Berita Bali

Lemhanas RI Gelar Diskusi Dengan Pemprov Bali, Petakan Potensi Laut Untuk Serap Karbon

pemanfaatan OTEC berdampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar di bidang perikanan karena akan memberikan nutrisi pada biota laut

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Diskusi pemetaan potensi laut sebagai penyerap karbon, di Ruang Bappeda Pemerintah Provinsi Bali, pada Rabu 12 Juni 2024 - Lemhanas RI Gelar Diskusi Dengan Pemprov Bali, Petakan Potensi Laut Untuk Serap Karbon 

Reni menyampaikan, perluasan kawasan konservasi perairan dengan target 32,5 juta hektar di tahun 2030.

Karbon biru atau coastal wetland perlu menjadi pertimbangan dalam menghitung keluaran dan serapan emisi gas rumah kaca Indonesia.

Namun demikian, sambungnya, Indonesia belum dapat mengoptimalkan kekuatan Blue Economy untuk kesejahteraan rakyatnya.

Di sisi lain, laporan The World Bank Tahun 2021 menyatakan bahwa Indonesia memiliki 2 tantangan besar dalam kelautannya yaitu pencemaran laut dan overfishing.

Reni menjelaskan, bahwa Indonesia juga mengalami tantangan semakin menipisnya hutan mangrove dan padang lamun sebagai penyerap karbon yang sangat besar.

Di satu sisi terdapat penggunaan secara berlebihan pada hasil perikanan laut Indonesia, di sisi lain terdapat pemanfaatan yang sangat minim terhadap energi terbarukan yang memiliki banyak dampak positif apabila bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin.

"Saat ini Blue Carbon masih belum menjadi perhatian serius pemerintah. Carbon Trading yang sudah dimulai oleh pemerintah RI pada tahun 2023 baru diberlakukan untuk Forest and Other Land Use," jelasnya.

Terkait kondisi di atas, Lemhannas RI, sebagai salah satu think thank Presiden RI Joko Widodo melaksanakan kajian Jangka Panjang tentang “Pemetaan Potensi Laut Indonesia sebagai Penyerap Karbon untuk Pencapaian Target NZE”.

Sementara itu, Asisten Operasi Survei dan Pemetaan Pushidrosal, Laksma TNI Dyan Primana, berharap hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada Presiden RI terkait rumusan strategi kebijakan untuk membangun ekosistem Blue Economy yang terintegrasi dan berkelanjutan.

"Hal ini untuk memitigasi perubahan iklim dan mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim terkemuka di dunia sekaligus untuk mencapai target NZE di Indonesia melalui laut dan sumber daya laut di dalamnya," kata Laksma TNI Dyan. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved