Berita Gianyar

Program Pemilahan Sampah Jadi Persoalan, DPRD Gianyar Minta Jadwal Sampah Residu Ditambah

Kapidada juga meminta bagi desa-desa yang mendapat TPS3R, dan bantuan truk agar lebih mengoptimalkan fasilitas yang dimiliki

tribun bali/i wayan eri gunarta
Suasana jembatan Bona, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Minggu 16 Juni 2024 - Program Pemilahan Sampah Jadi Persoalan, DPRD Gianyar Minta Jadwal Sampah Residu Ditambah 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Program pemilahan sampah dalam menekan volume sampah ke TPA Temesi, Gianyar, Bali, sampai saat ini menjadi persoalan di masyarakat.

Sebab hampir dua bulan kebijakan diterapkan, sampai saat ini masih terlihat sampah yang dibuang ke sungai dan tergeletak di sisi jalan raya.

Anggota DPRD Gianyar dari Partai Gerindra, I Gusti Ngurah Kapidada, Rabu 19 Juni 2024 mengatakan, dalam pengamatannya, ia masih menemukan sampah di Jembatan Bona dan Jalan Raya Gajah Mada Blahbatuh, dan di sejumlah titik di Kota Gianyar.

Karena itu, pihaknya harapkan Pemkab Gianyar tidak setengah-setengah dalam menjalankan kebijakan.

Baca juga: Uji Coba Mesin Pengolah Sampah di TPA Peh Jembrana Akhir Juni 2024, Masih Dalam Tahap Kajian Teknis

"Supaya kebijakan ini tidak menjadi bumerang. Dalam artian, program yang diharapkan menjadikan Gianyar bersih dari sampah dan mengurangi volume sampah di TPA Temesi, justru menjadi penyebab pencemaran lingkungan.

"Sebab sejauh ini masih banyak ditemukan sampah yang dibuang ke sungai dan lahan hijau, serta sampah yang tergeletak di sisi jalan," ujar politikus asal Blahbatuh itu.

Selain pencemaran lingkungan karena pembuangan sampah sembarangan.

Pihaknya juga menemukan saat ini pembakaran sampah kembali masif.

"Pembakaran sampah ini sama saja dengan pencemaran lingkungan, dan dampaknya sangat berbahaya bagi pernapasan," ujarnya.

Kapidada juga meminta bagi desa-desa yang mendapat TPS3R, dan bantuan truk agar lebih mengoptimalkan fasilitas yang dimiliki, dan tidak lagi membuang sampah ke TPA Temesi.

"Kami minta agar dinas mendata desa-desa yang sudah memiliki TPS3R supaya tidak dikasi membuang sampah ke TPA Temesi, dia harus mengelola sendiri sampahnya. Dan, yang boleh membuang sampah ke TPA Temesi hanya yang tidak memiliki TPS3R," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta agar jadwal pembuangan sampah dirombak, yakni jadwal pembuangan sampah residu diperbanyak.

Saat ini, sampah residu hanya dijadwalkan dua hari, yakni Minggu dan Kamis.

Menurut Kapidada hal itu penting, karena sejauh ini volume sampah organik dan non-organik relatif sedikit.

Sebab masyarakat sebagian besar memanfaatkan dua sampah ini.

Yakni non organik dijual ke pengepul dan organik dijadikan pupuk.

"Selama ini masalah terbesar ada di residu, karena itu kami harapkan jadwal pembuangan sampah residu ditambah," ujarnya. (*)

Kumpulan Artikel Gianyar

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved