Desa Tusan, Malah Habis Terbakar, Rugi Tembus Rp2 M |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.