Berita Bangli

Beredar Kabar Sulinggih Bangli yang Nikahi Bule Amerika Hanya Layani Prosesi Healing

Beredar Kabar Sulinggih Bangli yang Nikahi Bule Amerika Hanya Layani Prosesi Healing

Penulis: Putu Supartika | Editor: Aloisius H Manggol
Istimewa/Tangkapan Layar Instagram
Ida Pandita Rsi Salahin Sri Laksmi, kembali madiksa menjadi sulinggih. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sosok Komang Widiantari belakangan menjadi sorotan, warga Bangli itu kembali mediksa menjadi sulinggih.

Sebelumnya, Komang Widiantari sempat ngelukar gelung dan menikah dengan bule asal Amerika Serikat.

Tak hanya dirinya, suami bulenya juga ikut mediksa jadi seorang sulinggih.

Baca juga: Pasca Ditinggal Ipat, Rumah Nengah Tamba di Jembrana Digeruduk Massa, Perjuangan Harus Dilanjutkan

Dimana Komang Widiantari menggunakan gelar Ida Pandhita Mpu Budha Maharesi Alit Parama Daksa.

Hal ini pun menjadi ramai mengingat yang bersangkutan sebelumnya telah menjalani prosesi ngelukar gelung, atau memutuskan melepas gelar sulinggih dan menikah.

PHDI Bali pun angkat bicara dan meminta agar gelar sulinggih tak dipakai mainan.

Baca juga: Komang Widiantari Kembali Jadi Sulinggih Setelah Nikahi Bule di Bangli, PHDI Beri Peringatan!

Pengurus PHDI Provinsi Bali Bidang Agama, Jero Mangku I Kadek Haryanta S.sos. H. M. Fill H. menyayangkan hal tersebut. 


Sebagai praktisi, ia menilai peristiwa ini mencoreng sesana kawikon atau tatanan seorang sulinggih


“Kami belum temukan literatur yang membenarkan hal ini. Betul, bahwa siapa saja dapat menjadi sulinggih setelah melalui proses sesuai aturan agama dan negara. Tapi secara sosial, tentu ini tidak dibenarkan. Gelar sulinggih jangan dipakai main-main,” ungkapnya Sabtu, 13 Juli 2024. 


Bersama pengurus PHDI Bali, ia berupaya menggali informasi yang valid tentang fenomena ini. 


Terkait administrasikesulinggihan, ia menyebut PHDI adalah sebagai pelaksana dari keputusan nabe dan sisya. 


Pada posisi ini, penanggungjawab tetaplah nabe yang memberi gelar sulinggih


Terkait polemik yang terjadi, ia terus memberi penjelasan kepada umat tentang aturan dan literatur tentang kesulinggihan. 


Hal ini penting, karena fenomena ini tidak saja menjadi sorotan umat Hindu, bahkan dunia.


“Kami tidak melarang siapapun untuk menjadi sulinggih. Ini adalah jalan bhakti yang mulia. Namun, ada etika sosial yang harus dijaga agar niat baik menjadi sulinggih tidak keliru,” tutur lelaki yang akrab dikenal Jero Mangku Maospait.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved