Berita Bali
Peduli Lingkungan, Wisma Gangga Handicraft Olah Karung Tepung Jadi Tas Di Bali
Kisah Pemilik Wisma Gangga Handicraft Agro Samdhyo, Olah Karung Tepung Jadi Tas
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berawal dari hal kecil, suatu saat akan membuahkan hasil yang besar.
Begitu kiranya kata R. Agro Samdhyo pemilik Wisma Gangga Handicraft yang berlokasi di Jalan Tukad Gangga IV, Denpasar, Bali.
Berawal dari tugas kuliah sejak 2013, Dhyo meneruskan usaha tas daur ulang hingga sekarang.
Wisma Gangga Handicraft menjual tas belanja berbahan karung tepung kain, karung tepung kain, karung goni, dan karung plastik kampil.
Baca juga: Kisah Pilu Kakak Beradik asal NTT Jadi Korban Tewas Kebakaran Gudang Gas di Bali, Istri Lagi Hamil
Adapun harga yang dibanderol dari tas tersebut mulai dari Rp 25 ribu - Rp 50 ribu.
“Dulu waktu ospek kuliah, saya disuruh buat tas-tas unik. Daripada saya beli kenapa nggak saya bikin saja dari daur ulang ini, kampil namanya kalau orang Bali sebut,” ucap Dhyo pada Tribun Bali.
Adapun pembuatan tas ini berdasarkan pesanan dari customer.
Selain itu, ia menjual bucket hat atau topi mangkok.
Produksi per bulan 200-300 pcs per bulan. Sehari bisa produksi 10-30 tas barang setelah pandemi ini.
Perbedaan dari UMKM lain, bahan dasar yang digunakan berasal dari Jawa.
Karena ketika kita mencari bungkus karung tepung susah ditemukan di Bali.
“Tidak semua punya kain seperti yang kita pakai. Inilah yang jadi keunikan dari UMKM Wisma Gangga,” tambahnya.
Market dari tas daur ulang ini berasal dari komunitas yoga dan vegan di Tegalalang, Ubud yang sudah beralih ke “Go Green”.
“Bisnis yang baik bukan hanya mengejar profit oriented tapi ada keberlangsungan di dalamnya. Sehingga kita ada tim sendiri untuk menjahit, berbagi rezeki untuk mereka,” tutup Dhyo.(*)

Kumpulan Artikel Denpasar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.