Kebakaran di Bali

Kisah Pilu Kakak Beradik asal NTT Jadi Korban Tewas Kebakaran Gudang Gas di Bali, Istri Lagi Hamil

Kedua bersaudara tersebut direncanakan akan dipulangkan oleh kerabat dan dikebumikan di kampung halamannya, NTT.

ISTIMEWA
Kakak beradik korban meninggal dunia akibat Kebakaran LPG 3 Kg pada, Minggu 9 Juni 2024 di Jalan Kargo Taman, Denpasar akan dipulangkan oleh kerabat untuk dimakamkan di Manggarai Barat, NTT.  

Kata Bernat, perusahaan siap memback-up biaya dari rumah sakit sampai kampung halaman. Namun perusahaan hanya mampu menanggung 2 penumpang.

 “Sebagai keluarga kami tidak memaksa tapi ini suara hati kami tetap bertanggung jawab untuk dua mereka yang berdampingi,” paparnya.

Baca juga: TEWAS Sudah 3 Orang, Korban Kebakaran Gudang LPG di Gatsu, Anggota DPR Duga Ada 21 Titik Pengoplos!

 Ketika ditanya apakah perusahaan sempat bertemu pihak keluarga korban, kata Bernat, perwakilan dari perusahaan tempat korban bekerja sudah menemui keluarga korban semalam.

Dan ketika ditanya apakah perusahaan mau memberikan kompensasi atas kejadian ini Bernat mengatakan untuk kompensasi pihaknya dan keluarga korban tidak pernah menuntut.

 “Saya bilang seberapa kemampuan mereka jangan tolak, karena ini bukan kehendak kita ini kecelakaan kerja, syukur perusahan terlibat,” bebernya.

Kata Bernat perusahaan gas tersebut janji memberikan santunan untuk keluarga korban yang akan ditransfer melalui rekening bank.

Petrus Jewarut (Ernus) korban meninggal dunia akibat kebakaran tabung gas elpiji 3 Kg dan meninggalkan satu orang istri yang sedang mengandung anak keduanya.

Serta satu orang anak berusia 3 tahun.

Istri Ernus baru saja pulang ke kampung halamannya dua bulan lalu. Sedangkan adiknya, yakni Robiaprianus Amput belum menikah.

Kata dokter RSUP Ngoerah

Diwartakan sebelumnya, korban meninggal dunia akibat kebakaran di gudang penyimpanan elpiji di Jalan Cargo Taman 1 Denpasar bertambah menjadi tiga orang, Selasa (11/6).

Sementara 13 korban lainnya dalam keadaan kritis terluka bakar akibat kebakaran hebat yang terjadi, Minggu (9/6) pagi tersebut.

Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Prof IGNG Ngoerah, Sanglah, dokter Affan Priyambodo membeberkan RSUP Prof Ngoerah, sejak Minggu (9/6) telah merawat 16 pasien korban luka bakar dengan saat ini dalam perawatan 13 orang.

Sementara 12 orang mendapatkan perawatan dengan dipasang jalan napas dan satu orang tidak.

“Dari 16 tersebut 3 orang sudah meninggal dunia. Pada 10 Juni pukul 01.30 Wita satu orang meninggal, 10 Juni pukul 13.45 Wita orang kedua dan 11 Juni 03.15 Wita orang ketiga,” jelas dokter Affan pada jumpa pers, Selasa (11/6).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved