PPDB 2024

Disdik Buleleng Kembalikan Pendaftar ke Zonasi Asal, SMP Negeri di Kota Kelebihan Pendaftar

SMP N 2 hingga SMP N 5 Singaraja dengan kuota 352, jumlah pendaftarnya mencapai 400 siswa lebih.

Tribun Bali/Dwi S
ilustrasi sekolah smp - SMP Negeri di Kota Kelebihan Pendaftar, Disdik Buleleng Kembalikan Pendaftar ke Zonasi Asal 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sejumlah sekolah jenjang SMP N di Kabupaten Buleleng mengalami kelebihan pendaftar. Sebab kebanyakan pendaftar melalui jalur prestasi.

Pihak Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng menegaskan akan mengembalikan pendaftar sesuai zonasi sekolah di wilayahnya.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika saat ditemui Rabu 10 Juli 2024.

Kata dia, jumlah lulusan SD/MI pada tahun 2024 ini sebanyak 12 ribu anak.

Baca juga: PPDB SD Di Badung, Disdikpora Sebut Ada Penambahan Rombel Pada Sejumlah Sekolah Di Selatan

Sedangkan daya tampung SMP N di Buleleng totalnya sebanyak 11 ribu.

Pihaknya pun tidak menampik ihwal adanya sekolah yang kelebihan peserta didik dan adapula sekolah yang kekurangan peserta didik pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 ini. Seperti di SMP N 3 Sukasada.

Sekolah yang berlokasi di Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada itu tahun ini hanya mendapatkan pendaftar sebanyak 103 anak total daya tampung sebanyak dari 128 pendaftar.

“Padahal jumlah tersebut (daya tampung 128) sudah berkurang satu kelas dari tahun sebelumnya,” ucap dia.

Hal ini justru berbanding terbalik dengan beberapa SMP N di wilayah Kecamatan Buleleng atau Kota Singaraja.

Di mana jumlah pendaftarnya jauh melampaui kuota.

Seperti SMP N 1 Singaraja, dari kuota 352 jumlah pendaftarnya mencapai 539 anak.

Begitupun SMP N 2 hingga SMP N 5 Singaraja dengan kuota 352, jumlah pendaftarnya mencapai 400 siswa lebih.

Menurutnya, hal itu karena adanya persepsi sekolah favorit di masyarakat. Misalnya di SMP N 3 Sukasada, diakui padahal banyak siswa dari Desa Ambengan yang bisa mendaftar di sekolah tersebut.

“Begitupun siswa dari Desa Gitgit tidak mau ke SMP N 3 (Sukasada), maunya ke SMP N 2 Sukasada. Itu yang terjadi di lapangan,” bebernya.

Sedangkan yang terjadi di SMP wilayah kota Singaraja, kelebihan jumlah siswa disebabkan karena kebanyakan siswa mendaftar melalui jalur prestasi.

Yang mana jalur ini memungkinkan dilakukan oleh pendaftar dari luar wilayah zonasi.

Astika mencontohkan yang terjadi di SMP N 1 Singaraja.

Di mana dari 539 pendaftar, 175 di antaranya mendaftar lewat jalur prestasi.

“Ini kan tentu kuota 15 persen dari daya tampungnya tidak mencukupi, pasti ada yang tidak diterima lewat jalur itu. Dan namanya jalur prestasi, berarti bisa diperebutkan dari berbagai wilayah di Buleleng,” ujarnya.

Mengenai solusi dari kelebihan siswa, Astika mengatakan pihaknya akan melakukan distribusi dengan ketentuan anak yang tidak dapat sekolah, disalurkan ke sekolah yang masih kekurangan siswa, sesuai zonanya masing-masing.

“Contoh dari Kecamatan Banjar kembali ke Banjar, Kecamatan Tejakula kembali ke Tejakula, sesuai dengan zonanya. Kalau kita lihat dari daya tampung cukup memadai, dari 12 ribu tamatan SD kemarin, untuk pendidikan SMP cukup,” jelasnya.

Begitupun solusi di SMP N 3 Sukasada. Nantinya juga dilakukan pergeseran pendaftar dari sekolah-sekolah yang kelebihan pendaftar. Sebab penyandang SMP N 3 Sukasada meliputi SMP N 1 Sukasada, SMP N 2 Sukasada, dan SMP N Satap Wanagiri. (mer)

Standar 32 Siswa Per Kelas

Kepala Disdikpora Buleleng, Made Astika menambahkan, sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM), jumlah siswa dalam satu kelas adalah 32 anak.

Sedangkan untuk optimalisasi hanya bisa 1/7 dari jumlah SPM, yakni hanya boleh menambah 4 siswa per kelas.

“Dengan 36 siswa per kelas, kemampuan untuk mendapatkan suasana belajar aman dan nyaman masih memungkinkan,” imbuhnya.

Sedangkan disinggung soal kemungkinan penambahan rombel atau rombongan belajar, Astika mengaku belum terpikirkan hal tersebut.

Pihaknya mengakatan masih melihat perkembangan dulu.

“Kita lihat perkembangan dulu. Karena kalau dilihat dari posisi tadi, distribusi itu kan tidak terlalu urgent untuk tambah rombel,” tandas pejabat asal Desa Banyupoh, Kecamatan Grokgak ini. (mer)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved